“Gila Lu Dro” Tayang Di Bioskop Jakarta & Kota Lain Hari ini


Sutradara Gila Lu Dro bersama Pemred MATRA & CEO majalah Eksekutif

MATRANEWS.id – “Tertawalah, sebelum tertawa dilarang,” ujar Herwin Novianto alias Novi.

Sutradara muda ini mengaku film Gila Lu Dro, merupakan film keempat yang disutradainya. “Mudah-mudahan hasilnya bisa menghibur,” tuturnya di Gala Premiere film Gila Lu Ndro yang berlangsung di Epicentrum XXI, Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Para undangan disambut cosplay, costume party. Beberapa tokoh, tamu bergabung dengan “mahluk_mahluk” yang memakai dresscode costume party, ragam cosplayer. Seru.

Gala Premiere film Gila Lu Ndro di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 September 2018

Undangan juga bisa foto boomerang yang kekinian.

Meet and greet semakin heboh ketika pemain Film Gila Lu Ndro menaiki kendaraan stage, berlampu warna-warni.

Judul film ini memang sama dengan ungkapan khas dari film-film Warkop DKI, ketika Dono atau Kasino berkomentar soal kelakuan Indro, atau Indro menanggapi kelakuan mereka, misal “Gila lu, Kas!” atau “Gila lu, Don!”

Menurut Indro Warkop, jargon tersebut dipakai sebagai judul filmnya karena bisa mewakili cerita.

Dikisahkan, Indro (Tora Sudiro) kena marah istrinya (Mieke Amalia) karena pulang larut. Lantas Indro bercerita bahwa hari itu dia bertemu dengan Al (Indro Warkop), alien yang datang ke Bumi untuk mencari kedamaian.

Pada film ini, tokoh Al punya bahasa sendiri yang hanya bisa dimengerti olehnya. Misalnya, setiap suku kata ditambahi sisipan “ga”. Sapaan “apa kabar?” menjadi “agapaga kagabagar?”.

“Sebetulnya itu bahasa tahun 1970-an. Ada misalnya, bahasa banci, mau menyebut ‘mana’ ditambahi ‘in’, menjadi ‘minanina’. Kalau film ini pakai ‘ga’ di depan,” terang Herwin, sang sutradara di lain kesempatan.

Herwin juga membuat ungkapan ekspresi khas Al. Ketika sedih, senang, atau terkejut, Al akan mengatakan “gagaiii…” sesuai nada emosi masing-masing.

Menurut Herwin, ekspresi ini diambil dari keponakannya yang sering mengucapkan kata tersebut.

“Itu dari keponakan saya, anak kecil. Banyak inspirasi yang dicomot. Ada beberapa kalimat, tetapi ‘gagai’ kayaknya lucu. Dulu ada filmnya Robin Williams, nanu nanu. Kami buat gagai,” ujarnya.

Indro di film Gila Lu Ndro

Film komedi satir, yang menginspirasi serta penuh kritik sosial, mengambil tema yang melibatkan makhluk luar angkasa. Komedian Indro mendapat peran alien bernama Al.

Suatu ketika, Indro (diperankan Tora Sudiro) dimarahi isterinya (Mieke Amalia) karena pulang ke rumah terlalu malam. Indropun menceritakan alasan keterlambatannya, berharap setelah mendengar ceritanya maka hati isterinya akan luluh dan tak lagi marah.

Indro bercerita mengenai pertemuannya dengan Al, alien (Indro Warkop) yang sedang berkunjung ke Bumi, dengan harapan ia bisa menemukan kedamaian di bumi dan membawa kedamaian itu pulang ke planetnya yang senantiasa diwarnai keributan, kesenjangan, dan masalah-masalah sosial lainnya.

Sepanjang hari itu, Indro mengajak Al berkeliling kota Jakarta untuk mencari arti kedamaian dan kebahagiaan yang Al harapkan bisa ia pelajari untuk memperbaiki keadaan di planetnya.

Dalam perjalanan, mereka menyaksikan banyak kejadian yang menyadarkan Al bahwa ternyata “masalah” yang ia hadapi di planetnya, juga terjadi di Bumi.

Ringkasan film ini, Al datang dari Planet Bulu yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari Planet Bumi untuk melaksanakan sebuah misi yakni mencari kedamaian.

Kedamaian itu bukan dicari, tapi diciptakan. Jadi, kalau mau hidup damai, ya harus dimulai dari kitanya sendiri, baru selanjutkan bagaimana bersikap sama orang lain.

Itu pesan dari film garapan Falcon Pictures, setelah sukses dengan Warkop DKI Reborn dan Jangkrik Boss 1 dan 2.

Indro di film Gila Lu Ndro

Indro “Warkop” mengaku, mengunakan make-up full prostetik sehingga penampilannya berubah sekali, menyerupai sosok Alien dari Planet Bulu.

Untuk memerankan tokoh Al, Indro Warkop harus mengenakan kostum prostetik berbahan silikon yang dibuat sesuai anatomi kepala dan tangan Indro.

Tim efek spesial Adi Wahono membuat 25 set kostum yang digunakan selama 25 hari. Satu kostum setiap hari karena begitu sudah dipakai, kostum silikon sudah tidak layak guna.

Kostum topeng ini terdiri atas lima bagian, meliputi kepala belakang, telinga, dahi, hidung, dan kumis. Lalu ada kostum untuk tangan dan perut.

Pembuatan kostum memakan waktu sekitar 1,5 bulan setelah desain visualnya jadi. Adi bekerja sama dengan pembuat patung Orlando Bassi yang berbasis di Bali.

Saat syuting, Adi dan seorang rekannya butuh waktu 3 jam untuk memasang kostum ini ke kepala Indro dan 1,5 jam untuk melepasnya lagi. Karena kerumitan tersebut, waktu syuting maksimal adalah delapan jam setiap hari.

“Sebetulnya saya tinggal masang saja, tetapi saya harus menempatkan dahi di garis mata yang pas banget, harus dikur banget. Kalau lem kami meleset satu setengah centimeter saja, sudah beda banget,” terang Adi, yang pernah mengerjakan riasan untuk Dead Mine (2013) dan My Stupid Boss (2016).

Menurut Indro, topeng ini sebenarnya tidak berat, tetapi sangat gerah sampai-sampai dia harus disembur udara dingin dari AC memakai semacam selang berbentuk belalai gajah, baik saat latihan maupun syuting.

“Kalau di tempat panas, begitu syuting selesai, saya langsung disemprot AC. Kalau enggak, panas sekali. Ini di dalam (badan saya) basah semua,” ungkap Indro.

Selain alien Al dan keluarga Indro, drama komedi film ini diramaikan dengan belasan tokoh yang diperankan sedikitnya 19 komedian muda. Beberapa di antaranya Bedou, Arafah, Aci Resti, Yusril Fachriza, Musdalifah, Arief Didu, Ence Bagus, Hifdzi, dan Coki Pardede.

Penasaran? Oke, selamat menonton! Gagaiii

baca juga: Majalah MATRA cetak (print) terbaru — klik ini

Tinggalkan Balasan