Dipo Notarianto: “Momen Jokowi-Prabowo Natural Seperti Ini, Perlu Ada Di Bidang Kebudayaan dan Pendidikan.”

Pernyataan mengenai “kebersamaan dan momentum” bakal calon Presiden pada Pemilu 2019 itu dikeluarkan Dipo Notarianto, seorang generasi muda Indonesia. Foto kedua tokoh bangsa mendatangkan respons positif sejumlah kalangan memang terus viral di media sosial.

Momen “foto pelukan” Joko Widodo dan Prabowo Subianto dengan diselimuti bendera merah putih, menurut Dipo adalah peristiwa langka. Setelah atlit Pencaksilat Hanif, merangkul Jokowi dan Prabowo bersamaan. Ketiganya berpelukan bersama.

Kala itu, pesilat Hanifan Yudani Kusumah berhasil meraih medali emas Asian Games 2018. Usai menerima medali, dia keliling arena lalu menghampiri Presiden Joko Widodo dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto.

Momen itu lahir secara spontan, ketika atlit silat itu merasa sangat gembira lantaran meraih medali emas kelas C setelah menundukkan pesilat Nguyen Thai Linh asal Vietnam. Setelah menyalami Prabowo dan Jokowi, Hanif langsung menarik tangan Jokowi dan Prabowo bersalaman dan berpelukan bersama.

Seorang PPAT dan wiraswasta yang sibuk ini pun mengusulkan, banyak momentum natural lain, yang bisa terjadi dan artinya punya dampak positif semacam ini. “Karena dengan adanya pertemuan natural, publik menjadi muncul dalam semangat persatuan, nasionalisme kita menjadi politik yang mempersatukan,” ujar Dipo.

Pria yang juga sedang berupaya meraih suara di Dapil Jateng 3 ini menyebut, momentum penetakan pencalonan dan nomor urut peserta pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum juga menjadi bagian kebersamaan dua tokoh itu diabadikan. “Hanya perlu momentum natural lain,” ujar Dipo SH, SE, MM, MBA, MKn, Caleg DPR RI dari partai nomor 8 ini.

Momentum Natural itu bukan pertemuan yang direncanakan, yang di dalamnya justru berpotensi untuk memperlihatkan “sandiwara politik”. Akan tetapi, yang dibutuhkan hanya momentum itu secara alami menunjukan kehangatan natural. “Akan menarik sekali, apabila kedua tokoh bangsa ini juga bisa demikian di momen kebudayaan dan pendidikan,” usul Dipo.

Merupakan kandidat doktor ilmu ekonomi, yang sedang menulis disertasi yang mengulas dana desa, pembangunan ekonomi, pengangguran serta kemiskinan di Indonesia. Ia melihat media massa, sosmed akan diwarnai literasi ide-ide yang mengawal proses politik.

“Jika kita-kita men-share pesan dan natural semacam ini, akan baik buat semua,” jelas Dipo, mengutip penelitian yang menyebutkan negara kita bedasarkan survei Asosiasi organisasi pemungutan suara asal Swiss, Gallup International mengumumkan Indonesia menjadi salah satu negara paling optimis dan bahagia di tahun 2017.

“Kita harus mencegah publik terbelah, hanya karena pilihan politik berbeda,” pria yang memiliki banyak sahabat di bidang entertaiment ini menegaskan. “Demokrasi kita ini damai, sejuk, walaupun kita berbeda. Kita bertanggung jawab mewujudkan Pilpres dan Pileg 2019, berjalan damai, aman, demokratis dan berkeadaban,” ujar Dipo.

foto: istimewa, koleksi pribadi

“Karena dengan adanya pertemuan natural, publik menjadi muncul dalam semangat persatuan, nasionalisme kita menjadi politik yang mempersatukan,” ujar Dipo.

Tinggalkan Balasan