“Sudirman Said; Seperti Enggak Ada Matinye,” kata orang Betawi.

Disebut-sebut sebagai salah satu nama sosok dalam Pilgub Jateng 2018.

Pria kelahiran Brebes 53 tahun ini sedang sibuk sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi. “Lulus cepat” dari KabinetKerja, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2014-2016 ini “sibuk” memasukkan program kerja yang termaktub dalam janji kampanye Anies-Sandi ke dalam program kerja Pemprov DKI Jakarta, yang sudah disusun sebelumnya.

Di penghujung tugasnya sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, nama Sudirman beredar dalam bursa calon gubernur Jawa Tengah untuk Pilkada 2018. Banyak orang tidak percaya, heran. Apa mungkin Sudirman Said, yang selama ini dikenal jauh dari dunia politik praktis, malah nyemplung total. Bahkan nyalon Gubernur segala.

Apalagi, Sudirman dikenal sebagai sosok profesional berpengalaman. Ketika di kursi Menteri ESDM, Sudirman “berani” membubarkan PT Pertamina Energy Limited atau yang populer di kenal dengan sebutan Petral. Anak perusahaan Pertaminahasil patungan dengan pengusaha swasta ini selama puluhan tahun menjadi perantara impor BBM.

Dari pembubaran peusahaan ini, Pertamina bisa menghemat Rp 250 miliar per hari.Dari kursi Menteri ESDM pula Sudirman mengungkap perselingkuhan kelas tinggi dalam kasus perpanjangn kontrak karya PT Freeport Indonesia (FI). Kasus yang dikenal dengan ‘Papa Minta Saham’ ini melibatkan nama-nama besar antara lain Setya Novanto dan Reza Chalid.

Akibat kasus ini Setya Novanto sempat terlempar dari kursi Ketua DPR RI.Sudirman mendapat sokongan yang besar dari publik saat mengungkap kasus yang menghebohkan itu. Namun sokongan tidak didapat dari ‘bos’ Sudirman di Kabinet. Majalah MATRA sengaja mengkonfirmasi beberapa hal.

Ikuti wawancara lengkap S.S Budi Rahardjo, Nurul Irfan dan Yul Adriansyah serta Miskolla dengan Sudirman Said di kantornya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sudah banyak media massa antri untuk mewawancarainya hari itu. Dengan gayanya yang bersahabat dan humanis, Sudirman Said bercerita situasi sekarang hingga kesiapannya untuk pencalonan Gubernur Jawa Tengah 2018.

Wawancara bisa dilihat majalah MATRA edisi November 2018 juga bisa klik: MATRA edisi November 2017