Vaksin Tidak Sama Dengan Obat

Apa maksudnya pernyataan itu? Maksudnya adalah, vaksin tak bisa disebut sebagai obat suatu penyakit.

“Vaksin bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit Covid-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat,” tertulis di laman Satgas Covid-19.

Pemerintah, sedang menjalankan vaksin Covid untuk masyarakat gratis. Telah mengamankan anggaran senilai Rp54,44 triliun untuk pemenuhan vaksin corona atau covid-19 secara gratis kepada masyarakat pada 2021.

Untuk menjaga wabah agar tidak memburuk, pemerintah gencarkan program 3T yang mencakup testing atau pemeriksaan, tracing atau pelacakan jejak kasus, dan treatment atau perawatan pasien yang telah terjangkit Covid-19.

Masyarakat juga diminta untuk tetap disiplin terapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan.

Yang disosialisasikan juga, ada beberapa efek samping vaksin Covid-19 yang bisa Anda alami. Namun, Anda tak perlu khawatir karena efek samping vaksin adalah hal yang wajar terjadi ketika tubuh membangun sistem imun.

Pakar Imunisasi Indonesia, dr. Jane Soepardi mengingatkan masyarakat diharapkan tidak lengah untuk tetap waspada dan patuh dalam menjalankan protokol kesehatan agar tidak tertular. Bagi yang sudah terinfeksi dan kemudian sembuh, tidak berarti sudah kebal.

“Kalau kita beruntung mendapat imunisasinya dari COVID-19, jangan ditolak. Harus bersyukur kalau kita dapat vaksin ini,” ungkap dr Jane.

Dari berbagai pengalamannya dalam melakukan imunisasi selama puluhan tahun, dr. Jane sepakat bahwa vaksin adalah upaya pamungkas untuk menghentikan penyebaran COVID-19 dan membentuk kekebalan komunal.

“Pengetahuan para ilmuwan saat ini masih sangat terbatas mengenai COVID-19, selalu saja ada yang baru. Kita tidak tahu, misalnya kalau sekarang kita kena COVID-19 dan kebetulan sembuh, kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” ujarnya.

Dia mengingatkan masyarakat agar peduli pada upaya penyediaan vaksin COVID-19 terkait dengan penanganan wabah COVID-19 yang tengah dilakukan pemerintah.

Ia juga meminta agar masyarakat jangan lengah dengan beranggapan bahwa COVID-19 hanya akan sekali mengidap tubuh manusia yang sudah tertular. Dicontohkannya pada penyakit infeksi cacar air. Penyakit itu tidak hilang, namun malah mengganas seiring bertambahnya umur seseorang.

“Sebagai contoh kita kena cacar air waktu kecil, sembuh. Ternyata virus cacar itu tidur di ganglion saraf. Nanti mungkin 15-20 tahun lagi, tiba-tiba waktu kondisi kita jelek, muncul yang namanya herpes zoster (cacar ular) yang sangat sakit,” terangnya.

Efek samping ini umum terjadi, apalagi setelah mendapat vaksin dosis kedua. Setelah mendapat vaksin kedua, kondisi tubuh bisa terbilang prima dan akan memberikan reaksi. Hal itulah yang menyebabkan terjadi efek samping. Efek samping juga bisa jadi tanda bahwa vaksin benar-benar bekerja.

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak takut mendapat vaksin Covid-19.

Perlu diingat, risiko terinfeksi virus corona lebih tinggi daripada reaksi alergi karena vaksin Covid-19.

Karena itu, Anda tidak perlu ragu untuk mendapat suntikan vaksin. Meski vaksin virus corona mengalami perkembangan, Anda tidak boleh melupakan protokol kesehatan.

Hindari kegiatan di luar rumah yang melibatkan banyak orang. Jika Anda terpaksa melakukannya, selalu jaga jarak dengan orang lain, pakai masker dengan cara yang benar, dan rajin cuci tangan memakai sabun dan air mengalir.

Anda juga bisa memakai hand sanitizer dalam keadaan darurat agar kebersihan tangan tetap terjaga. Selain itu, usahakan untuk membersihkan permukaan benda menggunakan disinfektan secara rutin.

Menjaga jarak dengan orang lain, rajin cuci tangan, dan memakai masker dengan cara yang benar adalah protokol kesehatan sebagai pencegahan Covid-19. Selain itu, memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh juga penting dilakukan.

Ada nutrisi yang perlu Anda konsumsi secara rutin agar terhindar dari infeksi virus corona. Beberapa vitamin dan mineral itu adalah vitamin C, zinc, dan vitamin D.

Vitamin C berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh sehingga risiko infeksi penyakit pun bisa turun. Beberapa jenis makanan yang mengandung banyak vitamin C ialah brokoli, jeruk, stroberi, dan lemon.

Sedangkan kebutuhan vitamin D tubuh bisa Anda penuhi dengan memanfaatkan sinar matahari atau suplemen. Beberapa jenis makanan, seperti jamur atau ikan salmon, juga mengandung vitamin D yang bisa Anda manfaatkan.

Di sisi lain, zinc berguna pada perkembangan sel sistem imun tubuh. Melansir Eatthis.com, tidak banyak makanan yang mengandung zinc. Maka dari itu, cobalah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zinc dengan minum suplemen.

Selain mengonsumsi nutrisi-nutrisi tersebut, pencegahan Covid-19 juga bisa Anda maksimalkan dengan olahraga secara rutin. Tak hanya itu, cobalah untuk memaksimalkan waktu tidur Anda agar tubuh semakin kuat dalam melawan serangan penyakit.

Catatan pinggirnya, Anda perlu menghindari tempat-tempat dengan risiko penularan virus corona yang tinggi pun tidak boleh Anda abaikan. Beberapa tempat itu adalah kafe, restoran, bar, hotel, atau tempat lain dengan ventilasi udara yang buruk.

Jika Anda ingin makan menu yang dijual pada restoran favorit, ada baiknya untuk membungkus dan memakannya di rumah. Cara tersebut perlu Anda lakukan untuk mengurangi waktu berkumpul dengan banyak orang sehingga risiko penularan pun bisa Anda hindari.

 

#S.S Budi Raharjo MM, penulis adalah Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia, Pemred Matra dan CEO majalah eksekutif. Pendiri majalah HealthNews (United Nations Office on Drugs and Crime/#UNODC)

Tinggalkan Balasan