Direktur Keuangan Perum Bulog, Bagya Mulyanto mengatakan setelah turbulensi finansial karena kehilangan captive market 2,5 juta ton beras penugasan pemerintah, saat ini sudah normal kembali.
Kegiatan Bulog difasilitasi perbankan untuk menangani berbagai komoditas, termasuk kegiatan impor kedelai.
Sedangkan pabrik gula yang dikelola Bulog, cukup membenani karena tidak efisien akibat tidak mendapatkan jatah raw sugar untuk diproses.
Bagya Mulyanto menjabat sebagai Direktur Keuangan di Perum Bulog. Lahir di Karanganyar pada 9 Oktober 1968, ia menyelesaikan pendidikan Ekonomi di Universitas Jenderal Sudirman pada 1992 dan meraih gelar Magister Manajemen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2007.
Bagya Mulyanto memulai karir di sektor pemerintahan sebagai Asisten Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media di Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada 2015. Pada 11 Desember 2017, ia diangkat sebagai Direktur Utama PTPN 8 sebelum menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum di Perum Bulog pada 10 Oktober 2018.
Sebagai seorang yang berpengalaman dan kompeten di bidang manajemen keuangan dan pemerintahan, Bagya Mulyanto ditunjuk sebagai Direktur Keuangan di Perum Bulog pada 21 Oktober 2020. Tanggung jawabnya mencakup pengelolaan keuangan perusahaan dan memastikan kinerja keuangan yang baik. Selain itu, ia juga bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi keuangan dan investasi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Perum Bulog.
Bagya Mulyanto berkomitmen untuk memajukan dan mempertahankan keberlanjutan bisnis Perum Bulog. Dengan pengalaman manajemen pemerintahan dan keuangan yang luas, ia diharapkan dapat membawa Perum Bulog ke tingkat yang lebih tinggi di masa depan.
#bagyamulyanto #perumbulog #59tahunipb
BACA JUGA: majalah MATRA edisi November 2022, klik ini
