Heboh dan Viral, Curhat PFG Soal Java Jazz

“Untuk ketiga kalinya keluarga kami kena musibah, penghianatan orang dalam,” ujar Peter F Gontha, lewat komen di media social Facebook. Duta Besar Polandia itu rupanya sedang kesal, sehingga “curhat” di dunia maya, yang ujungnya menjadi viral kemana-mana.

Akibat dari curhatan tersebut, berbagai respons dari teman, CS hingga masyarakat pun bermunculan. Akun Facebook Peter F Gontha dipenuhi simpati, ragam komentar terserak.

Banyak yang salut ketika, pendiri Java Jazz Festival itu tak membawa kasus kriminal itu ke ranah hukum, banyak juga yang mengusulkan sebaliknya.

Publik tersentak, tatkala mendengar “kesaksian” itu. Bahwa cerita nyata, pada 2012 seorang tenaga komputer Java Jazz “memanipulasi” penjualan Karcis Java Jazz, dengan mengelapkan atau mencuri Rp1.7 Milyar.

Hal itu, memang sempat menjadi rumors dan bisik-bisik di internal Java Jazz, beberapa silam. Namun kali ini, kasus itu seolah dibenarkan, bahkan dibuka ke publik, dikonformasi langsung oleh PFG.

“Uangnya dipakai naik Haji, kita maaf kan, dengan dibayarkan kembali Rp. 500juta,” ujar pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, yang pada 4 Mei 1948 lalu berulang tahun.

Masih dalam konteks melampiaskan emosinya lewat media sosial. Untuk meredakan atau sekadar menyalurkan perasaan hatinya. “Nama orangnya DD. Sudah ikut kami 16 tahun,” mantan Dirut Bimantara Grup ini mengungkap.

”Rupert Murdoch Muda Indonesia” karena kiprahnya yang malang melintang di bisnis media di Indonesia saat itu, lewat akun jejaring sosial mengungkap, hal yang selama ini terselubungi.

Maka, “geger”lah dunia maya, berbagai saran dan tanggapan pun akan datang dengan cepat. “Pada -2015, dua orang melakukan hal yang hampir sama, bahkan mencuri sistim penjualan tiket Java Jazz,” paparnya.

Yang lebih heboh, kerugian untuk even Java Jazz, gara-gara kelakuan oknum itu – yang mungkin juga saat ini ikut main medsos Facebook juga, mungkin — adalah hampir Rp 7 milyar.

Dua orang “oknum” internal panitia Java Jazz, yang merupakan orang kepercayaan, manipulasi uang tiket Java Jazz itu.

Menurut Peter F Gontha secara terus terang, bahwa orang itu adalah orang yang telah ikut bekerja padanya hampir 20 tahun. Setelah ketahuan, “Salah satu yang diberikan tinggal di apartemen milik perusahaan, bunuh diri.”

Sejak “kesaksian” ini muncul, maka bergulir terus. Nama atau inisial dari ZB dan WM, bekas anak buahnya Peter F Gontha tersebar luas.

PFG menyebut sudah dimaafkan, karena tidak mungkin membayar kembali. “Mengapa? ZB dan WM. Mengapa? Apa kurang yang kita berikan? -2018 Kejadian lagi,” tutur pengusaha yang sangat cinta jazz ini kesal

Dalam postingannya, Peter F Gontha yang kelihatannya sangat datar dan jika bicara keTuhanan, selalu ingin menjadi urusan sakral dan sangat pribadi, tidak mau di akun media sosial. Menyebut ending tulisan yang menyentuh, “Semua orang kita maafkan. Biar YMK yang menentukan, mungkin itu salah kita. Atau hukuman bagi kita.”

https://www.myedisi.com/matra/2837

Tinggalkan Balasan