Kritis Gud Fren 4evr, Born The Silver Spoon

Kritis Gud Fren 4evr,  Born The Silver Spoon

MATRANEWS.id — Bagaikan kertas ingatan yang melayang ke sana-kemari. Obrolan di sebuah restoran Nur Corner di dekat lokasi kami biasa nongkrong di jalan Goa, ngalor-ngidul melayang ke sana kemari.

Kejadian beberapa tahun lalu, seakan-akan potongan puzzle, yang tersusun kembali.

Obrolan mengenai hobi mobil penuh gairah terulang, dalam momen yang berbeda. Hati yang gembira adalah muka yang berseri -seri.

Jadi ingat tatkala pada titik ketika masa lalu, anak-anak born the silver spoon ini bertukar cerita. Terlahir di keluarga kaya. Orang yang kaya sejak lahir.

Anak-anak Jaksel, Kebayoran Baru, mungkin hanya saya yang bukan. Walau saat itu tinggal di kawasan elit Pondok Indah, saya yang masih naik metro mini. Nongkrong di lingkungan gaul ini, hanya sebagai pendengar saja.

Anak-anak ini, demikian nyambung bercerita berganti pelek, meng-oprek mesin, hingga ganti kenalpot mobil-mobil orang tuanya, yang dibawa ke sana-kemari.

Ke disko, dalam gaul malam yang agak eror hingga dilayani super laiknya Sultan. Hanya bagian dari sepenggal kenakalan remaja saat itu, yang masih wajar.

Di jaman crazy rich, menawarkan investasi berbunga besar. Jaman lalu, anak tongkrongan ini sudah merasakan manisnya investasi semacam itu, walau akhirnya kejeblos juga.

Terus terang, di antara kami, bebas narkoba. Tidak ada di antara kami yang terjebak dalam barang barang terlarang, tapi kalau untuk gambar-gambar porno, itu yang tidak dijamin clear. Uhuy!

Baca juga :  Mantan Kabais: Bakamla Bikin Kisruh, Lembaga itu Sebaiknya Dilebur

Nongkrong di saat di lintas Melawai, ngeceng, di saat anak-anak lain naik mobil ceper, kita sesekali naik mobil mewah ber-iringan di jalur Lintas Melawai yang dikenal LM, dengan merek mobil Roll Royce, hingga menarik mata cewek-cewek.

Kehidupan terus berjalan, saat berjumpa kembali, tak sekedar di grup Whatsapps Kritis Forever. Obrolan mengenai hobi otomotif kembali terjadi.

Obrolan diperbicangkan juga mengenai aturan di Inggris mengenai penyudahan semua aturan pembatasan terkait Covid. Jika 1 April di Inggris aturan itu berlaku. Justru di Amerika, ada penelitian 3 dari 10 orang di AS hadapi isu kesehatan mental. Mereka pada stress.

Walhasil, hari ini, undangan “kopi darat” dari teman yang sejak dulu memang hobi mentraktir, saat ulang tahun tak bisa dipenuhi segenap anggota Kritis.

Anak-anak yang rata-rata lulusan kampus Amrik, bukan sedang stres atau “kritis” seperti penelitian di Amerika. Penduduk sana, dua tahun isolasi dan penyakit terkait pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak trauma kolektif.

Kali ini, dalam cuitannya di medsos grup, “Maaf gue tidak bisa bergabung karena Isoma”. Tak hanya satu tapi beberapa.

Puji Tuhan-nya, di kita, karena konsep bersyukur dan berserah kita menjadi berkemenangan. Saling menguatkan, semoga cepat sembuh dan sehat kembali.

Yang tak bisa gabung, ada juga yang sudah menjadi Duta Besar RI di negara yang ditempatkan, kemudian ada juga yang sibuk, saat ini menjadi Menteri Jokowi.

Baca juga :  STAN Reborn, PKN STAN Kembali Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru

Sebagian yang hadir dalam kopi darat ini, memang orang pilihan yang tak mengenal stres. Ada di antara kita yang sedang ke luar kota. Atau jadi polisi yang sedang bertugas.

Ada yang hidupnya asyik-asyik saja sebagai komisaris, atau bekerja sebagai CEO, yang kini berbisnis rendang atau tetap berbisnis susu untuk atasi stunting.

Bila diibaratkan handset yang sempat “hang”, setelah di “re-set” sudah menemukan kiat, untuk sehat.

Rajin berolahraga. Ada yang olahraga sepeda juga jalan-jalan. Ada di antara kami, yang sudah menjadi pejabat negara, saat ngobrol di antara kita, ada saja komen porno seperti halnya 30 tahun lalu saat kami nongkrong.

Celetukan nakal itu, bagian dari  mengurangi stres, mengeluarkan hormon-hormon yang diperlukan agar terjadi keseimbangan dalam metabolisme tubuh.

Ya, ada semboyan “Mens sana in corpore sano” (A sound mind in a healthy body – dalam tubuh sehat terdapat pikiran sehat).

Silaturahmi ini mengungkapkan bahwa kehidupan terus berjalan.

Laiknya situasi yang harus kita pahami. Ada diantara kami, seorang pilot yang bisa terbang rutin, kini hanya terbang sebulan sekali. Situasi New Era, dimana kita dalam sebuah ekosistem baru.

Salam sehat dan terus mengucap syukur.

S.S Budi Raharjo MM

BACA JUGA: Majalah MATRA edisi cetak, klik ini

Tinggalkan Balasan