Menko Perek Soroti Penerapan PPKM Provinsi Sumatera Utara, Kenapa?

Perkembangan inflasi di Provinsi Sumatera Utara selama tiga tahun terakhir selalu terjaga di kisaran sasaran. Namun, di masa pandemi tingkat inflasi tersebut mengalami tren penurunan, sejalan dengan tingkat permintaan yang relatif belum kuat.

Pada Agustus 2021, Provinsi Sumatera Utara mengalami deflasi sebesar -0,08% (mtm) yang terdorong dari komponen makanan minuman dan tembakau, utamanya karena deflasi pada komoditas hortikultura yang mulai memasuki masa panen.

“Dengan keberhasilannya menjaga inflasi daerah, Provinsi Sumatera Utara menjadi peraih penghargaan sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Terbaik untuk Wilayah Sumatera,” kata Menko Airlangga sekaligus mengingatkan penanganan kasus aktif dan akselerasi vaksinasi perlu mendapat perhatian lebih dalam penerapan PPKM.

Provinsi Sumatera Utara, menjadi bagian dari perjalanan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Turut hadir dalam rangkaian agenda kunjungan tersebut Menteri Keuangan, Kepala BPKP, Kepala Bareskrim POLRI, Gubernur dan Wakil Gubernur serta Forkompimda Sumatera Utara, Ketua Komisi I dan Ketua Komisi II DPR RI, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wali Kota Medan, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta Pimpinan Instansi vertikal yang ada di Sumatera Utara.

Serangkaian agenda kunjungan ke Provinsi Sumatera Utara ditinjau di dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Airlangga juga memimpin Rapat Koordinasi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Forkompimda, serta Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Sumatera Utara mengenai penanganan pandemi Covid-19, di Kota Medan, Kamis (9/09).

Catatannya semacam ini,  pada tanggal 8 September 2021, Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki jumlah Kasus Aktif terbanyak untuk wilayah Luar Jawa-Bali yakni sebanyak 15.685 kasus.

Hingga 8 September 2021, jumlah Kasus Aktif kumulatif terdata sebanyak 99.858 kasus, Tingkat Kesembuhan (RR) sebesar 78.887 kasus (78,9%), dan Tingkat Kematian (CFR) sebanyak 2.477 kasus (2,50%).

Kondisi ini tentunya menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Pusat.

Provinsi Sumatera Utara per 7 September 2021 berada pada Level Asesmen 3.

Hal tersebut berdasarkan tingkat Konfirmasi Kasus yang relatif rendah pada level TK-2, angka Kematian sudah rendah di level TK-1 dan Rawat Inap (BOR) di level TK-3.

Lalu, jumlah Testing di level Sedang dengan positivity rate sebesar 5,89% per minggu, dan Tracing cukup bagus di level Memadai dengan 14,73 rasio Kontak Erat per Kasus Konfirmasi, serta Treatment juga di level Memadai dengan rata-rata BOR mingguan sebesar 30,12%.

Sementara itu, terdapat 3 Kabupaten/Kota yang masih berada di Level 4, yaitu Kab. Pakpak Bharat, Mandailing Natal, dan juga Kota Medan.

Terdapat 7 Kabupaten/Kota (Kab. Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias Barat, Humbang Hasundutan, dan Batu Bara) yang mengalami kenaikan level asesmen situasi dibandingkan dengan 30 Agustus 2021.

“Karena itu, perlu ditingkatkan lagi jumlah Testing agar angka positivity rate tidak terus meninggi, dan juga yang penting harus dipercepat proses vaksinasi untuk semua masyarakat,” ungkap Menko Airlangga.

Target vaksinasi untuk Provinsi Sumatera Utara sebanyak 11.419.559 orang.

Untuk Dosis-1 sudah diberikan kepada 2.724.220 orang (23,86%) dan Dosis-2 kepada 1.655.372 orang (14,50%).

Ada empat daerah yang sudah mencapai target vaksin Dosis-1 di atas 50%, yakni Kab. Pakpak Bharat (80,68%), Samosir (73,12%), Humbang Hasundutan (66,33%), dan Kota Sibolga (55,87%).

Menko Airlangga juga mengingatkan, agar terus menjaga protokol kesehatan walaupun vaksinasi sudah cukup tinggi.

Airlangga melihat pengalaman kasus di Amerika Serikat, Inggris dan Israel yang terjadi peningkatan Kasus Konfirmasi, Perawatan RS, dan Kematian walaupun di negara-negara tersebut vaksinasinya sudah tinggi (cakupan vaksinasi dosis lengkap: Amerika Serikat 52%, Inggris 63%, Israel 63%).

Masih dalam pemaparan Airlangga, untuk fasilitas Isolasi Terpusat, di Provinsi Sumatera Utara telah mempunyai beberapa lokasi yakni di RS Adam Malik, Asrama Haji Medan, dan Rusun Balai PUPR, termasuk juga Isoter Kapal PELNI dengan menggunakan KM Bukit Raya yang berkapasitas 463 tempat tidur.

Dipaparkan, terkait dengan Indeks Mobilitas, jika dibandingkan dengan data 2 minggu lalu (13 Agustus 2021), ada 2 area yang mengalami kenaikan mobilitas dan perlu mendapat perhatian.

Apa itu?

Yaitu Toko Bahan Makanan dan Apotek yang meningkat +22% dan Area Pemukiman yang mengalami kenaikan +7%. Sedangkan, Ritel dan Rekreasi menurun -6%, Taman (-24%), Pusat Transportasi Umum (-28%), serta Tempat Kerja (-19%).

Kondisi perekonomian Provinsi Sumatera Utara, berdasarkan data BPS laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada Kuartal II-2021 yakni 4,95% (YoY).

Dari sisi Lapangan Usaha, share tertinggi adalah sektor Pertanian (21,33%), diikuti Industri (19,3%) dan Perdagangan (6,9%).

Adapun pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Sektor Jasa Keuangan (7,87%), sedangkan yang terendah adalah Jasa Kesehatan (0,50%).

Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicatatkan komponen Impor (24,10%) dan Ekspor (18,89%). Konsumsi Rumah Tangga yang merupakan komponen dengan share terbesar (51,44%) tumbuh di angka 5,14%.

 

 

 

Tinggalkan Balasan