Tokoh  

Basoeki Hadimoeljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI)

Usianya memang tidak muda lagi, tapi penampilannya amat energik.

MATRANEWS.id — Prinsipnya adalah ‘kerja keras, gerak cepat, dan bertindak tepat. Perannya di era Presiden Jokowi yang mengedepankan infrastruktur, menjadikan menteri yang satu ini sangat signifikan.

Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D, kemana-mana, disebut mengimbangi ritme dan stamina kerja Jokowi.

Sama-sama sederhana dengan ambisi yang sangat besar yang diarahkan pada kepentingan organisasi dalam hal ini negara, bangsa, bukan dirinya sendiri.

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 5 November 1954 itu, menjaga target Jokowi untuk menyelesaikan banyak proyek besar.

Misi yang diberikan kepada Basuki pun cukup berat, mengingat pembangunan infrastruktur merupakan salah satu fokus utama pemerintahan Jokowi.

Disebut humble dan tawadhu. Ia dikenal seorang pekerja lapangan dan menguasai medan pekerjaannya karena ia memang betul-betul orang lapangan dan ahli di bidangnya.

Usianya 65 tahun, tak bisa dibilang muda, namun kemampuan fisiknya luar biasa, terbang dari Sabang sampai Merauke saat pelaksanaan proyek bahkan saat peresmian mendampingi Jokowi, dibutuhkan stamina prima.

Basoeki juga bisa diajak Jokowi, seru-seruan naik motor ‘touring’ ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Ia sosok di balik beribu-ribu kilometer jalan baru di Papua, Sumatera, atau di manapun pelosok tanah air. Pos-pos perbatasan megah adalah buah tangannya. Waduk, jembatan dan berbagai proyek infrastruktur vital lainnya, dalam kaitan pembangunan jalan, tidak main-main pekerjaan di tangannya, nilainya ribuan triliun rupiah.

Jokowi, bahkan membanggakan pekerjaan Basuki dan memberikannya julukan Daendels baru.

Daendels merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memimpin pembangunan jalan mulai dari Anyer, Banten hingga Panarukan, Jawa Timur. Julukan Daendles diberikan Jokowi kepada Basuki lantaran ia berhasil mengebut pembangunan jalan tol dari Merak-Banyuwangi atau Tol Trans Jawa.

Suami Kartika Nuraini salah satu menteri kabinet Joko Wiododo dari kalangan birokrat. Mempunyai tiga orang anak, yaitu Dewi Mahamiani perempuan kelahiran 1987, Neil Andika laki-laki kelahiran 1992, dan Dira Mediani perempuan kelahiran 1994 — ketiganya alumni UGM).

Basuki sempat disebut kader satu partai, tapi sejatinya kariernya dihabiskan di instansi PU. Dari sini juga dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan jenjang magister dan doktor di Colorado State University, USA. Pada usia 35 tahun meraih master dan doktornya pada usia 38 tahun.

Mochamad Basoeki Hadimoeljono – nama panjangnya — betul-betul merintis karier dari instansi pekerjaan umum sebagai PNS. Sejak lama ia dipanggil pak Kumis.

Pada usia 41 tahun dia dinobatkan pegawai teladan departemen pekerjaan umum. Berbagai posisi dia duduki. Pada usia 51 tahun, kariernya terus naik, ia menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, lalu menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, dan puncaknya jadi Direktur Jenderal Penataan Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum.

Di luar instansi pekerjaan umum, pada pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Basuki dipercaya juga untuk menjadi tim penanggulangan lumpur Lapindo, Porong, Siodoarjo, Jawa Timur, Rehabilitasi Pasca Tsunami Aceh, Kerawanan Pangan Yahukimo – Papua, dan kerusakan jalan tol Purbaleunyi, Bandung, Jawa Barat.

Banyak tugas lapangan dipercayakan kepada Basuki dan dilalui dengan baik. Tidak heran bila Basuki dikenal benar-benar orang lapangan dan bukan tipe orang di belakang meja. Usianya memang tidak muda lagi, tapi penampilannya amat energik.

Di masa pensiunnya dari PNS, setelah mengabdi 31 tahun lebih, ia diminta presiden terpilih Joko Widodo untuk menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia menjadi orang pertama yang menduduki kementerian baru yang sebelumnya bernama Menteri Pekerjaan Umum.

Berikut cuplikan wawancara yang akan dimuat di majalah MATRA edisi Agustus 2019.


Kalau ditawari jadi Menteri PUPR lagi?

Saya tidak pernah memikirkan soal itu, yang penting sekarang saya kerja dan silaturahim. Setiap habis solat Jumat, saya pasrahkan apa yang saya kerjaan setiap hari dan saya mohon agar ini menjadi bagian ibadah saya kepada Allah.

Benarkah jika tak menjadi menteri, Anda ingin mengajar sekaligus berjualan bakso?

Makanan favorit saya adalah rujak cingur. Cita-cita saya memang ingin menjadi pengajar, sekaligus berdagang bakso.Cukup mengajar satu mata pelajaran saja, agar saya terus mengasah pikiran saya. Dan kenapa jadi penjual bakso, karena saya ini senang ngeladeni wong (melayani orang).

Kabarnya di saat awal menjadi menteri saja, bapak tidak kepikir menjadi menteri?

Ha-ha-ha. Saya tak pernah terpikir menjadi menteri. Kalau jadi dirjen, saya sering bercanda dengan teman, karena memang jabatan tertinggi bagi PNS itu ya eselon 1.

Anda lulusan Geologi, sempat ingin masuk perminyakan?

Ha-ha-ha. Setelah skripsi, ternyata saya tidak bisa hidup di lingkungan perminyakan yang terlalu eksklusif. Jadi saya masuk ke PU saja. Pekerjaanya hampir sama, mengebor air tanah.

Setelah kerja lima tahun di PU, juga sempat mau kerja di sektor minyak?

Ya, sempat ditawari kerja di StanFlex. Teman sudah masuk lebih dulu, kemudian dia telepon saya, “Bas, ini ada penerimaan dan kamu diprioritaskan bisa masuk di sini, kalau kamu mau,” Dan, “Saya hanya bilang terima kasih.”

Loh, ditolak. Memangnya, tawarannya menarik enggak?

Saat itu, gaji di minyak sudah Rp1,5 juta, sedangkan saya calon Pegawai Negeri Sipil hanya Rp60 ribu. Tapi, saya tidak mikir itu. Yang saya pikir, kalau saya di sana dapat gaji besar, tapi saya akan kehilangan komunitas saya.

Saya selalu lebur dengan komunitas saya, saya tidak bisa hidup sendiri. Makanya ketika saya ditempatkan di suatu tempat, lalu saya pindah, itu yang saya pikirkan bukan tempat baru saja, tapi yang saya tinggalkan

Itu yang selalu saya pikirkan. Saya tak pernah berpikir untuk pindah.

Bapak sudah menjadi orang PU ya, bukan bekerja di PU lagi?

Ha-ha-ha. Jadi, sekali saya masuk ke dalam komunitas, saya pasti ingin berada di situ selamanya. Kebetulan, saya mendapatkan pekerjaan yang saya cintai dan itu tidak banyak dijumpai oleh orang lain.

Benarkah Orang PU harus kuat, gempal seperti bapak?

Bisa aeee. Harus kuat, berani, dan berjiwa seni. Kuat karena memang kompeten, berani karena bersih, dan berjiwa seni sehingga memiliki daya improvisasi. Tanpa berjiwa seni maka desain diatas kertas tidak akan bisa tidak bisa terwujud di lapangan.

Untuk teamwork bagaimana?

Sangat penting team work, karena tidak ada pekerjaan di PUPR yang bisa dikerjakan sendiri.

Profesionalitas, yaitu mengetahui secara baik apa yang menjadi tugasnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan, serta tahu persis apa yang harus dikerjakan.

Kalau tidak tahu bilang tidak tahu, jangan sok tahu, itu yang disebut kejujuran profesional.

Itu yang sering Anda sampaikan ke teman-teman?

Iya, kerjakan yang kamu cintai. Kalau tidak ada yang kamu cintai untuk dikerjakan, maka cintailah apa yang sedang kamu kerjakan. Baru mendapatkan kepuasan.

Apa perbedaan ketika Anda menjadi PNS dan menteri?

Saat menjadi Menteri, saya mendudukkan diri sebagai pembantu Presiden. Jadi kalau ditanya visi saya, visi saya adalah visi Presiden, dan misi saya adalah mengimplementasikan visi Presiden itu. Jadi kalau visi Presiden tidak tercapai, yang salah pembantunya, bukan Presidennya.

Benarkah, ketika menjadi menteri, tak lagi punya banyak waktu luang?

Hidup saya mungkin sekarang habis untuk pekerjaan. Rumah, kantor, istana, dan lapangan. Kadang mungkin, orang mengira saya kerja banget, ke sana ke mari, lelah. Padahal, saya kan jalan-jalan setiap hari. Ha-ha-ha.

Masih sempat membaca buku?

Baca buku biasanya kalau sedang di pesawat. Baca yang ringan, semisal buku Solusi JK. Pikiran dan logikabeliau itu menarik. Kadang terbalik dari pikiran orang biasa. Misalnya, dalam kondisi sedang sulit, Pak JK justru menyebut, ini opportunity.

Anda suka membaca kisah-kisah orang sukses?

Ya, banyak biografi dan kisah sukses, kiat dan jatuh bangunnya. Contohnya, di Kementerian PU ada Pak Suyono Sosrodarsono, mantan Menteri PU. Beliau wise betul. Soal ilmu, saya ingin mencontoh beliau.

Sejak menjadi menteri, kesibukan pasti meningkat. Apakah sempat ada keluhan dari keluarga?

Tidak, istri dan anak saya tahu kelakuan bapaknya. Libur tiga hari long weekend saja, saya bingung di rumah. Pasti main ke kantor, minimal membersihkan dan merapikan arsip di kantor.

Apa yang Anda lakukan di waktu senggang dengan keluarga?

Sekarang saya punya dua cucu, jadi sama mereka. Kalau mau menghabiskan waktu dengan keluarga itu paling mengantarkan istri saya ke Pasar Mayestik, beli tekstil, beli bahan.

Kalau makan malam keluarga ya mungkin 2-3 minggu sekali, kalau ada waktu pas dan tidak ada jadwal menemani Presiden ke lapangan, ya di waktu-waktu itu.

Benarkah suka rapat pimpinan dilakukan Sabtu atau Minggu?

Ya, untuk memberi semangat kepada yang bekerja. Di kantor pusat ini, yang bekerja akhir pekan jumlahnya terbatas, tapi yang di lapangan, harus tetap bekerja. Kami,orang-orang PU, sejak dulu memang orang lapangan. Itu natural. Pulang dari kerja lapangan, tidak pernah jam 4-5 sore.

Sejak muda ya memang biasa dijemur” di lapangan?

Ha-ha-ha. Sudah lebih 35 tahun bekerja di PU. Ya, begini ini. Kita Bismillah saja. Kami berusaha bekerja lebih baik. Tantangan pasti ada. Plus minus ada. Sabtu Minggu, misalnya, jarang di rumah. Tapi keluarga sudah memahaminya. Mereka tahu saya.

Mudah-mudahan apa yang kita kerjakan ini ada manfaatnya. Kita bekerja lebih serius dan benar-benar bertanggungjawab. Sebab, banyak yang mendukung, tapi mungkin tidak sedikit yang cemburu.

Mengenai pengawasan proyek. Bagaimana mekanisme kerja Inspektur Jenderal di Kementerian ini?

Untuk proses tender, kami ikut LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), yang sistemnya nasional. Dan saat lelang, proses pendampingan oleh TP4 (Tim Pengawalan, Pengamanan, Pemerintahan dan Pembangunan), dimana di dalamnya ada aparat Kejaksaan dan BPKP.

Benarkah, ketika proyek berjalan, paling berat adalah pengawasan?

Benar. Apalagi, Presiden selalu menekankan pentingnya kualitas pekerjaan. Untuk itu, kami dibantu beberapa tim yang terus berkeliling untuk mengecek dan meningkatkan kualitas pekerjaan.

Bagaimana menghadapi orang-orang atau wakil rakyat yang mungkin menitip program atau usulan membangun infrastruktur di daerah tertentu?

Itu mungkin terkait programing. Kami punya mekanisme. Ada semacam konsultasi regional sebelum Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional, baik di wilayah barat maupun wilayah timur. Kami mengundang Kepala Bappeda, Kadis PU Provinsi dan lainnya, untuk mensinkronkan program.

Sumber-sumber program memang beragam, namun utamanya dari RPJMN dan Renstra PUPR. Bisa dari perintah Presiden berdasarkan hasil kunjungan kerja, atau hasil kunjungan kerja Menteri dan Dirjen, atau dari DPR hasil reses di daerah.

Usulan DPR bukan individual tapi harus melalui poksi (kelompok fraksi). Semua usulan ini dirangkum, dan ada tim review. Nantinya, dievaluasi, apakah usulan itu masuk ke tupoksi nasional dan diteruskan sebagai program APBN. Atau masuk ke program daerah diusulkan melalui DAK. Tidak semua usulan program bisa masuk.

Juga harus mempertimbangkan urgensi dan kesiapan anggarannya. Sebelum final, di DPR melalui proses diskusi di Rapat Kerja antara Komisi dan Menteri terkait. Lalu didetailkan di Rapat Dengar Pendapat antara Komisi dengan eselon satu.

Apakah ada oknum yang mencoba mengajak main-main anggaran?

Sama saya, tidak ada. Pembahasan APBN dengan komisi di DPR RI fokus pada program pembangunan saja dan tidak sampai membahas satuan tiga.

Kasus di Kementerian PUPR yang sempat digeledah KPK?

Ya sedih dan terpukul. Kementerian PUPR telah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada KPK atas 4 oknum pegawai pada kedua Satker tersebut. Kementerian PUPR menjadikan peristiwa OTT KPK sebagai momentum untuk lebih meningkatkan pengawasan dalam proses pengadaan barang dan jasa yang lebih tertib, profesional, transparan dan akuntabel.

Selain itu, untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara internal maupun eksternal agar tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari.

Dari hasil analisa beberapa penelitian, sebanyak 70 persen penyimpangan terjadi saat tender?

Di situ penyakitnya. Karenanya, proses tender diperkuat dengan Pokja yang isinya anak-anak muda. Saya juga perbantukan Satgas untuk mengawasi.

Saat rapat Satgas pertama, saya ingatkan, hati-hati melaksanakan proyek ini. Tidak boleh ada yang main-main. Kalau ada yang bilang, ini titipin si A, si B, saya tegaskan, engga boleh ada. Saya keras dalam soal ini, karena saya sayang mereka. Saya benar-benar tak mau ada personal interest dan bikin malu.

Kementerian PUPR menjadi salah satu front line untuk menyukseskan program prioritas pemerintahan, dalam bidang infrastruktur. Bagaimana sinergi kerjanya dengan kementerian lain?

Kami punya Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Jadi, wilayah Indonesia ini dibagi 35 kawasan, dan badan ini melakukan kajian di tiap cluster. Butuhnya apa? Jalan, tol, pelabuhan, rusun, air atau waduk, dan seterusnya.

Kerjasama dengan kementerian terkait, misalnya apa?

Dengan Kemenhub, di Tanjung Api-api membuat tol. Dan di Kulonprogo pembangunan bandara. Dengan Kementerian Pariwisata, terkait prioritas 10 destinasi wisata. Di wilayah Danau Toba, dibangun jalan tol Medan-Kualanamu. Nanti diteruskan ke Kisaran-Prapat, lalu ke Samosir.

Dengan Kementerian lain lagi, kebutuhan air bersih untuk rusun, atau cold storage untuk di pelabuhan perikanan.

Salah satu instruksi Presiden, proyek harus melibatkan kontraktor daerah. Bagaimana menjalankan ini, terutama menjaga kualitas dan standarisasinya?

Saat ini, ada sekitar 597 paket pekerjaan kecil yang nilai proyeknya di bawah Rp 50 miliar. Ini tidak boleh diambil oleh pengusaha nasional. Apabila siap, harus menggunakan kontraktor daerah. Atau minimal subkon-nya daeri daerah.

Ini diharapkan menjadi penggerak ekonomi daerah. Kami menetapkan spesifikasi standar dan ada konsultan supervisi yang bertanggungjawab memantau kualitasnya.

Apakah Anda yakin kontraktor di daerah sudah mampu?

Harus bisa. Saya yakin mampu. Kami juga meminta melalui Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia), agar memantau kinerja anggotanya. Kita pernah mengundang Gapensi dan menyampaikan policy dari Presiden. Kalau ada kontraktor yang tidak baik kerjanya, ya Irjen akan turun dan memeriksa. Tidak langsung black-list tapi harus di-riksus dulu.

Menghadapi era kompetisi di MEA, kualitas kerja amat penting. Bagaimana menurut Anda?

Kami punya Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Ini yang bertanggungjawab untuk memantau kinerja kontraktor. Kementerian PUPR, selain sebagai pengguna jasa konstruksi, juga berperan sebagai pembinanya.

Saya ajak teman-teman untuk selalu ingat ini, sehingga tugas kita juga membina swasta. Makanya, mulai tahun lalu, joint operation BUMN dilarang dengan BUMN lagi. Tapi BUMN harus dengan swasta. Ini dalam kaitan melakukan pembinaan jasa konstruksi.

Benarkah. target pemerintah adalah menyelesaikan pembangunan 33 waduk?

Tahun 2015 sudah 13 waduk dibangun. Tahun 2016, ada 8 waduk lagi dibangun.

Untuk program sejuta rumah untuk rakyat, bagaimana?

Dari target 1 juta rumah itu, 667 ribu rumah untuk katagori MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Sedang berjalan terus.

Bagaimana dengan penggusuran rumah Anda di lokasi berada di jalur Tol Becakayu?

Jangan dikira mudah. Anak saya tiga itu, kan dari kecil di situ. Waktu saya kasih tahu ya nangis. Musala nya di situ. Teman-teman kampungnya di situ.

Saya pengalaman tak punya kampung halaman. Karena rumah orang tua saya sudah dijual karena butuh. Karena saya anak delapan orang, lain lain kebutuhannya. Jadi saya nggak punya lagi kampung halaman. Sedih juga.

Anda ragu untuk melanjutkan proyek jalan Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu)?

Tidak. Walau kami sekeluarga tinggal di rumah yang berada di Kalimalang Bekasi Jawa Barat sejak tahun 1990. Bahkan, anak saya menangis saat diberi tahu kabar penggusuran rumah tersebut.

Anda menyebut, tugas Kementerian PUPR ke depan semakin besar?

Tugas tersebut merupakan amanat sekaligus kepercayaan yang diberikan negara kepada Kementerian PUPR untuk dilaksanakan. Pada tahun 2019, Kementerian PUPR mendapatkan tugas tambahan untuk membangun sekolah, sarana olah raga dan pasar.

——————-

Ibadahnya kenceng, termasuk rajin salat tajajjud untuk selalu bermunajat kepada Allah. Dia adalah pejabat yang rendah hati,” demikian romurs yang berkembang.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada tahun 2014. Bila ditotal harganya, koleksi mobil Basuki Hadimuljono sejumlah Rp 428,6 juta.

Ia memiliki Honda Accord lansiran tahun 2006 yang diperolehnya pada tahun 2010. Pada tanggal pelaporan di tahun 2014, mobil ini ditaksir harganya mencapai Rp 295 juta.

Kedua, mobil bergaya hatchback merk Toyota Yaris, tahun pembuatan 2012, yang berasal dari hibah, perolehan tahun 2012. Saat pelaporan harta mobil ini ditaksir harganya Rp 133,6 juta.

——————-


Benarkah sebagai anak ke empat dari delapan bersaudara. Anda disiplin karena menular dari Ayah?

Dipupuk sejak dini, sikap disiplin dari ayah yang berprofesi sebagai anggota TNI Angkatan Darat.

Kalau bekerja, nilai apa yang paling Anda pegang teguh?

Pegangan saya sebagai seorang pekerja itu hanya ada dua hal, yaitu trust (kepercayaan) dan loyalitas. Kalau dapat trust dari atasan maka saya harus loyal, itu tidak ada yang lain. Tugas bawahan hanya bekerja, sama saja kewajiban atasan perhatikan anak buah dan itu adalah hak anak buah untuk diperhatikan.

Saya punya hak untuk minta anak buah bekerja dengan baik. Kalau anak buah sudah mendapatkan perhatian, maka giliran anak buah bekerja dengan baik, itu sama saja. Itu yang selama ini saya pakai. Siapa pun atasan saya, itu sikap saya, loyalitas dan trust.

Ketiga, saya ingin selalu membuat nyaman orang, dan bergaul dengan rasa. Jadi kalau saya berbuat baik kepada seseorang, kemudian orang itu menyelingkuhi saya, itu saya pasti di rumah nangis, sampai tua ini, karena itu tadi saya ikhlas sekali bergaul dengan orang.

Tempat tinggal Anda kecil sering pindah-pindah mengikuti tugas ayah?

Saya menyelesaikan Sekolah Dasar di Palembang, Sumatera Selatan. SMP-nya juga di Palembang, tapi sebelum lulus, harus pindah ke Papua dan menyelesaikannya di sana. Begitu juga dengan SMA-nya, saya menamatkanya tidak di Papua, tetapi di SMA Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur.

Setelah lulus SMA bagaimana?

Kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Mengambil teknik geologi dan meraih gelar insinyur, di usia 25 tahun. Berbekal gelar insinyur ini, saya memilih menjadi pegawai negeri sipil di kementeian pekerjaan umum.

Melanjutkan Magister (S2) dan Doktor (S3) Teknik Sipil di Colorado State University, USA mengambil bidang pengairan?

Alhamdulilah, memperoleh beasiswa S2 dan S3 dari Departemen Pekerjaan Umum, tempat bekerja.

Suka memotret dan fotografi sejak itu?

Ya. Saya suka fotografi, memotret. Dulu saat jadi Kepala Balitbang, saya kursus di Darwis Triyadi, basic, intermediate, sampai advanced. Kumpul dengan anak muda, kami hunting foto, waktu itu ke Babel saja ikut, Gunung Bromo, sampai blusukan di Jakarta.

Sampai sekarang gimana?

Masih suka, apalagi di daerah-daerah yang remote, yang mungkin saya tidak sering kembali.

Saat acara resmi, masih foto-foto juga?

Ya, walau kan harus duduk manis tuh. Nah, kalau bawa kamera itu kan bebas, lari-lari, tidak hanya duduk, tapi kalau dengan kamera saya bebas. Tapi, kadang diusir juga oleh Paspampres. Ha-ha-ha.

Waktu SMA Anda ikut drumband?

Saya pegang tenor. Tapi karena dulu di Jayapura, Kodam punya band, jadi saya sering ikut main. Di UGM, saya main tapi tidak fokus. Saya lebih fokus justru di PU, saat di direktur jenderal.

Di PU, kami main setiap Jumat akhir bulan kalau tidak sibuk, pekerjaan bagus, mood enak, itu pasti setiap Jumat akhir bulan kami latihan. Tapi sebenarnya itu untuk silaturahmi dengan anak muda.

Yang baru Anda dengan Elek Yo Band, beranggotakan para menteri dan pejabat pemerintah ya?.

Sempat manggung di Java Jazz. Kalau soal nama, waktu itu, kami main di salah satu stasiun televisi, terus cari namanya. Saya bilang saja: Elek Yo Band. Artinya silahkan tanya orang Jawa. Ha-ha-ha. Ngeband untuk silaturahmi.

Apa aliran musik dan musisi favorit Anda?

Saya suka Gugun Blues Shelter. Saya kira blues agak selow, sesuai dengan usia, jadi tidak terlalu bagaimana, kan lebih blues rock. Ini untuk maintenance semangat, kalau pop mendayu-dayu itu untuk lain waktu. Kalau di lapangan harus yang seperti ini untuk maintenance mood, ini penting.

——————————-

Sosok ber-zodiac ini Scorpion memiliki rekam jejak yang bersih. Menteri Basuki sering disangka warga biasa ketika berada di tempat umum. Mungkin beberapa orang doang yang ngeh kalau dia itu menteri. Style-nya sebagai seorang pekerja lapangan.

Bisa dibilang, hampir tidak terlihat adanya aksesoris mahal yang menempel di badan pria yang mendapat gelar Master dan Doctor di Amerika Serikat ini. Dia justru kelihatan kayak bapak-bapak pada umumnya.

Basuki yang cukup mengejutkan di Bandung. Dia tertangkap kamera sedang mengenakan baju adat Jawa Barat, sendal, sekaligus menenteng kamera SLR. Rupanya, ia suka menjadi fotografer dadakan di sana.

Dengan kostum itu, dia rela “ndeprok” (duduk di aspal) guna mendapat hasil foto yang bagus. Masyarakat sekitar tampaknya juga gak sadar kalau pak Basuki lagi ‘nyamar’. Pasalnya, Basuki juga mengenakan kacamata hitam, jadi terlihat nyaru dengan masyarakat.

Hanya menaiki motor bebek ketika dirinya memantau pembangunan irigasi di Gorontalo. Dia pun terlihat boncengan, dan uniknya pak Basuki sendiri yang mengemudikan motornya. Akan tetapi, ia selalu dengan kemeja putih dan topi Kementerian PUPR.

Menteri yang juga jago bermain drum ini punya outfit andalan yaitu kemeja putih dan topi PUPR. Kalaupun gak pakai topi, dia biasanya terlihat mengenakan helm proyek. Tapi yang jelas, kemejanya selalu putih.

Pernah sesekali ketika di Ambon, Basuki terlihat mengenakan poloshirt merah dan topi PUPRnya. Dan beberapa kali, dia juga terlihat mengenakan kemeja batik di acara-acara resmi.

Intinya, Basuki gak neko-neko soal baju, yang penting nyaman dipakai kapan saja dan untuk aktivitas apa saja. Orang lapangan tentunya paham soal urusan yang satu ini. Mantan Komisaris PT WIKA ini “gak mentingin gaya”.

Kerja dan produktif, serta mengenakan pakaian yang baik dan benar. Itu sudah cukup. Sebagai seorang pejabat, kesuksesan pak Basuki dalam berkarier juga sangat inspiratif. Basuki memang merintis kariernya di Kementerian PU dari nol hingga jadi menteri. Kalau dihitung-hitung sudah 30 tahun lebih dia merintis kariernya di sana.

Tinggalkan Balasan