MATRANEWS.id — Ketua Kadin Jakarta Selatan Pimpin Perguruan Pencak Silat Beksi, Klik ini
Ketua Kadin Jakarta Selatan, Akhmad Lafranta Siregar SE MBA MPM, kembali mengemban satu amanah dengan menjadi Ketua Perguruan Pencak Silat (PPS) Beksi.
Amanah tersebut didapat setelah lima tokoh guru besar Beksi bertemu dan berkumpul di RPTRA Petukangan Utara, Minggu (13/3).
Silat adalah bagian budaya masyarakat Indonesia yang wajib dilestarikan dan sudah di akui dunia.
Sebagai orang yang kini dipercaya memimpin Kadin wilayah Jakarta Selatan, Affan mengaku masyarakat adalah bagian penting sinergitas program yang harus diperhatikan terutama masalah budaya yang di miliki masyarakat turun temurun.
Salah satu aliran silat yang cukup diminati masyarakat Betawi adalah Beksi, aliran silat yang sudah turun temurun ada dan berkembang di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Beksi adalah aliran silat yang cukup diperhitungkan dan punya peranan penting bagi masyarakat Betawi.”
“Yang perlu di optimalkan dan dikembangkan lagi kedepannya,” ujar Affan dalam acara silaturahmi sekaligus pengukuhan dirinya memimpin PPS Beksi Petukangan Jakarta Selatan.
Pada kesempatan tersebut, Akhmad Lafranta Siregar yang akrab disapa Affan ini mengatakan, amanah tersebut menjadi satu berkah bagi diri dan keluarganya. Karena, ia dapat belajar silat langsung dari guru-guru PPS Beksi.
Affan memandang silat beksi tidak semata berisikan seni bela diri, tapi juga penuh akan makna.
“Silat Beksi bukan hanya bermanfaat untuk bela diri, atau untuk olahraga dan kesehatan, tapi ini juga bagian dari bagaimana kita melestarikan budaya,” ujarnya di sela-sela acara.
Patut diketahui, kata Beksi sendiri merupakan akronim dari “Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan”.
Arti dan makna ini disarikan berdasarkan ajaran Islam yang harus saling menghargai, membantu, dan berlomba dalam kebaikan sebagai seorang manusia.
Lebih jauh, Affan mengaku, dengan amanah yang diberikan kepadanya oleh lima guru PPS Beksi, dirinya akan berupaya membantu, membesarkan dan mengembangkan PPS Beksi ke depannya, baik di lingkungan DKI Jakarta, nasional, bahkan mungkin internasional. “Ini tantangan,” cetusnya.
Dia pun mencetuskan, sebagai Ketua Kadin Jakarta Selatan, dirinya akan mendorong seni bela diri silat ini untuk dapat menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Jakarta.
Kemudian, Petukangan Utara ditetapkan sebagai kampung silat resmi melalui peraturan gubernur.
BACA JUGA: Menhan Prancis Sowan Jokowi, Bahas Rafale Hingga Pencak Silat
“Mudah-mudahan dengan arahan dan kerjasama para guru silat yang ada, upaya ini dapat dioptimalkan,” ujarnya seraya menambahkan kampung silat nantinya juga dibarengi dengan pengembangan usaha kecil dan mikro (UKM). “Mereka dapat menjadi binaan Kadin.”
Selain menjadi bagian ekstrakuler wajib untuk sekolah dasar dan menengah di Jakarta, para guru silat yang ada punya sertifikat kompetensi agar perguruan perguruan silat di Jakarta tetap eksis keberadaannya.
“Saya juga berharap ada terobosan baru dimasa pandemi, pengajaran silat bisa juga dipelajari masyarakat luas lewat pembelajaran hybrid atau digital dengan modul-modul pembelajaran yang menarik agar diminati generasi milenial,” ujar Affan
Sebelumnya, guru besar silat Beksi, Mohamad Soleh anak dari H.Hasbullah salah satu pendiri perguruan silat Beksi Petukangan, mengaku cukup senang dengan kesediaan Ketua Kadin Jakarta Selatan, Affan, menjadi Ketua PPS Beksi, khususnya lima perguruan.
“Alhamdulillah, Pak Affan ada niat baik untuk membantu PPS Beksi. Mudah-mudahan dengan Ketua Kadin Jakarta Selatan menjadi Ketua, PPS Beksi akan dapat lebih maju dan terus berkembang,” tuturnya.
Sekilas Perkembangan Silat Beksi
Silat Beksi awal mulanya ada ditanah Betawi, diciptakan oleh seorang keturunan Tionghoa bernama Lie Cing Oek yang pernah berkelahi dengan Marhali seorang warga Kampung dadap Tangerang Banten tempat mereka tinggal pada masa lalu.
Kala itu Marhali punya silat lain dan bukan Beksi. Tiap yang kalah berkelahi harus sportif belajar kepada yang mengalahkannya.
Kemudian Murhali belajar silat Beksi kepada Mpek Lie Ceng Oek di Dadap. Tiap malam ayah dan ibu Murhali mengantar Marhali ke Dadap (rumah Lie Ceng Oek) untuk belajar Beksi.
Dari Murhali, Beksi kemudian mulai di ajarkan kepada orang lain masyarakat sekitar (pribumi) di wilayah Dadap Tangerang.
Silat Beksi sampai ke Petukangan Selatan ketika rombongan rebana H Gozali bermain di Dadap.
BACA JUGA: Kungfu dan Pencak Silat, Istilah Menteri Bahlil Menjadi Gaduh Di Medsos
Dia lihat Murhali sedang melatih murid-muridnya dengan jurus silat Beksi. Kala itu H. Gozali menyepelekan Beksi Marhali, berduel lah mereka.
Berkali-kali jurus H. Gozali tak mampu melawan jurus silat Beksi Murhali. Tumbangnya H. Gozali yang membuat ia penasaran dan belajar silat jurus Beksi pada Marhali. Dari seorang Murhali kemudian H. Gozali pun melatih beberapa pemuda Petukangan.
Setelah itu, muncullah Satu murid H. Gozali yang cukup berbakat dan pintar bernama H Hasbullah. Dari H.Hasbullah inilah perguruan Beksi Petukangan di dirikan dan berkembang setelah ia juga belajar langsung pada Lie Ceng Oek di Dadap Tangerang.
Selain H.Hasbullah, ada juga nama lain yang ikut mengembangkan Beksi di Petukangan seperti H.M Nur, H.Simin, H. Mandor Minggu yang tergabung dalam Perguruan Silat Petukangan.
#Beng Aryanto
BACA JUGA: Majalah EKSEKUTIf edisi maret 2022, klik ini