Tokoh  

Ryamizard Ryacudu: “Kalau Ada Yang Coba-Coba Ganggu Keamanan Negara Indonesia. Urusannya Panjang.”

RR bersama sahabatnya S.S Budi Rahardjo, Pemred Matra & CEO Eksekutif.

MATRANEWS.id —   “Perlu kita ketahui, kalau TNI melaksanakan tugasnya, maka tak ada kompromi. Musuh negara harus dihancurkan,” ujar Ryamizard.  TNI memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara.

“Saat ini, ada tiga ancaman dalam pertahanan negara, yaitu pertahanan nyata, belum nyata dan sangat nyata,” demikian  dalam obrolan leyeh-leyeh.

Mantu Jenderal TNI Try Sutrisno ini menegaskan kepada semua pihak,  bahwa track record kita ini, terus dicatat dalam sejarah.  “Sekarang bagaimana kita mengisi hari-hari, lebih berarti,” ujar suami dari dokter gigi Nora Tristyana.

Pria yang pelit untuk tersenyum ini bak menyusun puzzle, bercerita masa mudanya.  Pernikahannya memiliki tiga orang anak yang bernama Ryano Patria Amanzha, Dwinanda Patria Noryanzha, dan Trynanda Patria Nugraha.

“Kadang, saya minum obat juga,” ia berterus terang.

“Ya, sehatnya orang tua,” ujar pria yang mengaku ada saja yang dirasa sebagai mahluk hidup di penghujung senja.

Hanya dengan hati yang gembira, Ryamizard mengaku hidupnya bisa dijalani dengan baik. Pikiran dan hati yang bersih, membuatnya semua kehidupannya dalam normatif.

Obrolan berlangsung dalam suasana silaturahmi.

“Semua bisa dihandle, dengan pola dan gaya hidup sehat. Sama seperti untuk NKRI, seperti tubuh kita yang tidak boleh lemah. Kita jangan kalah dalam persaingan global, persaingan antar bangsa,” paparnya.

RR merupakan lulusan STM jurusan mesin, Akabri Darat (lulus 1973), Suscapa (1985-1986), Seskoad (1991).

Kariernya dilewati dengan jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya.

Saat terjadinya gesekan elit nasional pada masa presiden Gus Dur, Ryamizard yang saat itu menjabat Pangdam Jaya “mengancam” siapa saja yang akan mengganggu keamanan di wilayahnya.

Terkenal konsisten dan keras, irit bicara kepada pers. Hanya kepada majalah MATRA, Ryamizard kerap berdiskusi mengenai banyak hal. Selepas dari Kodam Jaya, Ryamizard mendapat promosi bintang tiga sebagai Panglima Kostrad menggantikan Letjen TNI Agus Wirahadikusumah.

Kemampuannya merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU Juli 2001 menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD dan kemudian menggantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.

Ryamizard pernah dicalonkan di akhir masa jabatan Presiden Megawati, sebagai Panglima TNI. Namun, nama Marsekal Djoko Suyanto-lah yang akhirnya dipilih sebagai Panglima TNI pada tahun 2006, karena namanya dianulir oleh SBY.

Bicara karir politik, pria ini memulai pada 2008. Ryamizard sempat akan dicalonkan menjadi Wakil Presiden dari Megawati dan Joko Widodo. Hingga kemudian, mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Ryamizard sebagai Menteri Pertahanan ke-24 dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo berpesan untuk  TNI dan POLRI mengkedepankan diplomasi dan pendekatan lunak atau soft power untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anak dari perwira tinggi Angkatan Darat Mayjen TNI Musannif Ryacudu. Pada saat hidup ayahnya sangat dekat dengan Presiden Soekarno, ayah dari Megawati Soekarnoputri.

Ryamizard menjalani masa kecil sekolah dasarnya di Kalimantan dan Jakarta, sedangkan sekolah militernya di AKABRI, Magaleng. Lulus pada tahun 1974. Pada usia 24 tahun Ryamizard bergelar letnan dua infanteri.

Berbagai tugas lapangan dan jabatan dia lalui, mulai sebagai Komandan Peleton, Komandan Kompi, Wadanyonif Linud 305/Kostrad, Komandan Yonif Linud 305/Kostrad, hingga Komandan Brigif Linud 17/Kostra.

Setelah 23 tahun bertugas operasi militer di berbagai daerah dan luar negeri, karier perwira tingginya dimulai sebagai Kepala Staf Kodam Sriwijaya, Panglima Divisi 2/Kostrad, Kepala Staf Kostrad, Pangdam Brawijaya, Pangdam Jaya, dan Pangkostrad, hingga sebagai Kepala Staf TNI AD (Kasad) 2002-2005.

“Saya bicara bukan hanya asal ngomong, kalau ada yang coba-coba ganggu keamanan negara Indonesia. Urusannya panjang,” ujar pria kelahiran Palembang, 21 April 1950 ini.

baca juga: majalah Matra edisi cetak — klik ini

 

Tinggalkan Balasan