BULOG Siap Edarkan Beras Fortifikasi Untuk Atasi Stunting Di Kalsel

MATRANEWS.id – Semangat Pemerintah untuk menciptakan sumberdaya manusia (SDM) unggul melalui strategi percepatan pencegahan stunting (anak kerdil) dan program percepatan perbaikan gizi masyarakat, mendapat dukungan penuh dari Perum BULOG Kanwil Kalimantan Selatan.

Dukungan diberikan melalui penyediaan pangan yang sehat dan bermutu yaitu beras berfortifikasi sebagai inovasi beras sehat (healthy rice). Beras fortifikasi tersebut diperkenalkan langsung oleh Pimpinan Wilayah BULOG Kalsel, Arif Mandu kepada seluruh awak media yang bertempat di Kanwil BULOG Kalsel.

“Saat ini sudah dikirimkan satu kontainer beras jenis fortivit sebanyak 15 ton beras ke Kalimantan Selatan,” Arif Mandu kepada awak media.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis dalam waktu cukup lama. Dari hasil Riskesdas 2018 terlihat tantangan percepatan pencegahan stunting masih cukup besar, diantaranya prevalensi (jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit) balita stunting adalah 30,8% dan baduta stunting adalah 29,9%.

“Percepatan penurunan stunting dapat dilakukan dengan mengatasi masalah yang diderita ibu hamil dan balita serta menurunkan proporsi anemia pada ibu hamil yang berdampak dalam peningkatan risiko kematian ibu, penurunan gairah belajar dan kecerdasan serta produktifitas kerja Kemenkes,” papar Arif.

Arif menyampaikan, sebagai wujud nyata dukungan BULOG dalam intervensi gizi sensitif untuk percepatan pencegahan stunting, adalah dengan merilis beras fortifikasi. Ini merupakan beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zinc.

“Beras fortifikasi diharapkan dapat menjadi solusi mengurangi serta menangani prevalensi stunting di Indonesia. Dengan mengkonsumsi beras fortifikasi diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif dan berdaya saing tinggi,” ujar Arif.

Berbicara fortifikasi pangan di Indonesia bukan hal yang baru. Pada 1986, Pemerintah melalui Kemenkes telah berhasil mengatasi masalah penyakit gondok melalui kebijakan yang mewajibkan fortifikasi garam dengan Iodium.

Pada 2003, Pemerintah juga telah mewajibkan fortifikasi Tepung Terigu dengan enam jenis vitamin dan mineral. Fortifikasi minyak goreng dengan Vitamin A juga sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu dan sedang dalam proses untuk diwajibkan.

“Oleh karena itu, terkait dengan tugas BULOG untuk mendukung program Pemerintah dalam intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses pangan bergizi, BULOG telah berinovasi dengan menyiapkan beras fortifikasi. Salah satunya dapat disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah dengan harapan dapat semakin berdaya ungkit untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat,” pungkas Arif. (Abdul Kholis)

Tinggalkan Balasan