“Silakan kalian bergerak, berdayakan FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon. Secara masif.”
MATRANEWS.id — Tekanan untuk anggota DPR Komisi I Effendi Simbolon minta maaf semakin masif, dua hari belakangan.
Sementara itu, beredar video Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman sedang memarahi anak buah.
Bocor atau Sengaja Dibocorkan ke Public?
Dalam video tersebut, Dudung tak ingin harkat dan martabat TNI AD yang diinjak oleh mereka yang tidak berwenang.
Jenderal Dudung pun mengancam, jangan salahkan anggotanya jika akan mengamuk bila terus merasa terinjak.
“Jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu loh,” Lulusan Akmil 1988 ini keras dan mengancam bakal mengerahkan anak buahnya serta siap bertanggung jawab.
Perihal ucapan TNI yang disebut seperti gerombolan, terlontar dalam rapat Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada Senin, 5 September 2022.
Effendi Simbolon juga mempertanyakan ketidakhadiran KSAD Jenderal Dudung Abdurachman di rapat tersebut.
Sempat singgung hubungan Andika dan Dudung
Effendi kemudian mengatakan bahwa ada disharmoni hubungan antara Andika dengan Dudung. Dia bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas.
“Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Enggak usah takut kita.”
“Kalian enggak usah takut. Saya minta ini buktikan ya, jangan kemudian diam saja!,” Dudung menyebut TNI jangan seperti ayam sayur.
“Jangan kita diam saja. Dia itu siapa?”
“Ke depan tak ada orang seperti itu.”.
Video berdurasi 2 menit 45 detik itu menggambarkan reaksi Kasad Dudung dan instruksinya kepada anak buahnya.
Berikut transkrip lengkap pernyataan Jenderal Dudung terkait ucapan Effendi Simbolon
“Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas? Lihat tanggal 26 September, buktikan ke saya.
Jangan kita diam saja, Dia itu siapa? Tidak berpengaruh.
Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat angin masalahnya. Sehingga kita duduk semua, diam.
Ke depan tidak ada lagi orang-orang seperti itu.
Saya sudah diajarin apa yang harus disampaikan di media, jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu loh.
Prajurit kita ini di grup, di kelompok, di grup tamtama sudah bergelora sudah panas. Kelompok bintara sudah marah.
Kok kita kelompok perwira santai-santai saja gitu loh? Tidak ada yang saya lihat pangdam yang bergerak sedikit pun. Apa takut jabatannya dilepas atau gimana?
Danrem-dandim juga saya lihat santai saja, meninabobokan jabatannya. Jangan terbiasa seperti itu saya minta, ya.
Silakan kalian bergerak, berdayakan FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon.
Massif, lakukan. Tidak usah ada yang takut ya. Tidak usah takut kalian dicopot segala macam, saya tanggung jawab.
Nah, saya minta ini buktikan ya. Jangan kemudian diam saja, takut pangkat dan jabatannya dicopot. Kalian sudah bisa buktikan apa yang saya lakukan kepada negara ini.
Saya tidak lihat ada letkol, kolonel, ngomong, bintang 1, bintang 2 ngomong, bergejolak gitu loh. Tidak ada yang saya lihat itu. Diam-diam saja, dan dia pun akhirnya merasa benar ya.
Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Tidak usah takut kita, kalian tidak usah takut. Tidak berpengaruh, Komisi I itu tidak berpengaruh ya. Dia kerjanya hanya minta.
Info terakhir, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman meminta prajuritnya menghentikan protes secara terbuka kepada anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon.
Protes prajurit TNI AD menyangkut ucapan Simbolon yang menyebut “TNI gerombolan” saat rapat dengar pendapat bersama Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa beberapa waktu lalu.
“Saya tekankan kepada seluruh prajurit, saya lihat di media sosial banyak yang menyampaikan kemarahannya. Saya minta hentikan, cukup, beliau pun hari ini sudah minta maaf,” ujar Dudung di Bengkalis, Riau, Rabu, 14 September 2022.
Menurut Dudung TNI tetap solid meskipun ada yang menyebut hubungannya dengan Panglima TNI, tidak baik.
“TNI pada umumnya tetap solid, tidak ada perbedaan-perbedaan. Kalau saya dengan Pak Andika ada perselisihan sedikit itu biasa, perbedaan itu biasa. Pejabat lama dengan pejabat baru itu biasa. Siapa pun, di sini ada bupati, wakil bupati berbeda, itu biasa,” katanya.
Dudung berujar Simbolon punya hak konstitusional sebagai anggota DPR. Namun di sisi lain TNI AD punya kehormatan dan harga diri. Ini yang tidak boleh diganggu. TNI AD melaksanakan tugas-tugas, baik di daerah operasi maupun di tempat lain, kata Dudung, untuk membantu rakyat.
Klik juga: Effendi Simbolon Anak Tentara Kritik TNI AL Dengan Keras
Berikut permintaan maaf lengkap dari Effendi Simbolon.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon meminta maaf atas pernyataanya yang menyinggung TNI seperti gerombolan.
Permintaan maaf itu ditemani oleh Ketua Fraksi PDIP, Utut Adianto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Dalam pernyataanya, Effendi menyebut TNI seperti gerombolan hingga menuai kecaman dari prajurit. Pernyataan itu dilontarkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Dalam rapat itu pula para petinggi TNI dari Panglima hingga seluruh jajaran kepala staf angkatan turut hadir, kecuali KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Dengan ketidakhadiran Dudung itulah yang menyulus Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.
Effendi mengklaim ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa dan KSAD, Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya, terdapat ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.
Berikut permintaan maaf lengkap dari Effendi Simbolon.
Saya ingin sampaikan sehubungan dengan di RDP (Rapat Dengar Pendapat) atau Raker Komisi I DPR dengan Kementerian Pertahanan, Panglima, dan para staf. Pokok bahasan di Raker anggaran RKAL 2023 dan isu aktual. Dalam rapat itu kemudian oleh pimpinan disampaikan topik bahasan sesuai undangan.
Di situ kemudian saya paham ada beberapa poin saya ingin dapat penjelasan dari Menhan, Panglima, Kepala Staf. Memang karena masih pagu indikatif enggak banyak bahasan. Nah, kemudian masuk ke isu aktual. Di situ saya ingin tanya kepada Panglima Andika dan KSAD Dudung, seyogyanya ada Menhan untuk tanyakan info yang kami terima, sehubungan hal-hal disharmoni, menyangkut keberadaan TNI keseluruhan dan AD.
Tapi memang Pak KSAD tidak hadir. Oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi. Poin saya bukan soal hadirnya tapi lebih elok hadir untuk dapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapat penjelasan. Di situ kemudian ada masalah kepatuhan, kehormatan TNI yang kami tahu kepatuhan.
Di situ saya sadar itu tidak nyaman, tidak elok, dan beberapa pihak mungkin tersinggung atas kata-kata dari saya soal gerombolan dan ormas. Yang sejatinya saya enggak pernah stigma kan gerombolan, tapi kalau enggak ada harmoni itu seperti gerombolan atau ormas. Kalau lihat rekaman utuh itu poin saya.
Baca Juga :
TNI se-Indonesia Kecam Ucapan yang Sebut ‘Gerombolan’, Effendi Simbolon Lakukan Jumpa Pers Siang Ini
Dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung dan menyakiti prajurit siapapun dia perwira, tamtama, dan para pihak yang tidak nyaman atas perkataan yang dinilai lain. Saya mohon maaf. Saya tujukan pada seluruh prajurit bertugas atau purna dan para pihak yang tidak nyaman dan kepada Panglima saya mohon maaf, KSAD, KSAL, KSAU yang mungkin merasa kurang nyaman saya mohon maaf.
Saya ingin menegakkan mencintai TNI dengan tupoksi saya. Tidak kurangi hormat kita ke hal-hal kurang pas. Demikian.
Apakah Bapak sudah minta maaf langsung kepada Panglima dan KSAD?
Dua hari lalu saya WhatsApp Panglima dan KSAD. Kemarin saya ketemu Panglima menanyakan sikap TNI dan menyampaikan maaf saya.
Panglima sampaikan tidak ada masalah jadi sangat klir. Silakan teman-teman tanya langsung lebih elok yang bersangkutan yang menyampaikan.
Dudung belum merespons. Saya bertanggung jawab apa yang saya sampaikan. Misi saya datang untuk minta maaf dan saya sudah sampaikan ke Panglima, ke KSAD belum.
Saya bukan pemilik kebenaran, saya hanya ingin mendapatkan tentang disharmoni yang mengganggu. Demi Allah Tuhan saya tidak pernah men-judge seperti yang beredar, apalagi saya bagian dari keluarga besar TNI.
sumber: kilat.com