MATRANEWS.ID – Capital Sensitivity Analysis Index (CSA Index) untuk Januari 2025 menunjukkan peningkatan signifikan dengan indeks berada pada level 84,2 (06/01/24).
Peningkatan ini mencerminkan optimisme investor yang didorong oleh ekspektasi terjadinya January Effect, yaitu fenomena yang seringkali memicu peningkatan aktivitas beli di pasar saham pada awal tahun, sehingga diharapkan dapat mendorong IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ke level yang lebih tinggi.
Optimisme ini telah berlanjut sejak Agustus 2024, dengan sejumlah indikator ekonomi domestik yang turut mendukung sentimen positif pasar.
Namun demikian, berbagai tantangan baik dari dalam negeri maupun global tetap membayangi pergerakan IHSG.
Faktor Pendukung dan Tantangan IHSG
Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian adalah pembatalan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari pasar, meski efeknya masih dibatasi oleh ketidakpastian kebijakan turunan.
Selain itu, data inflasi yang terkendali dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur pada Desember 2024 yang tetap positif menambah stabilitas ekonomi Indonesia.
Volatilitas rupiah menjadi faktor lain yang turut memengaruhi IHSG. Pelemahan nilai tukar memberikan dampak beragam, dengan sektor-sektor berorientasi ekspor seperti pertanian, pertambangan, dan manufaktur yang cenderung diuntungkan.
Namun, pelemahan ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Dengan inflasi yang terkendali, peluang untuk penurunan suku bunga acuan tetap terbuka, tetapi pelemahan rupiah dapat menjadi penghalang.
Dari aspek global, tingginya tensi geopolitik serta perlambatan ekonomi dunia memberikan sentimen negatif, meski optimisme domestik masih mendominasi.
Target IHSG dan Sektor Pilihan
Pada Januari 2025, IHSG diproyeksikan mencapai level 7.532, mencerminkan kenaikan 5,87% dibandingkan penutupan Desember 2024 di angka 7.079.
Target ini mencerminkan ekspektasi yang lebih realistis dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sempat mencapai 8.243 pada Oktober 2024.
CSA Index juga mengidentifikasi sektor-sektor utama yang akan menjadi penggerak IHSG.
Sektor keuangan kembali menjadi pilihan utama pelaku pasar, sejalan dengan tren beberapa bulan terakhir.
Tingginya kapitalisasi pasar dan stabilitas sektor ini menjadikannya motor utama pergerakan IHSG.
Sektor energi juga tetap menjadi fokus, menawarkan peluang investasi yang menarik di awal tahun.
NS Aji Martono, Ketua Umum PROPAMI, menyampaikan optimismenya terhadap hasil CSA Index Januari 2025.
“CSA Index Januari 2025 menunjukkan bahwa pelaku pasar optimis akan potensi terjadinya January Effect. Optimisme ini diharapkan dapat menjadi katalis positif untuk mendorong aktivitas pasar saham di awal tahun dan memperkuat fundamental IHSG dalam menghadapi tantangan global,” ujar Aji Martono.
Metodologi Survei CSA Index
CSA Index disusun oleh CSA Institute bekerja sama dengan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) melalui survei kuesioner yang melibatkan seluruh anggota AAEI serta alumni CSA Institute.
Data dikumpulkan dari 16 hingga 31 Desember 2024, kemudian diverifikasi untuk memastikan validitas dan objektivitas hasil.
Selain itu, wawancara mendalam dengan pelaku pasar dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait keyakinan dan proyeksi IHSG.
CSA Index juga membaca pandangan pasar terhadap kinerja sektor-sektor unggulan dan target IHSG dalam 12 bulan ke depan.
Hasil ini diharapkan menjadi referensi penting bagi pelaku pasar dalam merencanakan strategi investasi.
Tentang CSA Institute dan AAEI
CSA Institute merupakan lembaga pelatihan berbasis kompetensi yang fokus pada sertifikasi di industri jasa keuangan, seperti Certified Securities Analyst (CSA) dan Certified Technical Analyst (CTA).
Institusi ini juga terdaftar di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Pasar Modal (LSPPM).
Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), sebagai organisasi nirlaba yang berdiri sejak 2001, terus berkomitmen dalam meningkatkan kompetensi anggotanya melalui seminar, pelatihan, dan berbagai kegiatan lain yang relevan di bidang pasar modal