Berita  

Bedah Buku Ke-Alhamidiyah-an: Meneladani K.H. Achmad Sjaichu

Bedah Buku Ke-Alhamidiyah-an: Meneladani K.H. Achmad Sjaichu

“Jika Anda bukan anak Raja, maka menulislah agar isi pikiran Anda bisa dikenang orang lain sepanjang masa.” Kalimat petuah ini diungkapkan oleh Tokoh Nasional Dr. (H.C.) H. Lukman Hakim Saifuddin, dalam acara bedah buku bertajuk “Pedoman Memahami Nilai-Nilai Ke-Alhamidiyah-an: Inspirasi Ilmu K.H. Achmad Sjaichu”, di Pesantren Al-Hamidiyah, Kota Depok, Jawa Barat, 18 November 2023.

Lukman Hakim merupakan sosok yang pernah menjadi Menteri Agama di Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama yang saat ini juga sebagai Mustasyar Yayasan Islam Al-Hamidiyah, Depok.

Kalimat ini singkat, tetapi memiliki makna yang dalam. Keteladanan seseorang bisa diabadikan dalam sebuah karya tulis yang bisa dikenang sepenjang masa. Itulah kira-kira maksud yang terkandung pada ungkapan Lukman Hakim saat didaulat menjadi Pembicara Kunci dalam acara bedah buku di pesantren ini.

Petuah penuh makna tersebut seolah mewakili seluruh isi dari buku hasil karya Tim Penulis Pesantren Al-Hamidiyah. Meski tak seluruhnya terungkap, namun buku ini cukup memberikan gambaran keteladanan sosok kyai besar K.H. Achmad Sjaichu. Kiprah seorang ulama kharismatik yang menginspirasi umat Islam.

K.H. Achmad Sjaichu merupakan sosok yang komplit: seorang pendidik, enterpreneur, politisi, dan ulama yang memiliki keilmuan mumpuni.

“Buku ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang sosok kepribadian dan akhlak Pendiri Pesantren Al-Hamidiyah, K.H. Achmad Sjaichu serta peran pentingnya dalam membangun masyarakat Indonesia,” ungkap Lukman Hakim Saifuddin yang juga memberikan kata pengantar dalam buku ini.

Baca juga :  Pesan Penting Prof. Suyatno Untuk PAN Jepara

Menurutnya, buku ini juga sangat bermanfaat bagi pembacanya yang ingin memahami lebih dalam tentang keberadaan dan peran Pesantren Al-Hamidiyah dalam peta pendidikan, dakwah Islam, dan penguatan masyarakat muslim di Indonesia.

Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, Prof. Dr. KH. Oman Fathurahman, M.Hum, mengungkapkan tujuan buku ini disusun agar nilai-nilai yang diwariskan oleh K.H. Achmad Sjaichu dapat diaplikasikan secara relevan di era kekinian.

“Melalui buku ini, kami berharap bahwa kita sebagai generasi yang tidak sezaman dengan Almaghfurlah dapat tetap menyelami serta memahami nilai-nilai yang dirumuskan serta diamalkan di masa lampau untuk diterapkan dan dikembangkan di masa kini dan masa depan yang lebih gemilang,” ungkap Kiai Oman sebagai ketua tim kepenulisan buku, sekaligus pembicara utama dalam acara ini.

Di samping Kiai Oman Fathurahman, buku ini diinisiasi juga oleh sejumlah penulis muda, antara lain Suma Wijaya, Ahmad Ridwan, Fahmi A. Purnoto, M. Abdul Fatah, M. Yunus Priyadi, dan Fathurrochman Karyadi.

Mereka bersama-sama menyumbangkan ide dan kreativitas mereka dalam menyajikan muatan lokal yang sangat relevan untuk seluruh unit pendidikan di lingkungan Yayasan Islam Al-Hamidiyah.

Dalam acara bedah buku ini hadir juga, penulis; dr. Imam Susanto Sjaichu, Sp.BP-RE(K), putra KH. Achmad Sjaichu; Drs. KH. Ahmad Mahfudz Anwar, MA., Dewan Guru; dan Muhamad Soheh, M.Pd, Alumni. Acara dimoderatori oleh Suma Wijaya, M.I.Kom.

Baca juga :  TNI AL Gelar Doa Lintas Agama Untuk Bangsa dan Negara

Harapannya, buku ini mampu tidak hanya menjaga nilai-nilai mulia dari masa lalu, tetapi juga mengintegrasikannya dengan kebutuhan zaman yang terus berkembang. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman bagi karyawan Yayasan Islam Al-Hamidiyah dalam membangun budaya kerja berintegritas, profesional, inovatif, dan bertanggung jawab. Ini sesuai dengan karakter yang tercermin dalam pribadi K.H. Achmad Sjaichu.

Banyak keteladanan yang dapat diambil dari perjalanan hidup Kiai Sjaichu, mulai dari masa santri di Pesantren Al-Hidayat Lasem, perjalanan bisnis sepatu, karier di Nahdlatul Ulama, kepemimpinan di DPR-GR, hingga mendirikan Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Melalui buku ini, pembaca akan mengetahui bagaimana integritas dan perjuangan beliau untuk kita teladani bersama. (Abdul Kholis)

Tinggalkan Balasan