Kolom  

Adolf Merckle dan Duka Orang Kaya

Suatu pagi yang fana
Duka  bertahta
Bermula dari kata
Yang menetes air mata
Ialah suatu pagi
Di tahun 2009 yang perih
Di musim salju yang tinggi
Di Dresden yang sunyi
Tertulis satu kalimat sedih
Dalam surat yang lirih
“Istriku, maafkan aku”
Sang istri terpana
Kepada diri, ia bertanya
Suamiku, ada apa?
Setiap huruf di surat itu
Mengabarkan rasa pilu
Air mata menggenang di situ
Siapa yang menduga
Sang suami menyimpan rencana
Ditunggunya itu kereta
Dan ia meloncat segera
Bumi terpana
Berita menyebar ke dunia
Kisah orang terkaya
Bunuh diri di kereta
Adolf Merckle namanya (1)
Ia suami yang setia
Taat pula beragama
Puluhan trilyun hartanya
Di Jerman, ia terkaya
Di dunia, ia ternama
Duhai heboh sekali
Orang terkaya bunuh diri
Mengapa?
Duhai, ada yang tak bisa dibeli
Walau uang banyak sekali
-000-
Oh penguasa semesta
Apakah akar derita?
Dimanakah rahasia bahagia?
Lama terdiam Sidarta
Ia renungkan itu peristiwa
Orang terkaya dikalahkan duka
Ada yang tak dimengerti
Walau harta membumbung tinggi
Orang terkaya tak mau hidup lagi
Bergegas Sidarta
Dikumpulkan semua anaknya
Lugu masih remaja
Harus mengerti ini rahasia
Anak-anakku, ujar Sidarta
Ketahuilah sejenis duka
Ialah duka orang kaya
Berlimpah punya harta
Kadang lupa mencari makna
Ada yang tak bisa dibeli
Walau harta sepeti
Ada yang tak bisa dibayar
Walau uang berkibar
Kita bisa beli istana
Tapi rasa bahagia
Oh belum tentu betah di sana
Kita bisa beli seluruh kota
Tapi rasa bahagia
Oh di sana mungkin tiada
Membeli pengawal kita bisa
Tapi  adakah rasa damai ikut terbeli?
Membeli teman bicara kita bisa
Tali persahabatan ikut terbeli kah?
Jika hati tak bahagia
Jika yang perkasa itu derita
Apalah arti harta yang berlimpah?
Bisa apa kuasa yang perkasa?
Apa guna citra yang ternama?
Anak pertama Sidarta
Balik bertanya
“Ayah, kaya raya itu dosa?
Haruskah kita hindari kaya,
agar pergi itu derita?”
Anak kedua Sidarta
Menggugat serupa
“Ayah, bukankah orang miskin
Lebih punya koleksi duka?”
Menjawab Sidarta
Anak-anakku dengarkan ini rahasia
Kalian boleh kaya raya
Tapi derita lebih perkasa
Harta semata
Kalah oleh raksasa Duka
Temukan kunci di hatimu
Dengar jawaban kalbu
Lalu siapa yang bisa kalahkan Duka, Ayah?
Kembali anaknya bertanya
Siapa yang lebih perkasa dari Duka?
-000-
Sidartapun berkisah
Tentang pohon gaib di kalbu
Oh satu satunya di alam semesta
Yang lebih perkasa dibanding duka
Akar pohon gaib itu
Sudah tumbuh di hatimu, anakku
Rawatlah ia agar rimbun
Namun pohon hanya tumbuh
Hanya oleh sejenis pupuk
Carilah pupuk itu
Dari dulu
Sejarah bergerak
Anak anak Adam mencari pupuk
Tumbuhkan pohon gaib
Untuk kalahkan Duka
Tapi Duka
Tetap bertahta
Pada hati tanpa cinta
***
1. Luas diberitakan, salah satu orang terkaya di Jerman, Adolf Merckle bunuh diri, menabrakkan dirinya ke kereta yang berjalan kencang
www.reuters.com › us-merckle-sbGerman tycoon Adolf Merckle commits suicide | Reuters
Jan 2021 – (Edisi Revisi Puisi 2017)

Tinggalkan Balasan