Kalau Eksekutif Muda Masih Ngompol

MATRANEWS.id — Jarum jam dinding di kamar tidur berukuran 4×5 meter persegi itu menunjuk angka 5.

Udara sejuk dari pendingin ruangan membuat Baldy agak malas untuk bangun, pagi itu.

Biasanya di hari libur, karyawan sebuah bank swasta di Jakarta itu enggan untuk beranjak dari tempat tidur, dan ingin menambah kepulasan tidurnya.

Namun, pagi itu ia terbangun agak kaget.

Tangannya meraba kasur dan guling ia peluk semalaman. Ternyata kedua benda itu basah. Cukup luas “luberan” basah di kasurnya. Padahal, semalam tak hujan. Ia pun memerikas celana panjangnya. Duh, ternyata basah juga.

Dia mulanya berpikir habis “mimpi basah”. Tapi, dugaan itu buru-buru ia tepis. Lelaki 28 tahun yang baru memasuki dunia kerja di perbankan ini tidak yakin tumpahan mimpi basahnya sebanyak ini.

“Rupanya aku semalam ngompol,” tutur Badly tertawa sambil menutup wajahnya dengan tangannya, kepada MatraNews.

Kok, bisa? “Itu dia, akhirnya aku cari tahu di internet, memang ngompol ternyata nggak cuma anak kecil saja. Buktinya, aku segede ini masih bisa ngompol,” tambah pria ini sambil tertawa lepas.

Waspadai Penyebabnya

Dan betul, seperti dilansir Health Line, ngompol tidak hanya dialami oleh anak kecil, namun orang dewasa pun bias mengalami. Ada beberapa penyebab orang dewasa masih ngompol.

Pertama, stres. Para pakar kesehatan menduga bahwa faktor stres merupakan salah satu penyebab sering ngompol yang masih dialami oleh orang dewasa. Adanya masalah di kantor, perceraian, dan hal-hal kurang mengenakkan lainnya yang mengganggu pikiran, bisa dengan mudah membuat anak stres hingga sulit mengontrol keinginan buang air kecilnya.

“Mungkin gue ngompol, karena stres pekerja di kantor. Maklum, karyawan baru. Banyak ditekan sana-sini, target ini itu sama atasan,” kata Baldy.

Kedua, kandung kemih bermasalah. Ada sebagian remaja yang memiliki kandung kemih dengan ukuran kecil sehingga sering kesulitan untuk menahan buang air kecil terlalu lama. Kondisi ini menjadi lebih sulit ketika mereka sedang tidur.

Akhirnya, otot-otot yang menegang di sekitar kandung kemih sulit bertahan lebih lama, kemudian urin keluar dengan sendirinya tanpa disadari (nocturnal enuresis).

Ketiga, mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur adalah masalah selama tidur yang secara langsung dapat berpengaruh pada kenyamanan tidur seseorang. Ada berbagai jenis gangguan tidur yang sering terjadi, seperti insomnia, sleep apnea, restless legs syndrome (RLS), parasomnia, dan lain sebagainya.

Hal ini tentu akan merenggut jam tidur optimal remaja, sehingga membuat mereka sulit bangun dan tersadar bila nantinya ingin buang air kecil. Tanpa diduga, kencing saat tidur akan menjadi pilihan karena sudah kebelet, tapi masih sangat mengantuk untuk beranjak dari kasur.

Keempat, pola tidur kacau. Kurang mendapatkan waktu tidur yang cukup, tidak tidur siang, tidur terlalu malam, atau bangun terlalu cepat, kadang menjadi masalah mengapa pola tidur anak berantakan.

Kacaunya pola tidur pada anak ini dipercaya dapat mengganggu kerja otak, yang kemudian menyulitkan proses komunikasi antara otak dengan organ-organ tubuh lainnya. Termasuk pada proses penghantaran sinyal tanda ingin buang air kecil dari kandung kemih.

Kelima, terlalu banyak minum. Minum terlalu banyak cairan, khususnya di malam hari, bisa memperbesar peluang remaja untuk mengompol saat tidur.

Ini karena asupan cairan dalam jumlah banyak dapat meningkatkan jumlah urin yang nantinya dihasilkan oleh ginjal.

Itu sebabnya, ada banyak jumlah cairan yang ditampung oleh kandung kemih semalaman.

Keenam, ketidakseimbangan hormon. Hormon antidiuretik (ADH) bertugas di malam hari untuk memperlambat produksi urin.

Sayangnya, ada beberapa orang yang kekurangan hormon ADH di dalam tubuh. Akibatnya, mengompol di tempat tidur tidak terhindarkan karena kesulitan dalam menahan jumlah urin di dalam kandung kemih.

Bagaimana dengan Anda, pernahkah mengalami? Silakan cek penyebabnya dari keenam masalah di atas.

#A. Kholis

Tinggalkan Balasan