IT, Kolom  

Catatan Pinggir Ardi Sutedja: Siapkah Kita Menghadapi Ancaman Siber Yang Semakin Kompleks dan Senyap?

Pendiri Perkumpulan Profesi Terdaftar, Indonesia Cyber Security Forum (ICSF)

Catatan Pinggir Ardi Sutedja: Siapkah Kita Menghadapi Ancaman Siber Yang Semakin Kompleks dan Senyap?

MATRANEWS.id SIAPKAH KITA MENGHADAPI ANCAMAN SIBER YANG SEMAKIN KOMPLEKS DAN SENYAP?

Oleh: ARDI SUTEDJA K.

Kelompok kriminal siber dan jaringan spionase internasional terus memperlihatkan perkembangan yang semakin kompleks, hingga memungkinkan mereka beroperasi tanpa terdeteksi selama bertahun-tahun, bahkan di tengah pesatnya evolusi teknologi pengamanan modern.

Aktivitas semacam ini tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, tetapi juga berdampak langsung pada aspek keamanan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam era transformasi digital yang terus meluas, sektor yang menjadi target ancaman siber semakin bervariasi. Peretas tidak lagi hanya menyusun strateginya untuk menyerang individu tertentu atau korporasi semata, tetapi juga mengarahkan serangannya kepada institusi pemerintahan dan infrastruktur kritis.

Kerusakan yang ditimbulkan dapat berakibat fatal, seperti menghentikan operasional sistem keuangan, mengacaukan distribusi energi, atau bahkan melumpuhkan layanan transportasi publik yang krusial bagi masyarakat.

Lebih dari sekadar ancaman teknologi, risiko ini telah menjelma menjadi ancaman multidimensi yang menguji ketahanan suatu negara, baik dari segi finansial maupun stabilitas sosial.

Salah satu dampak serius yang terus mencuat dari aktivitas kejahatan siber ialah kerugian ekonomi dalam jumlah yang sangat besar.

Laporan dari Cybersecurity Ventures mengindikasikan bahwa total kerugian global akibat kejahatan siber mencapai angka mengejutkan sebesar 6 triliun dolar Amerika pada tahun 2021.

Kerugian ini tidak hanya mencakup biaya rekonstruksi dan pemulihan sistem, tetapi juga beban dari sisi pengelolaan
konsekuensi hukum, administrasi perusahaan, serta mitigasi kerusakan reputasi yang dialami
oleh pihak terkait.

Baca juga :  Kapolri: Saya Lebih Senang Membaca Media Cetak Karena Lebih Humanis

Tidak berhenti di situ, pelanggaran terhadap privasi individu melalui penyalahgunaan data pribadi dan infiltrasi sistem penting yang dikelola pemerintah turut memperbesar kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi.

Mengatasi ancaman yang semakin berkembang dan sering kali terjadi secara lintas entitas ini membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak.

Pemerintah memiliki peran kunci dalam memperketat aturan regulasi demi menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.

Langkah seperti memberlakukan hukuman yang serius bagi pelaku serangan siber serta merangkul kerjasama internasional menjadi keniscayaan di tengah sifat kejahatan dunia maya yang bersifat lintas batas negara.

Selain itu, peningkatan kemampuan digital lewat campur tangan pemerintah memberikan ruang bagi pelaku bisnis untuk tetap relevan dalam merespons model ancaman terbaru.

Di sisi lain, perusahaan wajib mengambil inisiatif strategis untuk memperkuat ketahanan teknologi dan sistem mereka dengan meningkatkan belanja pada kemampuan pertahanan siber serta menyelenggarakan pelatihan komprehensif guna meningkatkan kesiapan para karyawannya dalam menghadapi ancaman yang terus muncul.

Adapun individu atau masyarakat luas juga tak luput dari tanggung jawab.

Dalam kehidupan digital yang tak lagi terpisahkan dari keseharian, kesadaran masyarakat dalam hal melindungi
dan menjaga aktivitas serta data pribadinya patut ditingkatkan melalui berbagai langkah preventif.

Penggunaan perangkat lunak yang aman, mengenkripsi data pribadi, dan waspada terhadap penipuan berbasis rekayasa sosial (social engineering) adalah beberapa langkah sederhana yang mampu menekan kerugian akibat serangan siber.

Baca juga :  A Frozen Nightly Frozen, A True Story

Upaya kecil ini, jika dilakukan secara masif, dapat memperkuat daya tahan ekosistem digital secara kolektif dan
berkontribusi pada kestabilan keamanan dunia maya.

Di tengah kondisi ini, kebutuhan akan kolaborasi semakin relevan. Tidak mungkin bagi satu pihak saja untuk mampu mengatasi ancaman siber modern yang berbentuk dinamis dan terus-menerus berubah.

Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, hingga lapisan masyarakat untuk bersatu dalam menghadirkan lingkungan digital yang lebih aman, andal, dan tahan terhadap ancaman besar.

Hanya dengan berkomitmen secara bersama-sama untukmengedepankan langkah-langkah pencegahan serta respons terhadap serangan siber yang adaptif, dunia dapat berharap bahwa transformasi digital tidak menjelma menjadi lahan konflik berteknologi tinggi, melainkan sarana kemajuan yang memberikan manfaat bagi
seluruh manusia tanpa mengurangi faktor keamanan dan kenyamanan di dalamnya.

  • © All Rights Reserved

#Ardi Sutedja K., adalah pemerhati dan praktisi keamanan dan ketahanan siber yang telah
berpengalaman dan bergiat lebih dari 30 tahun di dalam industri keamanan dan ketahanan
siber baik di dalam maupun luar negeri.

Beliau juga adalah ketua dan salah satu pendiri perkumpulan profesi terdaftar, Indonesia Cyber Security Forum (ICSF). Email: chairman@icsf.or.id

sumber: https://www.hariankami.com/profile-kami/23614336903/kolomardi-sutedja-k-pemerhati-dan-praktisi-keamanan-dan-ketahanan-siber