Christianto Wibiosono Meninggal Dunia

Segenap kru majalah MATRA dan majalah eksekutif mengucapkan turut berduka cita, atas meninggalnya tokoh Angkatan 66, Christianto Wibisono (CW).  Sosok yang memiliki visi besar terhadap bangsa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Christianto Wibisono adalah ahli ekonomi politik, yang sangat rajin menulis  buku dan dan cukup kritis menuangkan tulisan berbagai artikel di media massa.

Dikenal sebagai pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) pada 1980. Awal kariernya adalah menjadi penulis di suratkabar yang diterbitkan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) bernama Harian KAMI yang terbit perdana 18 Juni 1966.

Pada 1971, bersama Goenawan Muhammad, ia juga turut menjadi pendiri mingguan Ekspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah Tempo pada 1974.

Ia kembali ke kampus menyelesaikan studi S2 di FISIP UI pada 1978. Menjadi Asisten Pribadi Wapres Adam Malik 1978-1983 khusus masalah Dialog Utara Selatan, ketika Adam Malik menjadi anggota Komisi Utara Selatan diketuai mantan kanselir Jerman Willy Brandt.

Pada Kerusuhan Mei 1998, rumah putrinya Jasmine Wibisono di Pantai Indah Kapuk adalah 1 dari 80 rumah yang dibakar dan 500 yang dijarah.

‘Hijrah’ ke luar negeri, meninggalkan Indonesia pada 1998 sebagai lobbyist kepentingan Indonesia di Washington DC memantau percaturan diplomasi global di Kongres AS pada Juni 2011 batal masuk reshuffle Kabinet Persatuan Nasional Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada 2006, Ia kembali ke Indonesia menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007-2010).

Aktif sebagai Ketua Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia yang menulis kajian Menuju Presiden ke-7 dan Anatomi Presiden ke-7. Terakhir sebelum meninggal, ia merampungkan buku berjudul “Kencan dengan Kamr” serta “Kencan Dinasti Menteng”

Dalam tulisan Sjahrir (Pakar Ekonomi, Kebijakan Ekonomi dan  Ekonomi Politik, 1994) CW diakui termasuk ke dalam 25 pakar ekonomi papan atas papan atas politik pada masa Orde baru.

Kala itu, seangkatan juga dengan Soemitro Djojohadikusumo, Sjahrir,  Sarbini SUmawinata, Suhadi Mangku Suwondo, Hadi Soesastro, Pande Raja  Silalahi, Soeharsono Sagir, Rijanto, Dawam Rahardjo, Hartojo  Wignyowiyoto, Nurimansjah Hasibuan, The Kian Wie, Frans Seda.

Pakar ekonomi lainnya yang masih sehat, teman Christianto Wibisono adalah Rizal Ramli,  Marie Pangestu, Djisman Simanjuntak.

Kolumnis di MATRA dan majalah Eksekutif disebut ekonom atau bahkan disebut think Tank tersebut dan berperan sebagai analis bidang bisnis. Meskipun lulus dari Fakultas Ilmu Sosial Politik UI, bukan  fakultas ekonomi.

Lewat lembaga think thank  Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Christianto Wibisono  menyediakan data-data bisnis, tetapin juga aktif menggelar seminar yang  berbobot dengan uraian data-data bisnis yang kuantitatif dan analisa  ekonomi politik tentang lingkungan bisnis Indonesia, yang kompleks dan bahkan terkandung misteri, yang sulit ditebak.

Di era Presiden SBY, Christianto Wibisono dan Didiek Rahbini menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional, wing yang diangkat presiden untuk memberikan saran dan nasehat kebijakan bidang  ekonomi.

Tokoh ini sepanjang hidupnya terus produktif dan tak kenal lelah mendedikasikan dirinya sebagai cendikiawan. Pemikir dan terus menulis  buku dengan analisis yang tajam. Tuhan memanggil Christianto Wibisono, di usia 76 tahun, tepat sehari menjelang ulang tahun ke-50 perkawinan.

baca juga: Riwayat Pers Indonesia

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan