Nahkoda Berita, Posting Seru-Seruan Aja

Nahkoda Berita

MATRANEWS.id — Ada yang menyebut Wartawan ABRI, tapi deskripsi lain menyebut jurnalis Polkam periode 1985-2000.  Grup medsos ini memang  unik,  dari sekedar reunian, kopi darat, hingga kemudian anggotanya ada juga yang left, entah kenapa.

Yang pasti, tiga orang ini masih aktif di grup mesdos itu dan sering kopi darat sebagai bagian silaturahmi. Mereka laiknya jurnalis kekinian, yang tak lupa pose-pose. Padahal, ketika mereka memasuki medan “tempur” dalam suasana kamera analog, tak terpikir pose-pose.

Ini adalah simulasi, suasana dan bagaimana menyetir kapal laut. Dalam momen, pembicaraan dan dinamika, serta pergerakan masyarakat, yang dipantau dalam pengejawantaan unik.

Pemerataan informasi, khususnya pengetahuan dan keterbukaan, tak hanya dipegang oleh orang-orang pers, tapi lewat media sosial.

Untuk pose ini, sengaja diposting di grup medsos. Bukan dalam kaitan,  untuk memiliki surat keterangan kecakapan (SKK) sebagai nakhoda.  Tak juga dalam kaitan melewati tes administrasi dan kemampuan mengemudi armada transportasi laut tersebut.

Hanya seru-seruan saja.

Nakhoda dalam arti untuk memimpin kapal adalah perwira laut yang memegang komando tertinggi di atas kapal niaga/ kapten kapal.

Dalam pangkat militer angkatan laut, kata nakhoda juga digunakan untuk menyebut kata Laksamana/ Admiral dalam bahasa Inggris.

Juru mudi KRI, kapal berdimensi jumbo, setang kemudinya mirip setir mobil-mobilan. Diameter setangnya tidak lebih dari 30 sentimeter.

Bukan berarti gampang, menyetir kapal. Kita perlu pengetahuan membaca radar hingga mendeteksi lawan yang masuk radar kapal.

Selain itu, juga harus bisa membaca maupun mengetahui posisi kapal dengan peranti global positioning system dalam peta hidro-oseanografi.

Ada aspek kedalaman laut, pengaruh arus dan angin, pengaruh lebar alur pelayaran, jenis-jenis dasar laut apakah berpasir, lumpur atau berkarang, cuaca di daerah pada waktu akan berlabuh lamanya waktu untuk tinggal berlabuh.

Banyak yang harus diperhatikan yaitu kedalaman lat, arus dan angin. Jenis-jenis dasar laut apakah berpasir, lumpur atau karang, cuaca di daerah pada waktu akan berlabuh, lamanya waktu untuk tinggal berlabuh.

Nakhoda kapal memikul tanggung jawab penting dalam dalam sebuah kapal.

Di sebuah museum Galeri Bahari Mugaba, kawasan Bandung, inilah jurnalis gaek ini “join navy to see the world”.

Berfoto-foto dan mendengarkan penjelasan tentang sistem navigasi kapal.

Ya, seperti kendaraan di darat, kapal di atas lautan pun mempunyai rute (rencana track pelayaran).

Yang berbeda adalah untuk kapal, penentuan rute (track) dilakukan perhitungan berdasar peta yang dituju.

Adalah perhitungan dengan menggunakan peta, estimasi derajat (lintang bumi), kedalaman laut, dan lainnya. Setelah itu, barulah ditentukan yang disebut haluan berupa angka derajat. Angka ini harus dikemudikan sesuai alat kemudi yang ada di ruang navigasi kapal.

Eng-ing-eng.  Daripada membicarakan blog Natuna atau “perang” para pemimpin dan publik Iran, yang geram atas pembunuhan jenderal kebanggaan mereka, Qassem Soleimani.

Mari menikmati perjalanan kapal, bersama nahkoda kapal dadakan ini. Uhuy!

baca juga: majalah matra edisi cetak — klik ini

Tinggalkan Balasan