Trend  

Gaya Hidup Cerutu

MATRANEWS.id — Dewasa ini masyarakat luas menerjemahkan Cerutu sebagai rokok yang berukuran lebih besar dengan kualitas yang sama.

Sejatinya, Cerutu merupakan tembakau khas dengan aroma cita rasa yang lebih dan terbalut rapi dalam gulungan dedaunan yang sengaja dikeringkan dan difrementasikan.

Cerutu sebenarnya memiliki kualitas cita rasa yang jauh lebih nikmat dan elegan jika dibandingkan dengan rokok.

Bukan saja dari segi ukuran yang lebih besar, Cerutu juga memiliki aroma yang lebih alami dan asap yang lebih berkarakter saat dikonsumsi.

CERUTU dan Lifestyle
CERUTU dan Lifestyle

Cerutu sering dikaitkan dengan gaya hidup yang mewah dan glamour. Tidak dapat dipungkiri, kesan elegan Cerutu akan membuat para penikmatnya menjadi lebih terkesan perfectionist.

Tidak banyak orang yang tahu kalau perusahaan pabrik cerutu tertua di Indonesia justru berada di Yogyakarta.

Bangunan 8.920 meter persegi di atas lahan seluas 2,2 hektare yang berada di Jalan Kompol Bambang Suprapto, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta, itu lebih mirip rumah tua.

Tidak banyak juga orang yang tahu bangunan itu dipergunakan untuk apa. Memang ada tulisan PT Taru Martani yang jadi identitas bangunan itu. Namun, masih ada juga orang awam yang berpikir bangunan itu adalah perusahaan rokok lintingan rumah tangga. Bahkan, sebagian orang juga mengira perusahaan itu sudah tutup.

Bangunan itu berdiri sejak 1918. Artinya, usianya sudah satu abad. Sejak awal dibangun sampai sekarang, aktivitasnya sama. Bangunan itu melahirkan cerutu dan tembakau iris saus atau tembakau shag untuk diekspor ke berbagai negara.

Perbedaannya, terletak pada nama perusahaan yang sudah berganti beberapa kali. Berdiri pada masa kolonial, pabrik itu milik seorang Belanda bernama Mignot. Semula, cerutu dan tembakau shag yang diproduksi hanya untuk pasar Hungaria.

Baca juga : gaya hidup perempuan dubai – KLIK DISINI

Ketika masa pendudukan Jepang, perusahaan itu pun diambil alih dan diberi nama Tobaco Kojo. Pascakemerdekaan, pemerintah RI pun mengakuisisi dan menyerahkan perusahaan itu menjadi Perusahaan Daerah (PD) Taru Martani Yogyakarta pada 1966. Nama baru muncul pada 1972 sampai 1986 menjadi Taru Martani Baru.

Setelah itu, perusahaan cerutu itu kembali berganti nama menjadi PD Taru Martani pada 1986 sampai 2012. Setelah itu, status PD pun berubah menjadi PT sampai saat ini.

PT membuat Taru Martani berkembang menjadi badan usaha serba usaha. Selain cerutu yang diekspor ke Amerika, Jepang, Malaysia Siprus, Jerman, Belanda, perusahaan ini juga memproduksi briket arang bahan baku dari serbuk kayu yang diekspor ke Korea.

Majalah digital klik ini: majalah MATRA

Tinggalkan Balasan