MATRANEWS.id — Para ilmuwan mendefinisikan organisasi yang sehat sebagai organisasi yang budaya, iklim, dan praktek-praktek kerjanya mampu menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan keselamatan karyawan dan juga efektivitas organisasi.
Dengan organisasi yang sehat, karyawan merasa dihargai.
Terwujudnya organisasi sehat akan meningkatkan kepuasan kerja, menurunnya tingkat absensi dan keluar masuk karyawan; meningkatkan kinerja pekerjaan; juga meningkatkan kesehatan fisik, mental, spiritual, dan kesejahteraan karyawan.
Ini tentu positif bagi kinerja keuangan perusahaan untuk jangka panjang.
Organisasi yang sehat, memiliki sejumlah karakteristik.
Pertama, keterbukaan dan sifat rendah hati anggotanya, dari atas hingga bawah.
Kesombongan hanya akan mematikan pembelajaran dan pertumbuhan. Kekuatan berasal dari kemampuan dan kesediaan hasrat untuk belajar dari orang lain.
Kedua adalah, berkembangnya iklim akuntabilitas dan pertanggungjawaban pribadi.
Penyangkalan, saling menyalahkan dan mencari kambing hitam, dan mencari-cari alasan jelas memperburuk hubungan dan memanaskan konflik.
Ciri ketiga organisasi yang sehat adalah keberanian mengambil risiko, tetapi tentu yang terkalkulasi.
Berani taking risk penting demi mengenali dan memanfaatkan peluang pertumbuhan dan perbaikan.
Sebaliknya, pengambilan risiko secara membabi buta, berlebihan, dan tak terkalkuasi secara matang menjadi ancaman bagi organisasi.
Alih-alih memanfaatkan peluang, organisasi bisa-bisa kehilangan banyak sumber dayanya, seperti keuangan dan karyawan. Jadi, manajemen risiko yang efektif amat penting.
Keempat, melakukan sesuatu secara benar menjadi ciri khas organisasi sehat.
Organisasi tentu tidak mau hanya sekedar mencapai prestasi yang biasa-biasa saja melainkan ingin unggul meski untuk mencapainya memerlukan kerja keras dan cerdas.
Organisasi yang sehat juga mampu menahan diri dari godaan-godaan untuk menempuh jalan pintas, yang kerap kali muncul.
Kelima, organisasi yang sehat juga mampu bersikap toleran hingga batas-batas tertentu terhadap kesalahan yang dibuat anggotanya.
Mereka, yang membuat kesalahan itu, juga mau belajar dari kesalahan dan kekurangan.
Gampang menghukum kesalahan-kesalahan yang masih dapat ditoleransi akan mematikan kreativitas dan mematahkan semangat anggota (karyawan) untuk berbuat yang terbaik.
Keenam, integritas.
Bagi organisasi yang sehat, integritas adalah segalanya.
Integritas tidak boleh dikorbankan atas nama apapun, dengan dalih apapun. Konsistensi juga sangat penting.
Ketidakjujuran dan inkonsistesi pasti akan merusak kepercayaan. Organisasi dan hubungan yang dijalin oleh orang-orang di dalamnya akan berkembang positif apabila didasarkan atas kejelasan, transparansi, kejujuran, dan keandalan.
Ketujuh, karakteristik lain organisasi sehat: selalu berusaha mewujudkan kolaborasi, integrasi, dan pemikiran yang menyeluruh. Pemikiran yang sempit dan terkotak-kotak akan mematikan organisasi.
Anggota organisasi secara aktif bersama-sama merancang ide-ide dan praktek-praktek terbaik.
Organisasi juga berupaya mengintegrasikan orang-orang terbaik ke dalam tim yang kolaboratif. Kesemuanya mampu melipatgandakan kekuatan organisasi.
Kedelapan, organisasi sehat adalah organisasi yang mampu bertahan meski menghadapi masa-masa sulit.
Organisasi tidak terpengaruh dan juga tidak terintimidasi. Merka sadar bahwa perjalanan yang ditempuh tidak selalu mulus melainkan akan banyak menemui batu sandungan.
Kesembilan, organisasi sehat memperlakukan karyawan, pelanggan, dan pemasuknya dengan penuh hormat. Mereka juga memperhatikan kebutuhan pribadi dan keluarga karyawan, mendorong pengembangan pribadi dan profesional karyawan, mengharapkan perbaikan berkelanjutan, dan selalu mencari cara-cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. (**)