Etiket Bertelepon Genggam, Cukup Lima Menit

 

S.S Budi Rahardjo (Pemred Majalah Matra) dan Asri Hadi (Pemred Indonews)


Foto diperagakan oleh model

MATRANEWS.id — Hebatnya telepon genggam, salah satunya adalah kemampuannya menerobos kendala ruang dan waktu komunikasi.

Di mana pun, kapan pun, Anda bisa dihubungi dan menghubungi sejauh jangkauannya memungkinkan. Dan, tentu saja, selama telepon berada dalam genggaman.

Kendati benda kecil ini begitu banyak memberikan kemudahan, sopan santun bertelepon genggam tetap ada.

Tambahan pula, telepon gengam alias hand phone (HP) atau pun telepon seluler (ponsel) bukan sekedar alat komunikasi, tapi juga alat sosialisasi.

Dalam hal tata karma, aturan-aturan dasar berponsel, sebetulnya, sama saja dengan bertelepon biasa.

Salah satu kendala yang kerap kita jumpai di Indonesia adalah orang tidak memanfaatkan telepon genggam sebagaimana mestinya.

Ponsel dijadikan alat untuk ngontrol, bergosip, dan berbicara di tempat umum dalam suara keras, dihidupkan pada acara formal, dan sebagainya

Perilaku ini, tidak sesuai dengan sopan santun ataupun manfaat yang seharusnya.

Sekarang Anda bayangkan. Seseorang sedang menikahkan putrinya. Di tengah acara yang begitu khusyuk, tiba-tiba ada telepon bordering dan si tamu berbicara keras-keras hingga membuyarkan suasana sakral yang sedang berlangsung. Apa si tuan rumah tidak seperti merasa ditampar mukanya?”

Dengan demikian, pengetahuan tentang tata cara amat perlu untuk menghindari sikap keliru yang justru akan membuat malu.

Jangan gemar menarik perhatian orang lain dengan segala cara.

Berikut tip bertelepon genggam,  versi Jojo Media Coach.

•Gunakan Hanya Pada kesempatan Yang Amat Perlu.

Pergunakan Hape, misalnya menghubungi seseorang yang tidak ada di tempat.  Bila itu menyangkut orang yang belum dikenal, kontak dulu sekretarisnya.

Tanyakan, apakah orang yang akan Anda hubungi itu boleh dikontak lewat ponselnya. Sebab, pada dasarnya, telepon genggam merupakan sesuatu yang bersifat pribadi.

•Perhatikan Waktu Menggunakan HP.

Sering kita lihat kejadian yang menjengkelkan dalam hubungan dengan perilaku orang bertelepon genggam. Mereka tetap menghidupkan teleponnya pada kesempatan formal seperti saat akad nikah, upacara duka cita, pergelaran musik opera, atau pertunjukan teater.

•Matikan Telepon Saat Sedang Menjamu Orang.

Etiket ini, kerap dilupakan belakangan ini, baik dalam jamuan bisnis maupun pribadi.

Biarkan saja telepon itu bersama sekretaris atau sopir, atau orang yang bisa Anda percayai untuk menerima dan mencatat pesan-pesan penting.

Namun, bila keadaanya benar-benar memaksa Anda membawa serta telepon tersebut dan memang ada panggilan telepon masuk, larilah sebentar ke sudut yang sepi.

Lalu, berbicaralah seperlunya dalam suara yang tidak menarik perhatian orang.

•JanganBerbicara Berlama-Lama.

Bertelepon itu pada dasarnya harus singkat, jelas dan akurat.

Jadi, sebaiknya Anda memakainya tidak lebih dari lima menit, kecuali ada hal yang sangat penting atau Anda berada di suatu daerah yang betul-betul tidak ada alat komunikasi lainnya.

Sebab beban pulsa telepon genggam tidak hanya ditanggung oleh yang menelpon, tapi juga oleh yang menerima.

•Bila Menghubungi Orang Penting.

Cek dulu, apakah boleh langsung menghubungi tokoh itu? Kalau perlu whatsapps, sebagai kode untuk menelpon yang bersangkutan.

Jika Anda sudah memiliki nomor teleponnya, tapi sebaiknya tetap saja menghubungi dulu pembantu terdekatnya, entah sekretaris entah asistennya.

Dengan demikian, si tokoh lebih siap saat menerima dan membicarakan masalah yang akan Anda utarakan.

Penting juga diperhatikan, pada saat berbicara, kita boleh menanyakan, apa kiranya kita diperbolehkan menghubunginya langsung di lain kesempatan bila ada sesuatu yang benar-benar penting,

Catatan pentingnya adalah, memiliki hand phone tanpa diikuti pengetahuan menggunakannya sama saja dengan bersantap di sebuah jamuan resmi tanpa tahu aturan mainnya.

Dilihat dari manfaatnya, telepon genggam memang hebat. Tapi, Anda tak perlu merasa hebat saat menggunakannya.

Sebab, di kita pun, jangankan eksekutif, tukang daging atau tukang sayur pun sudah biasa bercas-cis-cus lewat telepon genggam.

 

 

www.majalahmatra.com

Tinggalkan Balasan