Budaya  

Raja Belanda Minta Maaf ke Indonesia Ramainya di Belanda, Giliran Keris Yang Ramai di Indonesia

MATRANEWS.id — Raja Belanda Willem-Alexander menyerahkan sebilah keris milik Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo. Keris itu diserahkan secara simbolis dalam pertemuan Raja Willem dan Jokowi.

Keris itu berwarna kuning di bagian sarungnya dan berwarna coklat di bagian gagang. Keris itu dipajang rapi dalam sebuah kotak kaca.

Ramai diperbincangkan, bahwa keris Diponegoro adalah keris naga siluman. Namun keris yang dikembalikan dari Belanda itu merupakan keris dengan dhapur (rancang bangun) nagasasra.

Dalam khasanah keris Jawa, ada puluhan bahkan ratusan jenis dhapur atau rancang bangun sebuah keris. Keris dhapur naga misalnya, juga sangat banyak jenis. Dhapur nagasasra dan dhapur naga siluman, adalah dua rancang bangun keris yang berbeda dan memiliki ciri, ricikan, serta bentuk yang berbeda yang telah baku.

Ahli waris maupun kalangan tradisional Jawa pada umumnya, selama ini mempercayai bahwa keris Pangeran Diponegoro adalah keris naga siluman.

Keris itulah yang diperkirakan disita Belanda seiring penangkapan sang Pangeran pada tahun 1830 di Magelang, bersama tiga barang lainnya yaitu sebuah tombak, sebuah senjata cakra dan sebuah pelana kuda.

Dari foto-foto yang beredar, baik keluarga maupun masyarakat umum meyakini keris tersebut dhapur nagasasra.

Keris itu diketahui tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Sebab, keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar.

KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.

Sebelum dikembalikan ke Indonesia, berbagai proses penelitian dilakukan oleh para peneliti Belanda ataupun Indonesia.

Hal ini untuk membuktikan kebenaran kepemilikan keris. Keris itu sendiri didapatkan Belanda saat menangkap Pangeran Diponegoro setelah perang besar 1825-1830.

Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831.

Kini keris itu telah kembali ke pangkuan Indonesia, bergabung dengan dua pusaka milik Pangeran Diponegoro lainnya.

Usai Jokowi dan Raja Willem menyampaikan pernyataan pers bersama, keduanya lalu berfoto bersama di samping keris tersebut. Ibu Negara Iriana dan Ratu Belanda Maxima Zorreguieta Cerruti juga ikut mendampingi saat sesi foto.

Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.

Selama lima hari terhitung 9 sampai 13 Maret, Raja dan Ratu Belanda bakal melakukan sejumlah kegiatan kenegaraan di Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, hingga Danau Toba.

Dari agenda kunjungan yang dirilis ke publik, pemerintah Indonesia dan Raja serta Ratu Belanda tidak dijadwalkan membicarakan masa lalu, termasuk tuntutan permintaan maaf dan ganti rugi korban perang.

Tapi,  Raja Belanda Willem-Alexander yang didampingi Ratu Maxima, menyampaikan permohonan maafnya pada Indonesia atas kekerasan yang terjadi di masa lalu dalam pidatonya di Istana Bogor (10/03).

“Pada saat yang sama, adalah hal yang baik bahwa kita terus memandang masa lalu. Masa lalu tidak bisa dihapus, dan harus diakui oleh setiap generasi yang akan datang. Pada tahun-tahun segera setelah Proklamasi, pemisahan yang menyakitkan terjadi, yang menelan banyak korban jiwa,” ujar Raja Willem-Alexander.

“Sejalan dengan pernyataan sebelumnya oleh pemerintah saya, saya ingin menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf atas kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu.”

“Saya melakukannya dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga yang terdampak terus terasa hingga hari ini,” ujarnya.

Ia mengatakan mestinya permintaan maaf tersebut mencakup keseluruhan era kolonialisme selama lebih dari 300 tahun, tidak hanya untuk periode 1945-1949.

baca juga:Misteri Keris Diponegoro – klik ini

 

Matra Marketplace

Matra Media Kit 2020

Tinggalkan Balasan