Teknik Wawancara Kerja

Sebelum Hari-H
Sebelum hari-H, banyak hal yang bisa Anda lakukan agar proses wawancara berlangsung sukses.

Riset.
Lakukan riset yang lebih banyak tentang posisi yang ditawarkan dan mengenai perusahaan tempat Anda melamar pekerjaan.

Semakin banyak pengetahuan Anda tentang posisi pekerjaan dan seluk-beluk perusahaan, semakin baik persiapan Anda. Ini menjadi modal untuk tampil percaya diri saat wawancara dilakukan, khususnya saat ditanyakan hal-hal menyangkut perusahaan atau pekerjaan Anda.

Lengkapi resume. Persiapkan resume Anda dengan lengkap sampai ke hal-hal kecil, seperti kartu tanda penduduk atau fotokopinya. Tujuannya untuk persiapan kalau-kalau diperlukan.

Alat tulis.
Jangan lupa membawa pulpen dan notes. Kalau ternyata hal ini diperlukan dan Anda harus meminjam kepada pewawancara, sebuah langkah mundur telah Anda lakukan.

Psikologis.
Agar Anda bisa tampil maksimal, persiapkan kondisi psikologis Anda. Tidur, misalnya, jangan sampai kurang. Selain mengganggu konsentrasi Anda saat wawancara, mata merah akibat kurang tidur bisa mengurangi image penampilan Anda.

Pada Saat Wawancara

Berjabat tangan.
Saat Anda memasuki ruang wawancara, awali pertemuan dengan berjabat tangan sambil menatap mata pewawancara.
Interaksi seperti ini telah menjadi hal yang umum dan akan terasa ada yang kurang kalau Anda tak melakukannya.
Sedikit ucapan pembuka tak ada salahnya Anda awali. Misalnya, ”Apa kabar, Pak?”

Izin sebelum duduk.
Duduklah hanya jika Anda dipersilakan. Atau, kalau ingin lebih berinisiatif, minta izin dulu sebelum Anda duduk. Contohnya, ”Boleh saya duduk?”

Hindari kata ”E”.

Jangan mengeluarkan kata ”E”. Kata ini, atau sejenisnya, menunjukkan tingkat kepanikan Anda. Santai saja, dan berusahalah rileks.
Karena itu, persiapkan kondisi psikologis Anda sebaik mungkin.

Singkat dan tegas.
Jangan menjawab pertanyaan pewawancara dengan panjang-lebar. Percayalah, sikap seperti ini tak akan menunjukkan bahwa Anda pintar, tapi justru terkesan bertele-tele.

Antusias.
Apa pun pembicaraan Anda, saat menjawab, sebaiknya selalu menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi terhadap jenis pekerjaan yang hendak dicapai.

Bertanya.
Meski Anda yang diwawancarai, sebagai sebuah strategi, Anda bisa melakukan sedikit pertanyaan kepada pewawancara kerja.
Tapi ingat, jangan hanya mengajukan pertanyaan yang klise atau yang sebenarnya tak perlu Anda pertanyakan. Ini malah bisa menjadi bumerang nantinya.

Tepat waktu.
Berusahalah untuk datang tepat waktu, atau sebisa mungkin 15 menit sebelum jadwal wawancara yang ditetapkan.
Siapa pun pewawancaranya, dijamin tak akan senang kalau Anda datang terlambat. Mereka telah meluangkan waktu untuk Anda, tapi Anda sepertinya tak bisa menghargai itu.

Busana yang tepat.

Saat bertemu muka, pewawancara tak hanya akan menilai tutur kata, tapi juga penampilan. Maka usahakan memakai pakaian formal yang rapi. Kalau memungkinkan, gunakan dasi sebagai aksesori pelengkap. Jangan berharap mereka memiliki penilaian positif kalau Anda menggunakan jins, misalnya.

Pribadi yang positif.

Tak hanya penampilan, citra pribadi Anda pun harus tampil dengan baik.
Ini bisa dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan pewawancara dengan jawaban-jawaban yang positif.
Jangan terlalu banyak membantah kecuali memang diperlukan dan Anda punya argumentasi yang mendukung.
Bahasa tubuh pun berpengaruh. Perbanyak melakukan kontak mata dengan pewawancara selama kegiatan ini berlangsung.
Jangan terlalu banyak melakukan gerakan yang tidak perlu.

Setelah Wawancara

Jabat tangan.
Seperti saat pertama kali bertemu, jabat tangan diperlukan saat Anda hendak meninggalkan ruangan. Ucapkan, misalnya, ”Senang bertemu dengan Anda.”

Tutup pintu.
Jangan lupa menutup kembali pintu saat Anda keluar dari ruangan.

Berkirim kabar.

Kirimkan ucapan terima kasih kepada pewawancara kerja sehari atau dua hari setelah wawancara itu dilakukan.
Tanyakan kabarnya dan katakan pula kabar Anda.


Yang Perlu Diingat Juga:

1. Jangan merayu pewawancara agar meloloskan Anda, apalagi menyogok.
Tindakan ini tak ada artinya dan bahkan hanya akan memunculkan kesan sikap culas dan licik Anda padanya.
Ingat, persaingan kerja merupakan persaingan keterampilan dan pengetahuan.

2. Jangan berbohong saat menjawab pertanyaan.
Berbohong tak akan menolong Anda karena toh akan ketahuan juga.
Kalau Anda berbohong tentang riwayat pekerjaan Anda, misalnya, bisa saja perusahaan ternyata telah melakukan riset tentang Anda, sehingga kebohongan itu hanya akan menyesatkan Anda.

3. Jangan menceritakan kejelekan mantan bos Anda yang terdahulu.
Betapapun pahitnya akhir hubungan kerja Anda dengan perusahaan sebelumnya, jangan menyalahkan kondisi perusahaan, apalagi berbicara buruk tentang hal itu.

baca juga: majalah MATRA cetak (print) terbaru- klik ini

Tinggalkan Balasan