Perubahan Zaman, Hanya Kasih Yang Tak Lekang Oleh Zaman Baru

Perubahan Zaman

Untuk menjadi sukses di zaman sekarang, kembali pada formula: Sulit, Langka, Berguna.

Hanya Kasih Yang Tak Lekang Oleh Zaman Baru. Karena perubahan akan terus terjadi. 

Hal ini pernah dipaparkan oleh S.S Budi Rahardjo ketika yang bersangkutan menjadi Ketua panitia sebuah acara oleh Jurnalis Kristiani, mereka kumpul-kumpul sesama orang media seiman.

Perbincangan antara lain, bahwa yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Bagi yang tak mengikuti perubahan, akan tertelan jaman, demikian juga media massa.

Dalam kaitan perubahan itu sendiri, kita masih ingat soal tulisan bahwa di zaman dulu, orang menciptakan kapak untuk menebang pohon, tombak untuk memburu binatang yang akan dimakan, pisau untuk memudahkan memotong binatang.

Kala itu, semua fokus penemuan adalah perpanjangan “fisik” kita. Dapat menumbangkan pohon yang dulunya belum bisa, sekarang bisa. Memburu binatang dengan lebih mudah. Perpanjangan tangan dan kaki kita.

Begitupun penemuan sepeda, untuk menggantikan kaki yang berjalan jauh melelahkan. Panah, pisau, meriam, mobil, kapal, semuanya adalah ekstensi “physical need” kita. Hubungan eksternal diri kita ke alam.

Perubahan ini membuat orang yang kuat seperti Hercules dulu sangat berharga, sekarang orang genius seperti Steve Jobs yang sukses. Dari fisikal ke mental. Perubahan dari kebutuhan fisik eksternal kita, menjadi kebutuhan mental internal kita.

Perubahan lain adalah dari ukuran atau fisik, menuju nilai.

Dulu yang hebat adalah Piramida Mesir, Great Wall China, sekarang menuju pada penemuan DNA, google, amazon, Facebook, Wall Street, saham, yang tidak kelihatan fisiknya.

Ukuran besar bukan lagi menjadi hal terpenting. Kekuatan mata uang dollar, yang bukan lagi fisik, menjadi kekuatan terbesar dunia. Dari ukuran dan kemegahan, menjadi nilai.

Dari simple, menjadi kompleks. Dulu samurai adalah senjata sederhana yang terhebat, sekarang bom bisa dalam bentuk apa saja dengan kemampuan membunuh beribu kali lipat.

Segala hal baru adalah kompleks. Zaman batu membuat alat pembunuh hewan dari lempengan batu, dikerjakan satu orang.

Sekarang sebuah mouse komputer dikerjakan oleh kompleksitas puluhan/ratusan pabrik (penimba minyak supaya jadi plastik, pembuat per, teknologi digital dan seterusnya).

Di zaman kerajaan Romawi, konon Raja memiliki 650 tukang masak untuk menyiapkan makanan kerajaan.

Masa pandemi, membuat kita semua menjadi punya norma baru. New Era. Perubahan zaman membuat kita menjadi bisa berubah menjadi mengikuti situasi, dipaksa, mempunyai nilai baru.

Dan untuk menjadi sukses di zaman sekarang, kembali pada formula: Sulit, Langka, Berguna.

Buatlah kompetensi Anda untuk mengerjakan hal-hal yang sulit, langka, dan memberi value besar bagi banyak orang. Selamat menikmati zaman baru.

Salam sehat dan terus adaptasi. Kiranya kita bisa berguna, punya value untuk sesama.

Inilah pesan paskah. Paskah menjadi momen bagi kita untuk terus mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Membiarkan Tuhan Yesus memimpin hidup  kita.

Makna Paskah saat ini direnungi umat Kristiani sebagai kemenangan Yesus Kristus atas kematian. Kebangkitannya melambangkan kehidupan kehidupan kekal yang diberikan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.

Kebangkitan Yesus juga melambangkan verifikasi lengkap sabda Kristus selama masa pelayanan-Nya. Jika Yesus tidak bangkit dan sekadar mati mungkin saja Yesus hanya dianggap sebagai guru atau Rabi.

Namun kebangkitan-Nya mengubah dan membuktikan bahwa Ia benar-benar Anak Allah dan satu-satunya yang berhasil menaklukkan maut.

Akan tetapi, Paskah tidak selalu melambangkan kebangkitan Kristus saja, melainkan juga sebagai bukti janji-Nya yang mulia akan kehidupan kekal bagi mereka yang percaya dan setia mengikuti-Nya.

 

baca juga: majalah MATRA edisi cetak — klik ini

 

Tinggalkan Balasan