Wisata Seks Halal Dalihnya Kawin Mut’ah

Wisata Seks Halal
Wisata Seks Halal

Wisata Seks Halal bagi Pria Arab itu sangat disukai dengan cara berlibur ke Puncak, Bogor, Jawa Barat. Apalagi ia bisa menikmati tubuh perempuan dengan harga murah dan proses mudah di banding di negaranya.

Jika ia ingin melampiaskan nasfsu seksnya, ia tinggal menyewa langsung pekerja seks komersial (PSK). Simpel. Namun jika ia menginginkan hubungan seks yang halal, ia membuat modus dengan mengawini perempuan Indonesia itu dengan istilah kawin Mut’ah atau kawin kontrak.

Dalam sebuah video yang diunggah di youtube, tampak bahwa ada beberapa Vila di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat yang dijadikan tempat orang-orang Arab melampiaskan birahi seksnya dengan dalih kawin kontrak.

Belum diketahui secara pasti negara tempat orang-orang Timur Tengah itu berasal, lantaran dalam video tersebut tidak dijelaskan secara detail domisili asal orang-orang berkebangsaan Arab itu.

Mereka berkata bahwa apa yang mereka lakukan diperbolehkan dalam agama mereka. Agama mereka menghalalkan praktek kawin kontrak.

Dalam video itu, terlihat beberapa PSK yang diwawancari terkait praktek prostitusinya. Salah seorang PSK yang tidak disebutkan namanya itu mengaku bahwa kebanyakan pelanggan jasa kencan seksnya itu adalah orang Saudi.

Tak tanggung-tanggung, mereka membayar PSK itu dengan uang yang besar.

“Kalo kebanyakan sih orang Saudi, tapi kalo aku memang sukanya orang Saudi, dan kalo orang Indonesia aku kurang suka. Enggak tahu kenapa, mungkin karena uangnya kecil”, kata salah seorang PSK yang di wawancarai

Dalam video tersebut juga terekam salah seorang pelaku kawin kontrak mut’ah yang hendak mengontrak seorang PSK bernama Rini.

Baca juga : Cerita Viral Selebriti Cantik

Dia mengatakan bahwa Itu adalah kontrak dengan Rini, dan orang Arab itu telah memberi calon pasangannya Rini sebanyak 2 juta rupiah, sedang eskonya Rini akan mendapatkan Rp 6 juta lagi.

Pelancong asal negeri Arab itu berdalih bahwa ia melampiasan hasrat seks dibalut prosedur kawin mut’ah di Puncak Bogor karena ia tidak ingin melakukan hubungan seks dengan cara yang haram.

Lantaran di Arab praktek Nikah Kontrak di haramkan. Karenanya mereka ingin melakukannya (Sex) dengan cara yang halal. Bahkan mereka berdalih bahwa 2 isteri yang mereka punya tidaklah mencukupi untuk memuaskan hawa nafsu mereka.

Pelacuran dengan nama kawin kontrak telah nyata diketahui umum. Permesuman itu wajib diberantas.

Namun sampai kini tampaknya para pelacur dan bajingan serta rangkaian pendukungnya kemungkinan bersatu padu dalam mengikuti “syahwat” dan “syetan”. Bahkan proses pemfilman pun khabarnya telah ditempuh.

Negeri ini sebenarnya sudah dipermalukan orang. Salah satu televisi Barat dengan berbahasa Arab pernah menyiarkan lakon pelacuran di Puncak Bogor dengan judul Zina Halal di Indonesia.

Namun kini tampaknya pelacur di Puncak itu sendiri tampak bangga, sebagaimana diberitakan dalam kaitan dengan akan difilmkannya lakon bejat itu.

Berikut wawancara dengan perempuan yang pernah mengalami kawin kontrak dengan pria Arab. Sebut saja namanya Rina (nama samaran). Janda muda ini mengaku sudah beberapa kali melakukan kawin kontrak.

Rina berapa usianya? Sudah berapa lama kawin kontrak?

Saya 21 tahun, sudah setahun ini saya ikut kawin kontrak. Selama setahun sudah kontrak lima kali dengan lelaki yang berbeda.

Asli Puncak?

Enggak, tapi masih dari Jawa Barat.

Apakah orangtua tahu?

Tidak, was-was malah kalau ketahuan.

Orangtua tahunya kamu kerja apa?

Kerja di bank swasta. Karena sebelumnya memang aku kerja di bank swasta.

Sudah kerja di bank kok kawin kontrak?

Aku dulu kerja di bank, tapi karena pergaulan akhirnya ikut ke sini. Ternyata di kawin kontrak penghasilannya besar. Bisa untuk menutup keinginan membeli barang-barang yang aku mau.

Nggak takut menjalani ini?

Kalau kontraknya sih enggak. Takutnya kalau keluarga sampai tahu aja.

Nggak takut sakit?

Ya enggak, kan pakai kondom setiap kali berhubungan. Harus pakai kondom. Biasanya malah suami sendiri yang nyediain kondom. Karena sama-sama sadar dengan resikonya.

Kalau mau kawin kontrak, atau nyari istri kontrak bagaimana caranya?

Ada istilah-istilah tertentu yang biasa kita gunakan. Biasanya yang dipakai kata jawas, istilah untuk kawin kontrak.

Jadi kalau ditanya mau jawas, ya berarti ditawarin kawin kontrak.

Kita biasanya di awal enggak berhubungan sama pelanggan langsung. Ada biyong atau makelar atau mak comblang kawin kontrak yang menghubungkan kita ke pelanggan. Selebihnya ya dari mulut ke mulut aja. Tinggal telepon.

Berapa mahar untuk kawin kontrak?

Tergantung, pernikahan pertama kalau masih perawan harganya beda. Kalau masih perawan kita dijatah mahar besar. Misalnya Rp 80 juta, ya berarti di “ijab”-nya ada mahar Rp 80 juta.

Kalau perawan enggak bisa kontrak dulu, harus nemenin semau-nya suami. Kalau stay sebulan ya nemenin sebulan.

Kalau kamu tahun lalu dapat berapa?

Aku waktu itu 20 tahun. Kawin kontrak pertama aku pas masih perawan, aku dapat Rp 50 juta. Tapi bukan untuk aku sendiri. Untuk aku bagi juga dengan makelar-nya. Aku dapat 50%.

Setelah itu?

Setelah itu kawin kontrak ada harga kesepakatannya. Tergantung sepakatnya berapa. Mau berapa hari kontraknya. Biyong dapat 20% kalau dia yang mendapatkan suaminya. 80% untuk aku. Sehari rata-rata aku Rp 500 ribu.

Setahun lima kali, berarti laris?

Kalau saya tiap hari ada. Alhamdulillah, gak pernah sepi. Berhenti kalau aku mau berhenti aja, istirahat.

Sebulan dapat berapa?

Tinggal dikalikan saja, Rp 500 ribu kali 30, jadi Rp 15 juta.

Hasil dari kawin siri?

Rumah aku sudah bisa beli sendiri. Aku beli di sini, aku pakai kalau lagi nggak kawin kontrak. Kan kalau kawin kontrak mesti nemenin suami tinggal di mana.

Pernah nggak jatuh cinta sama suami kontrak?

Pernah jatuh cinta karena orangnya baik banget. Karena dia baik kayak suami sendiri.

Pernah dapat perlakukan tidak baik?

Gak pernah dapat perlakukan nggak baik. Kalau kita baik, mereka lebih baik. Kalau yang lain itu pernah. Mereka udah mahar ternyata pergi sebelum kontrak selesai. Ya dilaporin polisi. Kalau kita jahat mereka bisa lebih jahat.

Prosesi kawin kontraknya gimana?

Akadnya kontrak ada dua saksi aja. Kontraknya berapa lama, uangnya berapa, trus uangnya dikasih semua di awal. Kalau sudah dikasih di awal aman, kalau terjadi sesuatu di belakang nggak masalah maharnya dah lunas.

Selama jadi istri kontrak ngapain aja?

Iya jalan-jalan seperti suami istri. Tamasya, diajak keluar, dibeliin macam-macam.

Nggak pengin berhenti?

Mungkin ketagihan, karena manusia nggak mungkin ada puasnya. Udah dapat apapun ditelepon ya mau lagi.

Katanya banyak orang Arab yang kawin kontrak?

Nggak juga warga negara Arab doang, ada juga lokal. Cuma warga negaranya nggak bisa disebutin. Kalau untuk lokal sama aja, nggak ada bedanya, nggak ada diskon. (***)

Baca juga : Enam Desa Ini Diduga Jadi Sarang Kawin Kontrak

@Kawin kontrak banyak terjadi di kawasan Cipanas, Cianjur dan Puncak yang dikenal sebagai  destinasi pariwisata.

Ada  sekitar enam desa di kawasan Puncak yang kerap dijadikan lokasi kawin kontrak.  Sebut saja Desa Tugu Utara, Desa Tugu Selatan, Desa Batulayang, Desa Cibeureum, Desa Cisarua, dan Desa Cipayung.

Kemudian maraklah aktivitas kawin kontrak atau nikah mut’ah, antara pria dari negara-negara Timur Tengah dengan wanita — bisa dari kawasan setempat atau malah dari daerah lain seperti Cianjur, Sukabumi hingga Jakarta.

Pihak perempuannya jika dari pelosok-pelosok kampung , biasanya tinggal di wilayah Kabupaten Bogor, seperti kelurahan Cisarua, Desa Tugu Selatan, Tugu Utara, di Kecamatan Cisarua.

Mucikari menguasai Bahasa Arab karena mayoritas mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Timur Tengah. Mereka dapat berkomunikasi dengan tamu asal Timur Tengah yang akan melakukan kawin kontrak dengan perempuan asal Indonesia.

Cara mereka menawarkan beberapa wanita melalui aplikasi WhatsApp. Asal nilai mahar disepakati, jadilah kontrak itu.

Para pencari suaka dan pengunjung dari Timur Tengah  itu sebagian besar diketahui merupakan warga negara Afganistan, Irak serta Pakistan. Ada Arab Saudi, Kuwait juga dari Turki.

“Wisatawan Timur Tengah” itu benar-benar memanfaatkan untuk refreshing. Banyak pula yang berniat mencari wanita untuk dikawin kontrak.

Kawin kontrak disebut juga dengan Kawin Mut’ah, yaitu pernikahan yang dibuat atas dasar kontrak atau perjanjian yang jangka waktunya terserah perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Proses kawin kontrak itu mirip seperti akad nikah pada umumnya. Ada saksi dan ada penghulu, juga ada ijab dan kabul, termasuk mahar yang disiapkan pada saat ijab kabul.

Tujuan dari kawin kontrak itu sendiri bermacam-macam sesuai dengan perjanjian yang sudah dilakukan oleh kedua belah pihak.

Dalam agama Islam, kawin kontrak atau kawin Mut’ah ini dilarang atau berhukum haram. Hukum dari akad nikah ini tidah sah atau batal, jadi jika dilakukan akan bersifat zina.

sumber: majalah MATRA — klik ini

Meski tidak berlabel reportase investigatif, tapi paling tidak aktivitas jurnalistik itu kami lakukan dengan sangat hati-hati dan menyembunyikan identitas.

Kami mendatangi sebuah kampung di kawasan Kecamatan Cisarua untuk menyelami kehidupan malam di sana.

Kami tinggal di sana dan membaur bersama warga. Kami juga menikmati kopi di salah satu warung untuk mendapatkan informasi dari orang yang memahami lika liku dunia prostitusi untuk orang Arab.

Dan akhirnya saya mendapatkan banyak informasi dibalik gemerlap dan keberhasilan Puncak Bogor menjadi destinasi wisatawan asing, khususnya dari Timur Tengah.

Ternyata para turis itu tak hanya bertujuan menikmati keindahan dan sejuknya alam di Puncak. Namun mereka juga mencari kesenangan lain yang tidak ada di negaranya.

Ya, di kawasan ini menawarkan kencan dengan perempuan. Harganya murah dan mudah didapatkan dibanding perempuan di negaranya.

Saya beruntung bisa bertemu salah satu warga di sebuah desa di Kecamatan Cisarua yang berprofesi sebagai sopir travel.

Tugas dia menjemput turis Arab, mencarikan Vila penginapan hingga menyediakan cewek untuk kencan. Sambil menyeruput kopi ditengah dinginnya Puncak yang menusuk dan menikmati kepulan asap rokok, Dede, nama samaran sang sopir itu mulai bercerita.

Paket wisata birahi ini, lanjut Dede sudah ditawarkan sejak calon turis itu berada di negaranya, Arab. Mereka saling berhubungan melalui Whats App atau email.

Biasanya kontak itu didapatkan si turis Arab dari rekannya yang merekomendasi dan pernah merasakan nikmatnya sensasi berhubungan seks dengan perempuan di Puncak.

Sepulang ke negaranya, ia memberikan informasi ke rekannya di Arab mengenai “indahnya” sensasi berlibur ke Indonesia.

Kemudian temannya itu yang memberikan info kontak ke Dede. Maka mulailah Dede menjalin komunikasi dengan calon turisnya.

“Saya dihubungi, mereka tanya biaya sewa kendaraan, biaya menginap vila hingga biaya untuk itunya,” kata Dede yang menyebut wisata seks dengan kalimat itunya.

Setelah Dede memberikan info dan si calon Turis Arab setuju, maka si Turis akan memberikan informasi ke Dede tentang jadwal kedatangannya ke Indonesia. Maka tugas Dede menjemput turis Arab tersebut.

Biasanya Dede menjemput turis Arab itu dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ia akan memandu turis asal Arab itu segala keperluannya selama di Indonesia secara “komplit”.

Si Dede akan mengatur akomodasi, tur sampai “entertainment”-nya.

Dede mengaku tidak sulit untuk mencarikan  teman kencan bagi turis Arab, pelanggannya. Karena di kawasan Puncak  banyak stok perempuan teman kencan yang sangat mudah didapatkan.

Bahkan perempuan lokal yang butuh fulus itu berkeliaran dengan bebas menawarkan jasanya untuk menjadi teman kencan atau jadi istri kawin kontrak para turis Arab.

Dede mengatakan perempuan yang bakal menjadi calon teman kencan turis Arab itu dipasok dari Cianjur, Bogor, Sukabumi, dan daerah lainnya.

“Dulu bahkan disini ada Café dan diskotik lengkap dengan penari perut, perempuan yang siap melayani hasrat laki-laki juga sudah tersedia, tapi sejak lama sudah tidak ada lagi karena didemo,” aku Dede.

Namun aksi pesta hura-hura gaya Arab, lanjut Dede berpindah ke vila-vila yang dilakukan secara diam-diam.

“Pengusaha vila, losmen disini juga sudah membayar uang keamanan biar tidak ada yang mengganggu,” kata Dede. Karena memang perempuan yang ditawarkan itu merupakan prostitusi terselubung kepada orang atau pihak tertentu. Semuanya demi fulus.

Dari sanalah, setiap malam pria-pria Arabia itu melepas hajat birahinya dengan menyewa PSK yang dikoordinir secara sistematis, oleh pemilik rumah bordil di Kota Cipanas.

Deni, 43, salah seorang calo PSK yang bertugas mencari pelanggan dan menghubungkannya dengan rumah bordil, mengaku telah melakukan tugas itu, sekitar 10 tahun. Dari sosok inilah sepak terjang pria-pria Arab itu terkuak.

Keberadaan pria-pria Arabia di Puncak Ciloto, aku Deni, hampir berlangsung sepanjang tahun, bahkan di bulan Ramadhan sekali pun.

Meski pada bulan suci, jumlahnya jauh berkurang dibanding bulan-bulan biasa. Masa tinggal mereka, cukup lama, berkisar antara dua hingga empat minggu.

“Mungkin karena mata uang mereka lebih tinggi. Jadi bisa lama-lama di sini,” imbuh pria yang mengaku punya dua anak yang masing-masing duduk di bangku SMA dan SMP.

Diungkapkan, kehadiran pria-pria Arab itu umumnya memang datang dengan tujuan mencari kenikmatan seks. Ada beberapa model yang mereka lakukan untuk memenuhi hasrat rendah itu.

Yang paling santun, adalah dengan melakukan perkawinan terhadap perempuan-perempuan setempat.

Namun, banyak juga diantaranya kencan dengan PSK. “Hanya saja model perkawinannya, macam kawin kontrak,” ungkap Deni.

Saat mereka pulang ke negerinya, otomatis hubungan perkawinan bubar. Meski mereka meninggalkan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih.

Model itu, tidak banyak terjadi. Yang paling banyak dilakoni, melalui hubungan transaksi antara induk semang para perempuan itu dengan calon yang dipercaya via calo.

Seorang pria Arab yang ingin tinggal di salah satu villa, biasanya menyewa PSK, menemaninya hingga pulang. Di villa, mereka hidup layaknya berkeluarga.

“Biasanya mereka jarang menyewa PSK dengan short time,” ungkap pria bertubuh kekar itu. Untuk penyewaan yang berlangsung lama, harga long time dipatok antara Rp750 ribu hingga Rp1 juta per hari. Jika pun ada pria Arab menyewa short time, biasanya PSK langsung mencurigai dan menolak. Untuk jenis layanan itu, Mami (begitu panggilan PSK untuk mucikari) mematok harga Rp300 ribu.

Belakangan, ada hal menakutkan bagi PSK terhadap pria-pria Arab itu. Salah satunya perilaku seks menyimpang berujung kekerasan terhadap PSK. Kawasan Puncak, pernah dihebohkan oleh perilaku sekelompok pria Arab berjumlah empat hingga lima orang. Modusnya, salah satu diantara mereka, menyewa seorang PSK.

Namun, setelah melepas hajatnya, teman-teman si pria itu datang bergiliran minta ‘jatah’. Jika si PSK yang disewa menolak, mereka tak segan-segan bertindak keras dan kasar. “Mungkin itu yang terjadi kemarin, sampai ada yang meninggal,” ungkap Deni.

Kasus yang membuat geger itu tidak hanya terjadi satu kali. Tapi sering terjadi dan membuat banyak PSK di kawasan Puncak ketakutan, jika melihat pria bertampang Arab.

Rossa, 24, PSK asal Bogor yang biasa diageni Deni, dengan malu-malu mengaku trauma dengan pria-pria Arab. Namun, enggan menceritakan kisahnya.

“Kalau sama pria Arab nggak lah, dibayar berapa pun aku nggak mau,” ujar wanita berstatus janda yang terjun ke dunia hitam itu, karena desakan ekonomi.

Deni membisikkan wanita beranak satu itu, memang pernah mengalami kekerasan seksual dari pelanggannya pria Arab.

Beberapa PSK teman Rossa, ternyata menyatakan hal sama. Meski ada beberapa diantaranya yang terkesan cuek. Wulan, 19, wanita asal Sukabumi, menyatakan biasa saja dan siap melayani, sepanjang dibayar mahal.

Kiatnya, tidak melayani pria Arab itu di villa-villa terpencil, tapi ditempat yang ramai. “Jadi kalau kita diapa-apain, kita bisa teriak,” kilah remaja yang terjun di dunia prostitusi, karena kegadisannya direnggut pacar.

Termenung dengan pengakuan polos dari sejumlah nara sumber di kawasan Puncak Bogor itu, salah seorang teman sempat bergumam; “Ku pikir pria-pria Arab itu, orang-orang bagus. Rupanya yang parah kelakuan mereka.”

Yang lain menyahuti ucapan ini. “Mungkin yang datang kemari keturunan Abu Jahal, jadi kelakuannya macam gitu lah,” cetus rekan saya.

Kisah pria-pria Arab di Puncak Bogor itu, mengingatkan kita pada sosok Darsem, TKW Indonesia yang dipancung di Arab Saudi. Antara Darsem dari para PSK di Puncak Bogor itu, punya nasib yang relatif sama.

Bahwa Negara tak mampu melindungi kehormatan para wanita kita dari kekejaman orang Asing, meski di negeri sendiri. Konon lagi di luar negeri.

Karena empat tahun silam di Puncak pernah ada kejadian tiga remaja PSK (pekerja seks komersial) meninggal. Konon kabarnya usai melayani pria Arab di villa di sekitar Tugu Utara.

Cerita yang sudah lama terpendam itu diungkapkan lagi oleh Asep, 37, (bukan nama sebenarnya) penjaga villa salah satu perusahaan perkapalan besar, di Puncak Pas, Kecamatan Ciloto, Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Asep menceritakan kisah kematian PSK ketika ketika kita ajak ngopi sambil berbincang ngalor-ngidul, di saat sejumlah pria Arab baru saja meninggalkan salah satu villa yang mereka sewa di komplek itu.

Ketiga remaja PSK itu, ungkap Asep, merupakan warga Kota Bunga, salah satu kelurahan di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Kota Cipanas, cukup dikenal, karena istana Presiden RI berada di sana.

Di masa pandemi ternyata “hal-hal semacam ini” tetap saja ada? Eng-ing-eng!

 

 

Tinggalkan Balasan