Berhemat Bukan Berarti Anda Pelit!

 

MATRANEWS.id —  Di zaman pandemi seperti sekarang.  Bagaimana kita menyiasatinya? 

         Penting dan Genting. Sebelum Anda mengeluarkan uang, sebaiknya pahamilah mana kebutuhan yang penting dan genting.

Memang, kebutuhan itu penting dan harus dipenuhi. Namun, di antara kebutuhan yang penting itu, sebaiknya dahulukan yang lebih penting dan segera membutuhkan jawaban Anda.

Anggaran belanja. Tak ada salahnya jika Anda bersama istri membuat rencana belanja bulanan bersama. Tujuannya, agar Anda dapat melihat skala prioritas secara tepat.

Selain itu, Anda pun dapat mengurangi kebutuhan yang tak seharusnya dikeluarkan. Kebutuhan penting dapat berbeda-beda dari waktu ke waktu.

Mengelola keuangan. Sebaiknya, pengelolaan keuangan keluarga harus dilakukan oleh suami dan istri secara bersama-sama.

Alasannya, penghasilan suami dan/atau istri merupakan penghasilan bersama, untuk kepentingan bersama pula. Tidak lagi keuangan masing-masing.

Kartu Kredit. Berhati-hatilah dengan “kartu-kartu plastik” yang ditawarkan. Jika Anda tak dapat menguasai diri, sebaiknya hindarilah memiliki kartu kredit. Tapi, jika Anda bisa mengendalikannya, tak soal.

Sebaiknya, gunakan “kartu plastik” ini dalam kondisi terpaksa dan karena Anda tidak memiliki uang tunai. Misalnya, untuk berobat di rumah sakit. Namun, jika terjangkau, alangkah baiknya transaksi Anda lakukan secara tunai.

Menurut ahli manajemen keuangan, belanja maksimal dengan kartu kredit itu setiap bulan hanya 30% dari penghasilan.

Selebihnya, Anda pasti kesulitan untuk melunasi tagihan. Cara termudah untuk mengatasinya, jangan pernah menyimpan kartu “Doraemon” itu di dalam dompet Anda.

Iklan. Janganlah Anda menjadi korban iklan. Ingat, iklan itu bersifat provokasi terhadap konsumen.

Hindarilah belanja karena keperluan dan emosi sesaat. Acap kali, iklan dapat merangsang Anda untuk membeli produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Pusat belanja. Jangan terlalu sering pergi dan terlalu lama berada di mal. Pergilah ke tempat itu, bila perlu.

Biasakan hidup hemat. Ada empat jenis pembelanja dadakan. Pertama, tipe kompensatif. Contohnya, orang yang punya pakaian satu lemari dan belum terpakai serta sepatu baru.

Semua barang itu dibeli untuk meningkatkan rasa harga diri, pelarian dari masalah pekerjaan, rumah, dan keluarga.

Tipe kedua adalah orang yang selalu tergoda belanja di musim obral. Meskipun barang baru akan dipakai beberapa bulan lagi, kelompok akseleratif ini terlalu bersemangat mengantisipasi kebutuhan di masa depan.

Bagaimana dengan orang yang semula cuma jalan-jalan ke mal, begitu pulang sudah menandatangani kontrak pembelian rumah atau mobil baru?

Tipe ketiga ini merupakan kelompok terobosan, yang membeli barang mahal tanpa rencana. Biasanya, tindakan membeli itu melambangkan dimulainya suatu babak baru dalam kehidupannya.

Walau diakui, hasrat memiliki barang itu sudah lama ada. Tipe terakhir adalah kelompok pembeli buta, yang membeli tanpa pertimbangan sama sekali. Inilah tipe yang paling sulit dimengerti.

Penampilan. Hindarilah keinginan untuk tampil beda dan trendi, sehingga terangsang untuk mengikuti mode atau teknologi mutakhir. Misalnya, sering menukar model handphone meskipun belum rusak.

Hemat energi. Tak ada ruginya jika Anda melakukan penghematan energi. Baik untuk penggunaan lampu penerangan, pendingin ruangan, televisi, radio,  komputer, kulkas, setrika hinga pemanas air.

Cobalah untuk menyalakan atau mematikan lampu pada waktu dan tempat yang tepat. Jangan biarkan televisi atau radio terus hidup ketika Anda tidak memerlukan lagi.

Hindari memasukkan makanan berlebihan dan air panas ke dalam kulkas. Kenapa? Karena, motor memerlukan energi yang besar untuk bekerja secara optimal.

Biasakan mematikan AC ketika ruangan tak lagi dipakai. Begitu pun dengan penggunaan komputer. Jika selesai, segera matikan.

Jangan membeli barang yang sama dalam satu rumah, misalnya TV harus ada empat buah. Itu pemborosan.

Menjaga kesehatan. Inilah langkah yang harus Anda ambil. Pasalnya, jika Anda sehat dan bugar, otomatis tidak ada biaya dokter. Ini juga berhemat. Misalnya, dengan berolahraga.

Carilah  olahraga yang murah, seperti lari atau senam yang bisa dilakukan di berbagai tempat.

Selain itu, hentikan kebiasaan merusak kesehatan, semisal merokok atau meminum alkohol.

Kedua jenis ini merupakan hobi termahal, bila pengeluarannya dihitung secara akumulasi dalam 1–5 tahun. Kalau pun jatuh sakit, cobalah minta resep obat generik. Masih banyak tindakan penghematan lain.

Rencana belanja. Pernahkah Anda kehabisan sampo dan terpaksa membeli di toko terdekat dengan harga yang lebih mahal?

Semua barang bisa jadi lebih mahal bila dibeli dadakan. Sebaiknya, sebelum berbelanja, buatlah daftar yang akan Anda beli.

Kemudian, berbelanjalah secara sistematis agar tidak banyak waktu terbuang kala mencari-cari barang belanjaan.

Orang yang lelah dan terlalu lama belanja, cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk barang yang tak perlu.

Makan di luar rumah. Inilah pos dana yang bisa Anda tekan. Cobalah Anda hitung. Jika Anda berempat makan di restoran dan menghabisan uang Rp50 ribu, itu pemborosan.

Tapi, jika Anda makan di rumah, paling hanya menghabiskan dana Rp25 ribu. Selisih Rp25 ribu itu besar bukan? Ini bukan berarti Anda tak boleh makan di luar. Namun, bila terlalu sering, berpikirlah dua kali.

Makan siang. Tak ada salahnya Anda makan siang di kantor dengan membawa makanan dari rumah. Tak cuma hemat, makanan dari rumah relatif lebih bersih dan gizinya terjamin.

Agar tak membosankan, cobalah ajak teman-teman Anda untuk makan siang bersama di kantor. Anda pun bisa saling tukar-menukar menu rumah dengan teman-teman.

Ingat, berhemat bukan berarti Anda pelit!

 

 

 

Tinggalkan Balasan