IT  

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki

Bersama pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia, panitia IDC.

MATRANEWS.id –Mantan aktivis anti korupsi ini, ternyata memang sibuk dengan urusan cangkul.  Bukan karena pria asal Garut, Jawa Barat ini anak petani. Ia bahkan turut melakukan aksi demonstrasi membela petani di Garut pada 1985.

Namanya malah dikenal sebagai pegiat anti-korupsi, setelah menjadi Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 1998. Kini, Teten Masduki masuk Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 sebagai  Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Ketika bertemu sahabat jurnalis sohib lawas, Teten asyik membicarakan peluang bisnis. Obrolannya di meja makan dan di panggung acara Indonesia Digital Conference (IDC), era 4.0, ia prihatin dan sedih adanya problematika impor cangkul.

Rupanya permasalahan impor cangkul tersebut menurut Teten, disebabkan tak ada bahan baku yang disalurkan kepada para pandai besi atau produsen yang merupakan UKM. Para pandai besi yang tradisional sampai semi modern itu, tak  punya bahan bakunya, suplai dari Krakatau Steel.

“Kalau sukses ngurus cangkul, yang lain gampanglah,” pria yang juga pernah menjajal ikut Pilgub Jawa Barat 2013 sebagai calon gubernur, mendampingi anggota DPR Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka ini mengaku mendapat tugas khusus.

“Permasalahannya adalah, UMKM kita selama ini, belum mampu bersaing dengan produk impor. Kalau di dalam negeri saja begitu, apalagi produk kita bisa bersaing di global,” ujar pria kelahiran 6 Mei 1963.

Alumnus Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung ini menyebut,  awalnya digulirkan Presiden Jokowi, yang  agak terganggu soal import cangkul yang besar sekali. Setahun sepuluh juta cangkul.

“Kita berharap sebagian kebutuhan ini, tahun depan sudah akan dipenuhi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi cangkul,” ujar Teten optimis.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 2 September 2015 hingga 17 Januari 2018 ini mengaku, dalam rapat Kabinet RI melontar gagasan, supaya Kementerian Keuangan untuk menggratiskan bea masuk impor mesin cangkul.

Teten Masduki membandingkan kualitas cangkul yang diproduksi perajin logam di Cibatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan buatan China. Menurutnya, cangkul buatan Sukabumi lebih berkualitas dibandingkan produk impor dari China.

Pembebasan diminta supaya produksi cangkul dalam negeri lebih kompetitif supaya impornya bisa ditutup. Kalau UMKM kita, tidak didisain punya kemampuan kompetisi, dengan produk import. Maka, dalam negeri kita akan didominasi asing.

“Mudah-mudahan lah, tahun ini (dan) tahun depan kita bisa kurangi impornya,” masih komentar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Teten mendorong marketplace pria sejati, majalamatra.com sebagai etalase UKM juga, agar hasil UKM yang bermutu dan baik  bisa tampil di jaringan internasional, dengan didukung promosi dan kualitas.

 

 

baca juga: Majalah Matra Edisi Cetak — klik ini

www.majalahmatra.com

Tinggalkan Balasan