Belajar dari Ketulusan Pak Kapolres

Kisah yang menguras air mata ini terjadi pada 21 September 2019. Sudah lewat memang. Tapi peristiwa tak lebih dari 7 menit itu mampu mengguncang grup Whatsapp seantero Nusantara. Para penghuni grup saling berbagi ke grup lain. Sambung menyambung, hingga tulisan yang sangat inspiratif ini menjadi viral di berbagai media sosial.

Sore itu, di halaman Markas Polres Padang Panjang sedang di laksanakan upacara pisah kenal dari AKBP Cepi Noval S.I.K, kepada AKBP Sugeng Hariyadi. S.I.K., M.H.

Di tengah hikmadnya suasana upacara tiba tiba seorang gadis kecil penjual kue onde-onde menyeruak masuk menembus barisan polisi. Entah apa yang membuat anak kecil ini berani masuk dalam kerumunan banyak pejabat tinggi. Anak ini langsung nyelonong menuju tempat Cepi Noval.

Suasana sedikit gaduh. Namun para pengawal dan petugas membiarkan gadis kecil yang sedang membawa kue di atas kepalanya itu terus menuju arah Sang Kapolres. Rupanya mereka sudah kenal siapa gadis kecil itu.

Ketika keduanya sudah saling berdekatan, suasana hening namun juga tegang. Semua menunggu apa yang akan terjadi. Termasuk para wartawan yang siap mengabadikan  momen langka itu.

Tiba tiba ada air mata yang meleleh dari kedua mata gadis itu. Dia menangis sedih. Entah darimana ia mendapat kabar bahwa Cepi Noval akan meninggalkan Padang Panjang.

Rupanya Kapolres karismatik itu adalah salah seorang pembeli setia kue onde ondeh-nya. Setiap kali bertemu, Cepi akan selalu memborong habis dagangan gadis kecil ini.

Kemudian Kapolres bersahaja itu memegang pipi sang gadis kecil seraya berkata, “Bapak pamit…, rajin belajar…, dan banyak sabar ya, Nak. Jangan takut, ada Kapolres baru nanti beliau yang akan membeli kue mu”.

Sang Perwira polisi yang gagah pun tak bisa menahan air matanya. Di balik postur yang gagah, kelembutan hatinya tampak nyata dan disaksikan oleh banyak orang di momen itu.

Sesaat kemudian Cepi berdiri dari kursi, lalu dia meminta micropon. Sedikit menyalahi protokoler memang, kemudian melanjutkan kata-katanya kepada semua orang yang hadir di situ.

“Kalian lihat anak ini,dia hanya ingin bisa terus sekolah. Jualan kue berangkat pagi buta. Setelah itu dia sekolah dan siang hari kembali ia merajut mimpi dengan berjualan lagi,” suara Pak Cepi mulai serak, tersendat namun tetap menggelegar.

Semua yang hadir terdiam dan tak sedikit yang matanya juga sembab terutama ibu-ibu Bhayangkari.

“Setelah saya pergi, saya harap kalian meneruskan tugas saya membeli dagangannya. Kelak, suatu saat saya akan kembali ke sini untuk mengecek keadaannya. Jika dia harus putus sekolah, maka kalian yang akan saya tuntut pertama kali di hari pengadilan kelak!” Lanjut Cepi dengan perasaan yang sangat ‘emosional’.

Kemudian, ia tak sanggup lagi meneruskan kata katanya, hingga tanggannya untuk kedua kali mengusap air mata di pipi si gadis kecil yang mengalir deras.

“Kamu tidak akan kehilangan Bapak, mereka semua akan menjadi bapak bapak kamu, yang akan selalu menanti daganganmu anakku,” ucap Cepi menguatkan hati anak itu.

Semua yang tadi berbaris rapi kini berhambur mengelilingi Sang Kapolres yang akan segera pidanh tugas itu. Mereka berebut mengabadikan hal yang tak pernah mereka kira.

“Selamat jalan Pak… Selamat bertugas di tempat baru, semoga masih ada Pak Cepi Pak Cepi lain, yang peduli dengan keadaan masyarakat, tidak hanya mengejar pangkat, tapi juga mengajarkan keteladanan.” Itulah kalimat pamungkas yang menjadi viral di jagat maya hingga saat ini.

Semoga kisah ini bisa menginspirasi siapapun kita. (Abdul Kholis/sumber: Grup WA)

 

Tinggalkan Balasan