Musik Jazz dari Masa ke Masa

MATRANEWS.id — Bicara musik, memang tak ada habisnya. Dari tahun ke tahun, kreativitas para pekerja seni di bidang musik acap menampilkan “gaya” karya terbarunya.

Musik dangdut bisa dikatakan memiliki corak yang terbanyak di bandingkan dengan genre musik lainnya.

Lihat saja, selain dangdut asli seperti yang dibawakan oleh Rhoma Irama, dalam perkembangannya muncul rockdut (musik dangsut bergaya rock), dangdut ritmix, hingga dangdut koplo.

Di genre musik pop, terbilang ‘normal-normal’ saja, tak terlalu ada perubahan gaya yang menyolok.

Yang berubah hanya soal syairnya saja: ada yang melankolis dan ada yang biasa. Namun, naik turun pamor genre musik-musik tersebut akan seiring dengan tren yang sedang terjadi.

Media televisi, memiliki peran sangat penting dalam menaikan dan menurunkan pamor tersebut.

Namun ada satu jenis musik yang sejak zaman dulu hingga sekarang memiliki corak yang seolah tak berubah: begitu-begitu saja. Itulah musik jazz.

Sekalipun gelaran musik ini sering dilakukan, namun penikmat musik genre ini (khususnya di Indonesia) juga tak mengalami fluktuasi. Kelas menengah ke atas adalah komunitas penikmat setia musik ini.

Belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia musik jazz digelar di pinggiran pasar tradisional atau pinggiran kali.

Tak pernah juga musik jazz digunakan sebagai hiburan selama kampanye Pilpres ataupun Pileg. Musik ini secara ekslusif digelar di dalam hotel atau di gedung-gedung tertentu.

Itulah tentang kedudukan musik jazz yang pada awal kelahirannya dianggap sebagai musik rendah, musiknya kaum hitam yang hina di daratan Amerika, namun kemudian tumbuh menjadi musik bermutu tinggi. Banyak digaet oleh jenis musik lainnya dalam upaya menambah nilai seninya.

Bahkan akhirnya jazz digunakan sebagai sarana bergengsi, karena orang merasa takut dikatakan ketinggalan zaman hanya disebabkan karena tidak mengetahui atau menyukai musik jazz.

Jazz akhirnya dianggap sebagai musiknya kaum elite. Tentu saja bagi yang suka.

 

Harus diakui, setiap tahun musisi-musisi yang hadir ke Indonesia, semakin bertambah dan berkualitas. Demikian juga dengan jumlah penonton penikmat musik jazz semakin bertambah dan bahkan ada diantaranya penggemar baru.

Tidak ketinggalan musisi-musisi jazz anak negeri yang turut memeriahkan festival ini, bahkan mereka bisa satu panggung dengan musisi jazz idolanya dari luar negeri. Salam jazz!

 

Tinggalkan Balasan