Menteri Kesehatan Terawan Bersaksi, Cara Menjadi Sahabat Orang Tak Berpunya

MATRANEWS.id — Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto memberi kesaksian hidup, bahwa selalu ada jalan, apabila kita beriman: Dalam Nama Yesus Kristus.

“Kalau menjadi sahabat, kita pasti dikasih talenta. Nah, cara menjadi sahabat itulah, perlu menjadi hamba,” ujar Terawan yang punya senjata pamungkas, selalu bersyukur dalam setiap keadaan.

“Tetap senyum dan selalu  bersyukur, itu saja kuncinya,”  ujar Menteri Kesehatan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 ini di hadapan jurnalis Kristus.

Sempat disebut sosok yang menjadi sumber keresahan di masyarakat,  Dokter Terawan mengaku terus bersyukur dan lebih senang menjadi sahabat, melayani orang-orang tak berpunya.

Dimana, untuk menjadi sahabat, perlu menjadi hamba. Perlu merendahkan diri.

Berilah dari apa yang Tuhan sudah beri,  berilah dari apa yang engkau bisa beri, maka yang ketiga, berilah karena pemberian itu langsung keluar dari hatimu.

Tuhan tuntut kita bukan saja melakukan hal yang benar, Tuhan tuntut kita melakukan hal yang benar itu dengan alasan yang benar.

Periode dirinya mengalami situasi sulit,  saat dirinya “tengkurap” memang tak diungkap secara gamblang dalam mimbar kesaksian, malam itu.

“Semua ada jejak digitalnya, tinggal search saja,” ujar Terawan yang sampai sekarang, mengaku masih saja di bully.

Tercatat, sebagai dokter yang mengenalkan metode “cuci otak” untuk mengatasi penyakit stroke.  Sesinya tidak lama, hanya tiga jam dan bisa langsung pulang.  Metode penyembuhannya tidak perlu dirawat.

Terapi “cuci otak” dengan Digital Substracion Angiography (DSA) diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.

Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto diberhentikan dari keanggotaan IDI.  Ia dianggap melanggar Pasal 4 dan Pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia.

“Dulu di bully, sekarang di lobi,” ujar Terawan tanpa maksud mengkritik yang lalu. Belajar dari kasih Kristus, yang telah mengalahkan dunia.

Terawan lagi-lagi bersaksi,  untuk memperkuat iman kita. Jika kita menjadi sahabat buat orang yang membutuhkan, selalu menolong orang susah, dan selalu hadir sebagai sosok yang siap membantu. Maka, Tuhan selalu memberi jalan.

Pesannya kepada awak Media,  Jurnalis harus mempersatukan. Menjadi terang dunia, bersatu, saling kait mengait, berkumpul dan bersekutu dalam Kasih Kristus.

“Jangan ambil harta persembahan, uang negara dan orang yatim,” paparnya dalam acara  Ibadah syukur Tahun Baru 2020.

Sebagai,  penguatan ikatan kasih sesama wartawan Kristiani.

“Jadilah Jurnalis Kristus, Wartakanlah  Damai Suka Cita Bagi Sesama,”  demikianTerawan, dalam acara yang berlangsung kemarin.

Acara berlangsung Rabu 22 Januari 2020, jam 17.00 WIB di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jl Merdeka Selatan no 17, Jakarta Pusat.

 

Jaringan Wartawan Kristus Menjadi Networking.

Melepaskan sekat organisasi manapun, sehingga menjadi kegiatan bersama.

Kemudian, “Wujud kebersamaan itu juga bisa menjadi ajang berbagi, dimana wartawan juga bisa menyebar kasih dan menjadi saksi Kristus. Tak hanya sekedar memperingati kelahiran Yesus Kristus.”

Selain menjadi ajang silaturahmi para “Saksi Kristus” agar terus menjadi berkat untuk sesama.

“Awak Media” dari Persatuan Wartawan Indonesia berusaha menjadi terang dunia, bersatu, saling kait mengait, berkumpul dan bersekutu dalam Kasih Kristus.

Merupakan perayaan yang melibatkan lintas organisasi dan menerjang batas-batas organisasi.

Insan media dari mana saja, tidak pandang dari suku atau organisasi mana. Intinya, “Panitia Natal Jaringan Wartawan Kristus ini berupaya memuliakan Yesus Kristus. Biarlah nama itu ditinggikan dan dipermuliakan.”

Artinya, bukan kegiatan seremonial tanpa makna, melainkan ajang persatuan orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus.

 

http://pimpinanmedia.id

Tinggalkan Balasan