Hukum  

Tiga Representasi Tokoh Masyarakat Umum Ikuti Survei Ketua MA Yang Baru

MATRANEWS.id — “Ketua MA yang baru dapat diterima oleh public dengan sangat baik. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi ketua MA yang baru, karena masyarakat dan media massa juga terus mengamati,” ujar S.S Budi Raharjo, Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia.

“Semoga kepercayaan dan amanah ini bisa menjadi tanggung jawab sekaligus ladang ibadah bagi Ketua Mahkamah Agung, ketika dipercaya memimpin MA.  Yang harus dilaksanakan dengan sepenuh hati dan penuh kerja keras,” ujar Asri Hadi, dosen STPDN.

“Berintegritas dan patut menjadi suri tauladan,” ujar Anang Iskandar, mantan kepala BNN dan Bareskrim Polri. Ia menyebut sosok Syafruddin tidak punya catatan jelek namun memikul tanggung jawab yang tak ringan.

Orang yang selama ini membangun MA berintegritas. Pertanggungjawaban tugas dan kinerjanya tak hanya kepada manusia saja, melainkan juga ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

“Penggiat anti penyalahgunaan narkotika, menaruh harapan besar kepada Ketua MA Syarifuddin,” ujar Anang Iskandar, dalam pernyataannya ke media massa.

Tiga tokoh ini mengambil kesimpulan dari rilis oleh Lembaga Riset dan Investigasi RIDMA Foundation. Mengenai, sosok Ketua Mahkamah Agung RI yang baru.

Terpilihnya sosok baru ini disebut-sebut “menularkan” integritas dan kapasitas juga kearifan (wisdom). Agar sang hakim bersandar pada nilai keadilan dan kebenaran.

Ketua MA Syafrudin disebut punya track record berwibawa yang tidak ragu menggunakan kewenangan yang diberikan undang-undang sebagai penyeimbang sekaligus pelindung hak-hak warga negara, termasuk ketika harus berhadapan dengan lembaga negara lainnya.

Dengan survey kilat melalui whatsaps, responden ditanya mengenai kepuasan dari hasil Sidang, yang memutuskan Dr. H. M. Syarifuddin, Sh., Mh., resmi terpilih menjadi Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia periode 2020-2025.

Adapun riset ini dilakukan dengan ragam pertanyaan, untuk mengetahui sejauh mana yang bersangkutan di mata masyarakat umum. Pertanyaan dilempar ke responden komunitas juga lewat lembaran pertanyaan by whatsapps ke 400 responden, dilakukan pada lima kota besar Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta).

Hasil kesimpulan umum itu adalah: (90,2%) Masyarakat menganggap sosok yang baru terpilih ini figur tepat.  Sedangkan (9,8%) tidak tahu/tidak menjawab.

Survei dilakukan kepada orang-orang yang pernah merasakan peradilan, juga survei ditanyakan kepada yang belum “sekalipun” merasakan sebagai masyarakat pencari keadilan.

Peserta survei terdiri dari orang-orang yang hanya memantau lewat media massa, mengenai terobosan yang dikreasikan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya.

Dari survei tersebut mengindikasikan terdapat optimistis kepada institusi Mahkamah Agung dapat mencapai visi misi “Mewujudkan Badan Peradilan yang Agung” sebelum 2035 seperti yang tertera dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035.

Ditemukan sejumlah harapan di responden terhadap sosok Ketua peradilan dalam mewujudkan badan peradilan Indonesia. Ketika Muhammad Syarifuddin Hatta Ali yang memasuki pensiun.

Syafrudin disebut mampu memproyeksikan fungsi Mahkamah Agung sebagai pengadilan kasasi dan pembentuk kesatuan hukum secara operasional dan institusional lewat kebijakan-kebijakan dalam penanganan perkara di Mahkamah Agung.

Dalam catatan media, ketua MA yang baru merupakan pribadi yang sederhana. Ia memulai karir hakim di Pengadilan Negeri Banda Aceh pada 1981, hingga menjadi Kepala Badan Pengawasan Mahkamah Agung pada 2011, dan terakhir sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial sejak 2016 ini terbilang tanpa masalah.

 

***

 

 

 

Tinggalkan Balasan