Gubernur BI: Vaksin Datang Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi

MATRANEWS.id — Perry Warjiyo memang sempat sentimentil  soal penanganan virus Corona atau Covid-19.

Gubernur Bank Sentral sejak 24 Mei 2018 ini menyebut masalah virus Corona yang saat ini terjadi dan menimpa Tanah Air sangatlah  kompleks. Ia pun sempat tercenung dan menangis dengan situasi ini.

Akan tetapi, Perry menyebut upaya pemerintah dan BI dalam menangani pandemi corona sangatlah maksimal.

Sejak akhir Maret 2020 sampai sekarang, Ia menyebut sejumlah kebijakan antisipasi terus dilakukan. Tujuannya agar masyarakat yang terdampak corona bisa tertangani dengan baik dan ekonomi bisa tetap bertahan.

Pria berusia 60 tahun kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, in pun bercerita bahwa sejak kecil, Ia membaca kitab suci Al Quran dan kisah di dalamnya. Salah satunya kisah Nabi Nuh yang membangun bahtera atau kapal raksasa.

Sehingga, Perry pun mengibaratkan berbagai upaya dan antisipasi yang disiapkan pemerintah dan BI saat ini sebagai bahtera Nabi Nuh. BI dan pemerintah pun telah menyiapkan skenario atas dampak Corona ini, mulai dari moderat, sampai skenario terberat.

Kehadiran vaksin bakal membuat kegiatan ekonomi khususnya sektor keuangan akan normal kembali.

“Dengan kondisi prasyarat vaksinasi dan protokol kesehatan aktivitas sehari-hari bekerja dan kegiatan ekonomi dan keuangan akan berangsur semakin membaik,” ujar Perry dalam Webinar, Senin (7/12/2020).

“Proses kegiatan ekonomi dan keuangan berangsur pulih,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan BI telah memberikan pendanaan melalui kebijakan berbagi beban atau lebih dikenal burden sharing.

“Semakin membangun optimisme pemulihan ekonomi. Kami memandang proses pemulihan ekonomi itu berlangsung. Tahun depan lebih baik dan perlu kita dorong,” tegas Gubernur BI  Perry Warjiyo.

Dengan vaksinasi dan didisplin protokol kesehatan,  Perry menyatakan ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh hingga mencapai kisaran 4,8 persen sampai 5,8 persen yang didukung oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.

Sementara untuk inflasi diperkirakan pada level rendah yaitu di bawah 2 persen pada 2020 dan dalam kisaran tiga plus minus satu persen pada 2021.

Kemudian nilai tukar rupiah akan stabil cenderung menguat serta stabilitas eksternal terjaga dengan neraca pembayaran surplus dan defisit transaksi berjalan di bawah 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 dan 2021.

Sedangkan stabilitas sistem keuangan diperkirakan terjaga meskipun saat ini kredit rendah tapi dengan proses perbaikan ekonomi maka kredit dan Dana Pihak Ketiga berkisar 7 persen sampai 9 persen.

“Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) perlu dibangun dan diperkuat,”   Perry Warjiyo, Gubernur BI menegaskan.

 

Tinggalkan Balasan