viral  

Begawan Media, Yang Sering Disebut Mak Erot

repost Hariankami.com

Begawan Media, Yang Sering Disebut Mak Erot

4 Begawan Media, Yang Sering Disebut Mak Erot

MATRANEWS.id  — Kenapa istilah Begawan, yang merupakan gelar pendeta atau pertapa, malah dikaitkan kepada sosok orang yang berbahagia, atau mulia ini, kemudian disandingkan ke nama Mak Erot.

Siapa Mak Erot?

Nah ini yang seru. Tidak usah baper dulu, tapi simak cerita ini.

Bagi orang-orang dewasa yang tinggal di Jawa Barat. Nama mak Erot dikenal sebagai sosok yang bisa mengobati penyakit dan membesarkan alat vital pria.

Eng-ing-eng.

Kisah nenek yang legendaris tersebut, membuka praktik pengobatan tradisional untuk pengobatan dan membesarkan “alat vital” pria.

Catat ya. Membangkitkan yang mati, lemas hingga kemudian diterapi malah jadi sakti, demikian berapi-api.

Nama Mak Erot demikian tersohor, membesarkan yang kecil jadi besar. Menghidupkan yang lemah tak berdaya, menjadi perkasa.

Empat Begawan ini, oleh banyak klien disebut punya talenta mirip keahlian Mak Erot. Hanya saja, sosok-sosok ini, kiprahnya di bidang media massa.

Mereka sering mengecilkan dan membesarkan materi berita, atau yang trending media massa, lewat skill-nya.

Pasiennya, datang kepada sosok-sosok ini, secara pribadi, bahkan dalam sebuah silaturahmi.

Mereka membantu, jika ada perusahaan, institusi atau pribadi yang mengalami masalah dalam problem komunikasi.

Tak jarang, pasien malah datang karena ingin tambah joss.

Para klien, rupanya tak ingin disaingi, tapi mau terus bertengger di papan atas, dalam hal branding dan komunikasi yang baik itu.

Baca juga :  Sang Negarawan Sejati

Di bidang konvergensi media, sosok para Begawan Media Massa ini menjadi demikian penting.

Apalagi di masa kekinian, di era medsos dan sumber berita Asatu tumpang tindih ke hoax.

Membantu bagaimana tetap melaju di sebuah dunia yang penuh AI, Algoritma, Bots dan Big Data.

Empat begawan ini, merupakan Pendiri dari Forum Pimpinan Media Digital Indonesia (FPMDI).

Sering dimintai saran, menjadi konsultan atau bahkan “dibalik layar” dari situasi lesu hingga bangkit, jadi perkasa.

Wow! Perkasa!

Saya sendiri (Asri Hadi) merupakan dosen senior di Kampus IPDN, tapi berkutat di dunia jurnalistik sudah lama juga, masih di awal periode 90-an, di kala BNN masih bernama BKNN, dimana nahkoda pertama-nya Jenderal Ahwil Lutan.

Kita yang membantu relawan, agar BKNN eksis hingga kemudian menjadi BNN, dan kemudian diakui kredibilitasnya. Tanpa dana, kita bergerak.

Siapa sangka, majalah HealthNews menjadi media againtsdrugs pertama dari Indonesia yang diakui Badan Dunia PBB, UNODC.

Kita para senior di media massa, memberi sumbangsih pada bangsa ini untuk cegah narkoba, lewat edukasi media.

Ya, secara swadaya, tanpa bantuan pemerintah, Healthnews dan aktivitas on air kami lakukan.

Integritas itu yang penting bagi kami dalam menjalankan idealisme. 

Saya juga membantu di beberapa media, antara lain, majalah Eksekutif. Bacaan pebisnis dan gaya hidup, hingga akhirnya nyangkut menjadi Pemred Indonews.id dan Pemimpin perusahaan Hariankami.com.

Baca juga :  Kemilau Jenderal Andika 2024, Redupkan Letjen Prabowo?

Di Asosiasi Media Digital Indonesia, saya sebagai Bendahara.

Kami bersahabat dengan para pengrajin media digital, pemilik media online. Mereka sosok-sosok yang mumpuni di bidang media digital.

Di sinilah, kita saling men-suport, bahwa kemampuan jurnalistik harus diimbuhi pengetahuan kata kunci, keyword hingga dukungan orang IT.

Apa yang harus dilakukan ketika mesin melakukan semuanya. Mengubah data menjadi makna.

Ada Edi Winarto, lulusan S2 Hukum yang tak hanya sebagai pengurus Peradi. Tapi merupakan pemilik Editor.id, Mediasosialita, dan MonitorNusantara.com.

Sekjen dari Asosiasi Media Digital Indonesia ini yang menjagai kami untuk membangun sistem cerdas pada organisasi para pemilik media digital. Era kita mengetahui semuanya, di masa sistem cerdas tengah beraksi.

Suporting sistem menjadikan di era digital yang besar jadi kecil. Tapi yang kecil, justru menjadi yang terdepan. Menjadi yang utama di algoritma, mesin pencarian google.

S.S Budi Rahardjo MM, pemilik Majalah Matra dan Eksekutif ini yang kita sebut pengrajin media. Selain mengelola majalah cetak, onlinenya merambah ke TV digital Streaming.

Matranews.id, eksekutif.com, Temposiana.com hingga Tiras.id termasuk Beritasenator.com dan Hariankami.com hanyalah antarmuka dari konsumen berita. Ia juga penulis buku biografi tokoh ternama di bangsa ini.

Mirip Ahmed Kurnia, eks wartawan Tempo yang kini dosen di London Stikom  Schoool. Keahlian komunikasi Utun, bukan saja urusan koridor pemberitaan, tapi urusan atmosfir pers Indonesia.

Baca juga :  Kepala BNN RI Bertukar Pengalaman dengan Art Columbia tentang Penanggulangan Tanaman Terlarang

Sang Empat Sekawan Begawan yang mirip Mak Erot, memang punya keahlian membesarkan yang kecil, mengecilkan yang besar.

Nah, apakah Anda butuh penanda itu? atau mau jadi pasien, sudah trengginas ingin tambah joss? Hubungi kami

BACA JUGA: majalah EKSEKUTIF edisi September 2022, klik ini

Tinggalkan Balasan