Tokoh  

Gardi Gazarin Terus Lakukan Gerakan Moral di Masyarakat

Calon Legislatif DPR RI Hanura nomer 3 Dapil Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun

“Wakil rakyat seharusnya merakyat. Jangan tidur waktu sidang soal rakyat….” Lagu “Surat Buat Wakil Rakyat” yang dinyanyikan Iwan Fals itu yang menggelitik Gardi Gazarin, untuk mencalonkan dirinya.

Jurnalis yang biasa meliput di bidang Kepolisian dan keamanan Republik Indonesia itu “hijrah” ke kampung halamannya, untuk memberi literasi pemahaman kepada rakyatnya, bahwa memilih wakil rakyat itu, ya harus benar.

Gardi Gazarin rajin “blusukan” dan kerja politik, komunikasi dengan masyarakat Jawa Timur, daerah pemilihannya.

Calon Legislatif DPR RI Hanura nomer 3 Dapil Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun seperti sedang melakukan reportase mendalam, mengenai situasi terkini, apa yang diinginkan masyarakat terhadap wakil rakyat.

Mantan Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) periode 2014-2016 itu, membuat gerakan-gerakan moral di masyarakat.

Di tengah reuni bersama sahabat lama, Gardi rajin kampanye anti narkoba di desa-desa, karena pria ini memang sosok aktivis RIDMA Foundation, yang merupakan NGO jaringan bahkan sebelum Badan Narkotika Nasional terbentuk.

Gardi bersama rekan-rekannya jurnalis, yang kemudian lewat gerakan LSM-nya, ketika Bakomlak Inpres dibubarkan, kondisi setelah reformasi, tak ada badan yang konsen mengurus permasalahan narkoba.

Maka, Gardilah, yang kemudian bersama RIDMA Foundation “mendesak” pemerintahan saat itu, pemerintahan Habibie, untuk membentuk badan koordinasi permasalahan narkoba.

Idealisme Gardi memang luar biasa. Aktivis anti narkoba ini juga aktif membantu BNN hingga kini, termasuk menjadi bagian dari program Desa Cegah Narkoba.

Banyak mendengar rakyat, hingga kemudian memberi solusi, itu yang diinginkan Gardi.

Jika sebagai wartawan, Gardi terbukti handal dan profesional. Untuk menjadi “wakil rakyat”, pria ini bersentuhan langsung dengan rekan-rekan lamanya, sahabat, termasuk pengurus Hanura Mojokerto terutama Pengurus Anak Cabang di daerahnya.

Ketika Gardi sudah selesai dengan dirinya, ia mengaku tergerak untuk memikirkan kotanya, kampungnya, termasuk orang-orang dimana dulu dibesarkan.

Seperti halnya, cita-cita para perintis bangsa, dalam rangka Indonesia ideal, Gardi terus berjuang meningkatkan wawasan kebangsaan.

“Jangan tidur, jika sidang soal rakyat,” ujar Gardi, sembari melantunkan lagu Iwan Fals, yang liriknya begini:

“Untukmu yang duduk sambil diskusi..
Untukmu yang biasa bersafari..
Di sana, di gedung DPR…

Wakil rakyat kumpulan orang hebat…
Bukan kumpulan, teman teman dekat..
Apalagi, sanak famili

Di hati dan lidahmu kami berharap..
Suara kami, tolong dengar lalu sampaikan..
Jangan ragu, jangan takut karang menghadang..
Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam..

Di kantong safarimu kami titipkan..
Masa depan kami dan negeri ini..
Dari Sabang sampai Merauke..

Saudara dipilih, bukan di lotere..
Meski kami tak kenal siapa saudara..
Kami tak sudi memilih para juara..
Juara diam juara he eh juara hahaha..

Untukmu yang duduk sambil diskusi..
Untukmu yang biasa bersafari..
Di sana di gedung DPR..

Di hati dan lidahmu kami berharap..
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan..
Jangan ragu jangan takut karang menghadang..
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam..

Wakil rakyat, seharusnya merakyat..
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat..
Wakil rakyat bukan paduan suara..
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”..

Wakil rakyat seharusnya merakyat..
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat..
Wakil rakyat, bukan paduan suara…
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”…

Wakil rakyat seharusnya merakyat..
Jangan tidur, waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”…

Wakil rakyat, seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat..
Wakil rakyat bukan paduan suara..
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”..

Ingin bernyanyi: Klik ini

bersama sanak saudara, teman di kampung halaman.

Sowan ke KH. Sholahudin Wahid —

Tinggalkan Balasan