dr Raisa: Mari Putus Rantai Penularan COVID-19 Dalam Keluarga

Keluarga merupakan institusi terpenting di elemen masyarakat dalam memerangi Virus Covid-19. Di dalam keluarga, kita saling berbagi pengetahuan, mengekspresikan kasih sayang dan perhatian, serta saling mengingatkan terhadap efek buruk Virus Covid-19.

Sayang sekali, di kluster insitusi terkecil bernama “keluarga” ini pula, penularan kerap terjadi. Untuk itu, pemerintah susun protokol kesehatan khusus cegah klaster keluarga.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr Reisa Brotoasmoro menyampaikan empatĀ hal.

Pertama, protokol kesehatan keluarga secara umum. Seperti, cara pemakaian masker dengan benar, cara melindungi anggota keluarga yang rentan atau berisiko tinggi.

Kedua, protokol kesehatan ketika ada anggota keluarga yang terpapar. Jika terjadi, pihak mana yang harus dihubungi untuk mendapatkan pertolongan segera, bagaimana proses karantina, atau isolasi mandirinya.

Ketiga, protokol kesehatan keluarga ketika beraktivitas di luar rumah. “Nah ini penting. Cara membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Memastikan kita tidak membawa pulang virus masuk ke dalam rumah, dari pakaian ataupun barang-barang bawaan kita,” lanjut Reisa.

Keempat, protokol kesehatan di lingkungan sekitar tempat tinggal, ketika ada warga yang terpapar. Bagaimana tanggungjawab sosial sebagai anggota masyarakat, dil ingkungan rumah juga penting.

Dari mulai menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan tidak memberikan stigma negatif kepada tetangga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Protokol ini dijelaskan Reisa untuk menekan penularan COVID-19 di lingkungan klaster keluarga yang sangat tinggi. Karena potensi tinggi penularan klaster keluarga bisa datang dari orang terdekat yang menjadi carrier atau pembawa virus.

Penularan dari orang terdekat ini bisa berakibat fatal bagi anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.

Pemerintah pun katanya berkomitmen untuk mengawal implementasi protokol kesehatan keluarga dengan kolaborasi dan sinergi antar kementerian/lembaga terus dilakukan memastikan dukungan kesehatan sekaligus menguatkan ekonomi keluarga di masa pandemi.

“Sementara peran kita tetap disiplin protokol kesehatan di manapun dan kapanpun. Mari putus rantai penularan COVID-19 di dalam keluarga. Mari kita bekerjasama, kolaborasi, gotong royong antara pemerintah dan masyarakat,” pesan Reisa.

Bagaimana jika anak kecil itu kan susah kalau pakai masker?

Ya, harus diawasi. Main ketemu temennya siapa saja? Mau ke mana. Temannya berisiko, suka ngelayab, atau suka ke mana-mana enggak?

Kedua, usahakan rajin untuk menyemprotkan disinfektan di rumah setiap kali ada tamu dari luar. Hal ini penting untuk memastikan agar keluarga benar-benar aman dari Covid-19.

Selain menggunakan masker, penularan Covid-19 juga dilakukan dengan menjaga jarak dari orang lain dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

Hindari kerumunan baik di dalam maupun di luar rumah bersama dengan orang lain.

Pengurangan risiko tertular Covid-19 juga bisa melalui peningkatan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui konsumsi makanan bergizi seimbang.

Kita perlu olahraga fisik minimal 30 menit sehari, istirahat cukup, mengelola stres, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, mandi dua kali sehari dan setelah bepergian, dan mengganti pakaian sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.

Sebelum masuk rumah, sebaiknya mencuci tangan dahulu di luar. Setelah itu bisa langsung ke kamar mandi untuk mandi membersihkan diri. Tak hanya bilas saja, tapiĀ  harus mandi menggunakan sabun dan keramas.

Tinggalkan Balasan