Satu Kata & Satu Perbuatan Anies

Gantyo- foto istimewa

BETAPA bahagianya 58 persen warga Jakarta punya gubernur yang benar-benar prorakyat.

Saat banyak orang nyinyir memasalahkan patung Getah Getih (terbuat dari bambu) yang selama ini teronggok di Bundaran HI dibongkar (padahal berbiaya Rp 550.000.000), sang gubernur, Anies Baswedan, menjelaskan dengan begitu jernih sejernih kali yang tempo hari dalam rangka Asian Games ditutup dengan jaring.

Para penyinyir pun tak berkutik setelah Anies menjelaskan latar belakang mengapa ia membangun patung bambu Getah Getih yang bentuknya mirip dua orang sedang berhubungan intim model samping.

Tentang dana Rp 550.000.000 yang diributkan orang yang tidak paham itu, Anies menjelaskan bahwa uang itu mengalir ke rakyat kecil. Maksudnya pasti ke pedagang dan petani bambu.

“Anggaran itu ke mana perginya, perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil. Tapi kalau ini, justru Rp 550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, perajin bambu,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, sebagaimana diberitakan detikdotcom, Jumat (19/7).

Nah, banyak orang jadi paham sekarang, ternyata patung terbuat dari bambu yang bahan bakunya bersumber dari petani bambu dan dibeli dari pedagang bambu yang adalah rakyat kecil (saya sengaja menggunakan kalimat panjang agar jelas) itu punya batas waktu tayang di Bundaran HI.

Anies menuturkan proyeksi awal patung bambu Getah Getih teronggok di sana hanya enam bulan guna menyambut Asian Games.

Alhamdulillah dong jika patung itu akhirnya bisa menghiasi kota Jakarta — di lokasi strategis pula — hingga 11 bulan. Lumayan ada tambahan bonus waktu tayang 5 bulan.

Dengar dan camkan lagi nih penjelasan Anies. Kenapa bukan besi, melainkan bambu?

“Kalau yang lain menggunakan besi belum tentu produksi itu produksi dalam negeri. Tapi kalau bambu, hampir saya pastikan tidak ada bambu impor. Bambunya produksi Jawa Barat, dikerjakannya oleh petani oleh perajin lokal. Jadi angka yang kemarin kita keluarkan diterimanya oleh rakyat kebanyakan,” sebut Anies.

Luar biasa keperpihakan Anies kepada rakyat kecil. Nggak sia-sia 58 persen warga Jakarta memilihnya sebagai gubernur. Kalian memang beruntung.

Saya yakin Anies adalah tipe pemimpin yang memegang prinsip “satu kata satu perbuatan.”

Pagar di rumahnya pasti terbuat dari bambu, bukan besi yang diimpor dari China.

Di dapur, sang istri pasti memasak (menanak) nasi dengan kukusan, bukan dengan magicjar yang rata-rata juga buatan China.

Jika sedang kenduri, keluarga Anies pasti memberikan atau membagi-bagi tetamunya makanan untuk dibawa pulang yang dimasukkan ke dalam besek, bukan kotak terbuat dari kertas yang juga diimpor dari China.

Semoga dalam waktu dekat, Anies mengeluarkan kebijakan dalam rangka siskamling, di setiap RT atau setiap gang harus dilengkapi dengan kentongan, bukan dengan CCTV yang rata-rata buatan China. Kalau ada maling, haram hukumnya mengirim pesan atau memberitahu pakai WA dan HP yang lagi-lagi diimpor dari China.

Semoga pula Anies mengeluarkan aturan: para dokter dan juru sunat dilarang menggunakan pisau atau laser saat akan menyunat anak-anak warga Jakarta. Memotong kulup harus menggunakan sembilu.

Dalam rangka memberdayakan makanan khas pribumi, semoga pula Anies mengeluarkan aturan seminggu sekali, warga Jakarta wajib sarapan dengan sayur rebung (tunas bambu muda).

Untuk memudahkan warga, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan rebung dan bisa diambil secara gratis di Dinas Tata Kota. Asyik, kan?

Tinggalkan Balasan