Homepod Oval, Apa Itu?

Homepod Oval di Ulun Danu Beratan Art Festival IV

MATRANEWS.id — Dalam status media sosial staf khusus Kemenpar, Don Kardono terpampang foto-foto rumah yang mirip telur.

Ini sudah pernah dirilis di Rakornas Kemenpar dan sudah dipasang di Desa Sigapiton, Danau Toba.

Kali ini, Homepod diperkenalkan dalam Ulun Danu Beratan Art Festival IV 2018. Homepod dua lantai ini dibangun di pinggir Danau Beratan, agar dekat dengan suasana alam, berbahan baku bambu dan kayu yang ramah lingkungan.

Ini merupakan homestay Rumah Desa ke dua, yang diperkenalkan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Nomadic Tourism, Nomadic Amenities, dan homestay desa wisata. Namanya Homepod yang ovale seperti telur.

Sebuah homestay dengan format bangunan yang ramah lingkungan. Bentuknya sederhana layaknya di Desa. Sesuai karakternya, yaitu nomadic, fasilitas tersebut juga bisa dipindah-pindah alias tidak permanen.

Dengan begitu, nomadic tourism ini sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi seperti perhotelan atau pun homestay.

Homepod diharapkan dapat lebih mendekatkan wisatawan dengan alam. Meskipun sederhana, rumah ini terdiri dari dua lantai yang cocok untuk ditempati satu keluarga.

Homestay Rumah Desa dalam bentuk homepod ini akan dibangun beberapa lokasi di Tabanan.

Pembangunan Homestay Rumah Desa ini didanai oleh Kementerian Pariwisata sebagai percontohan. Untuk satu unit biayanya Rp 150 juta sudah termasuk genset.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, nomadic tourism adalah jawaban untuk mendongkrak jumlah amenitas pariwisata. Sekaligus mengimbangi pertumbuhan kunjungan wisatawan.

“Kami akan kembangkan nomadic tourism di beberapa daerah dan menyediakan fasilitas seperti karavan, glamping (glamorous camping), dan homepods bahkan seaplane,” ujar Menpar Arief Yahya.

Sesuai karakternya, yaitu nomadic, ketiga fasilitas tersebut juga bisa dipindah-pindah alias tidak permanen. Dengan begitu, nomadic tourism ini sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi seperti perhotelan atau pun homestay.

Menpar pun mendorong industri pariwisata untuk mengembangkan produk wisata nomadic tourism dan memasarkannya. “Saya umumkan lagi bahwa saya akan memberikan insentif bagi orang yang masuk ke nomadic tourism,” tutur Menpar Arief Yahya.

“Kita di Indonesia punya 17.000 pulau, 70.000 desa, ratusan destinasi indah. Kalau harus membangun hotel konvensional perlu waktu yang sangat lama, homestay pun menurut saya masih kurang cepat. Maka, saya umumkan lagi bahwa saya akan memberikan insentif bagi orang yang masuk ke nomadic tourism,” tutur Menpar Arief Yahya.

Pada festival ini, diharapkan dapat menyedot pengunjung hingga 1,5 juta orang. Targetnya, seperempat dari Festival Tanah Lot yang bisa tiga sampai empat pengunjung.

Terlebih karena ada beberapa hal yang berbeda yakni diisi dengan parade Gebogan Bunga khas kawasan Candikuning, penampilan tarian maskot Ulun Danu Beratan yakni Kecak Ulun Danu Beratan yang hanya dipentaskan pada event-event tertentu.

baca juga: Kerjasama AMDI & Kemenpar

Tinggalkan Balasan