Foto TNI-Polri Menjadi Korban Demo Papua Minta Referendum, Beredar Luas

“Mana penggiat HAM ……. Mana suara kalian!!! nanti kalau polisi atau petugas membela diri dan demonstran ada yang luka baru, kalian ribut!! Hey, HAM keluar berbunyilah kalian!!!!!”

Demikian petikan “marah” warga netizen, antara lain di akun Peter F Gontha, mantan  Duta Besar Indonesia untuk Polandia, tatkala melihat foto-foto korban.

 

Terkait demo di depan istana merdeka dengan bendera “Bintang Kejora” serta aparat TNI-Polri yang diserang dan menjadi korban, tersebar luas di medsos dan media asing.

Buntut kerusuhan pecah antara aparat TNI-Polri dan massa pengunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Sebuah ironi. Anggota TNI AD gugur akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.

Mabes Polri mengonfirmasi aksi demonstrasi berujung ricuh, yang menewaskan satu anggota TNI di Deiyai, Papua.

“Bermula ketika 150 pedemo menuntut Bupati Deiyai ikut menandatangani surat pernyataan keinginan referendum,” demikian penjelasan polisi.

Pada saat proses negosiasi berlangsung, tiba- tiba ribuan masyarakat datang dari berbagai penjuru lokasi dan melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam dan panah terhadap aparat di lokasi.

Dalam bentrok tersebut, polisi belum dapat memastikan informasi terkait adanya korban dari masyarakat sipil di lokasi kericuhan.

Aparat kepolisian bersama TNI terus berupaya untuk melakukan “pengendalian” kawasan dan  mencari  penggerak massa yang membuat ricuh.

Pihak aparat juga mengimbau masyarakat melalui tokoh- tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat untuk tidak terprovokasi.

Ditenggarai,  sekelompok orang memanfaatkan situasi dengan memicu kericuhan serta tindakan anarkis.

Dikutip Antara, Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto, Rabu petang, membenarkan anggota TNI-AD yang menjadi korban dalam insiden tersebut adalah Serda Rikson.

Situasi Deiyai, belum normal.  Dalam insiden tersebut dilaporkan satu pucuk senjata milik TNI AD hilang.

baca juga: majalah MATRA edisi cetak — klik ini

Tinggalkan Balasan