Bamsoet: “Tindak Tegas Setiap Pelanggaran Kedaulatan Indonesia di Natuna”

Bamsoet: “Tindak Tegas Setiap Pelanggaran Kedaulatan Indonesia di Natuna”
Bamsoet: "Tindak Tegas Setiap Pelanggaran Kedaulatan Indonesia di Natuna"Bamsoet: "Tindak Tegas Setiap Pelanggaran Kedaulatan Indonesia di Natuna"
“Kalau kita lembek, negara manapun akan dengan mudah menginjak-injak harga diri kita.”

MATRANEWS.id — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah bertindak tegas terhadap kapal penangkap ikan milik China yang masuk ke wilayah perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, dengan didampingi kapal Coast Guard China.

Pria yang kerap dipanggil dengan istilah Bamsoet ini mengatakan, selain melakukan pencurian ikan, tindakan China tersebut juga melukai persahabatan baik yang selama ini sudah dibangun oleh Indonesia – China.

“ZEE punya kekuatan hukum tetap dan mengikat sebagaimana ditetapkan berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut,” ujar mantan wartawan ini.

Jadi, klaim sepihak China bahwa perairan Natuna merupakan wilayah mereka, sesungguhnya tak punya dasar apapun di PBB. Karena itu pemerintah perlu bertindak tegas, bukan hanya dengan mengirimkan protes diplomatik, melainkan juga melakukan tindakan hukum tegas, seperti misalnya penenggelaman kapal.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, walaupun China merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia. Namun, “Bukan berarti mereka bisa seenaknya mengganggu kedaulatan Indonesia. Pemerintah tak boleh lembek.”

Apalagi, Kementerian Luar Negeri China sudah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka seakan tak peduli apakah Indonesia menerima atau tidak klaim China sebagai pemilik perairan Natuna.

“Kalau kita lembek, negara manapun akan dengan mudah menginjak-injak harga diri kita. Namun, jika kita berani mengambil sikap tegas, siapapun akan segan dengan Indonesia. Ini rumah kita, jangan biarkan ada maling masuk dan kita hanya tersenyum menikmati dirampok,” tegas Bamsoet.

Baca juga :  Jokowi Beri Pesan Rahasia ke Pejabat Untuk Lebaran 2022 ini

Mengingat kerasnya potensi konfrontasi di perairan Natuna, mantan Ketua DPR RI ini mendorong pemerintah dan Komisi I DPR RI segera menyusun anggaran untuk menambah kekuatan armada penjaga (coast guard).

Poinnya adalah, tanpa ditunjang kekuatan dan alutsista yang prima, tak mungkin tentara Indonesia bisa menjaga kedaulatan dengan sempurna.

“Sebagaimana pepatah Romawi kuno, si vis pacem para bellum, jika kau mendambakan perdamaian bersiaplah menghindari perang,” ujar Ketua MPR ini.

Artinya, kita perlu mempersiapkan kekuatan tempur yang prima agar bisa menghadapi situasi terburuk seperti perang.

Karena jika kita lembek dan tak punya kekuatan, negara lain dengan mudahnya akan menginjak harga diri kita. Namun jika kita kuat, “Negara lain akan berpikir berjuta kali untuk berhadapan dengan Indonesia.”

“Sebagaimana pepatah Romawi kuno, si vis pacem para bellum, jika kau mendambakan perdamaian bersiaplah menghindari perang,” ujar Ketua MPR ini.

Klik juga: https://tiras.id/kapal-republik-indonesia-kri-dalam-posisi-siaga-tempur/

Tinggalkan Balasan