viral  

Novel Baswedan Tak Pernah Menepuk Dadanya Sendiri

MATRANEWS.id —  Senin, 1 Juni 2020, pukul 20.00, mantan Sekjen Mahkamah Agung Nurhadi Abdurrachman ditangkap tim penyidik KPK, ini menjadi akhir pelariannya lebih dari 100 hari.

Buron kasus suap dan gratifikasi senilai Rp 46 miliar di institusi terhormat Mahkamah Agung itu tak berkutik dicokok di tempat persembunyiannya di rumah mewahnya di tengah kota, bukan di goa dan belantara yang tak terdata.

Novel Baswedan memimpin langsung penangkapan itu. Tentu tidak ia sendiri, dia bukan Rambo apalagi Superman pastinya. NB bersama tim penyidik berhasil masuk rumah yang dikunci rapat itu. Operasi yang dipimpin langsung NB itu mematahkan anggapan publik sulit menangkap buronan sekaliber Nurhadi. Cukup asal ada kemauan dan keberanian saja. Kalau tak ada itu semua, buronan jalan di depanmu, kau pun tak akan melihatnya. Dan, pecah telurlah KPK.

Novel Baswedan tak pernah menepuk dadanya. Catatan panjang keberhasilannya mengungkap kasus-kasus korupsi di negeri ini tak bisa diabaikan. Tak ada kompromi buat perampok uang rakyat, tak ada kongkalikong kepada siapapun, apapun juga kepentingannya. Sasarannya jelas, membasmi tikus-tikus koruptor yang gerogoti bangsa ini.

Meski dengan satu mata, ia buktikan bahwa ia bekerja. Tak semata kerja lahirnya saja, tapi batinnya pun bertiwikrama. Hingga membuat jerih siapapun mendengar namanya.

Jika tersebut dalam kasus korupsi, segala cara dilakukan agar tak bertemu orang semacam Novel Baswedan ini. Mata nuraninya tak pernah padam, ternyata.

Manalah pernah Novel Baswedan menepuk dada. Meski ada saja orang yang menisbikan hasil kerjanya. Meski ada saja orang yang sulit mengakui kemampuannya. Meski ada saja orang yang ingin menyingkirkannya. Meski ada saja orang yang tergopoh-gopoh mengabaikannya.

Satu matanya telah dibutakan para durjana, tak membuatnya berhenti bekerja. Ia buktikan kerjanya. Bukan bicara saja. Memimpin langsung penangkapan buron Nurhadi itu. Saat publik makin apatis terhadap KPK.

Kini, setelah tertawa cukup lama para tikus berpenyakit itu, sekarang keluar keringat dinginnya berliter-liter pastinya. Segala akal licik mereka kerahkan agar tak terungkap kebusukannya. Menggigil ketakutan mereka di tumpukan uang dan kekuasaan.

Setelah kabar OTT KPK yang sebelumnya hanya puluhan juta, penangkapan Nurhadi ini menjadi momentum baik KPK berbenah. Sudahilah masak nasi goreng dan ikut seremonial bagi bansos itu, KPK kembali ke khittahnya saja. Sehingga ketika sebut namanya, gentar para perompak uang rakyat itu. Terkencing-kencing dibuatnya.

Jangan pula tutupi seolah Novel Baswedan tak punya peran dalam penangkapan Nurhadi. Semakin kau tutupi, semakin harum namanya. Semakin kau tutupi, semakin kami tahu KPK ini seperti apa rupanya.

Kami tentu tahu pasti ada banyak adegan drama dibalik ini semua, sebelum NB dan timnya berkeras menangkap buron Nurhadi itu malam. Publik tentu tak perlu tahu. Jika lancar saja, sudah sejak hari pertama buron pasti Nurhadi sudah gampang diseret kembali. Kaburnya juga tak ke mana-mana, bukan dalam gunung atau dasar samudera.

Manalah pernah Novel Baswedan menepuk dadanya.

Tapi kami tahu, dia tak akan pernah berhenti mengejar siapapun yang mencuri uang dari rakyatnya sendiri. Dia bekerja tentu tak sendiri, dalam tim penyidiknya orang-orang terpilih itu sama dengannya, nuraninya tak pernah mati. Mereka tak banyak, tapi ada.

Mereka yang hidup bersama harapan rakyat negeri ini. Mereka yang tumbuh dalam setiap doa anak-anak negeri. Mereka anak-anak panah yang dilontarkan dari gendewa rakyat. Tajam tak salah sasaran.

Manalah pernah Novel Baswedan menepuk dadanya sendiri.

Memangnya, kamu?

#sayabelajarhidup bersama Ursamsi Hinukartopati

Novel Baswedan bersama Pemred Majalah Matra

 

Tinggalkan Balasan