MATRANEWS.id — “Produksi lahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah di tanah Nusantara,” ujar Budi Waseso, dalam momen Perum BULOG meluncurkan produk barunya.
Dirut BULOG yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan dalam mendukung pemerintah, yakni Kementerian Pertanian menyukseskan program diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan dilakukan karena Indonesia masih sangat ketergantungan terhadap beras sebagai sumber karbohidrat utama yang dapat memicu masalah ketahanan pangan nasional.
BULOG mendorong serta menciptakan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan di luar beras.
Beras singkong dengan merek Besita atau singkatan dari Beras Singkong Petani untuk memfasilitasi pemasaran produk dan hasil olahan singkong petani serta dalam upaya mendukung diversifikasi pangan.
“Kami yakin, singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan ke depannya,” demkian Buwas memaparkan.
Banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunannya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat Indonesia, sehingga membutuhkan .
“Maka kami melalui kerja sama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong,” kata Budi Waseso bangga, bahwa BULOG masuk dalam langkah kongkrit.
Sebagai BUMN Pangan, BULOG bertindak sebagai promotor dan fasilitator produk hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.
Mantan Kepala BNN itu mengatakan, Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar, yakni sekitar 85 persen dari luas singkong dunia.
Pasokan singkong kita tersebar di wilayah Sumatra, Maluku, Sulawesi, Papua termasuk Jawa dengan tingkat produktivitas yang sangat tinggi.
Dalam mendukung industri singkong di Indonesia, Perum Bulog juga menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk mengembangkan pangan beras singkong.
Adapun dengan bahan baku 80 persen tepung singkong, serta 20 persen tepung tapioka. Campuran kedua tepung itu kemudian dicetak dengan teknologi ekstrusi.
Produk Besita memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras (padi) sehingga asupan energi dapat tercukupi.
Selain itu, Besita memiliki bentuk dan rasa menyerupai beras padi sehingga diharapkan dapat memenuhi selera konsumen.
Dalam rangka komitmen penguatan pangan singkong, pada acara peluncuran produk ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara BULOG dengan BPPT dan MSI.
“Mengenai komitmen pengembangan dan penerapan teknologi untuk pengelolaan pangan lokal,” ujar Buwas yang dalam acara peluncuran yang dihadiri Gurbenur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Tampak hadir juga Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Sulistia Wirawan serta Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Arifin Lambaga di Jenderal Coffee Nusantara, Bandung, Selasa.
Selagi di Bandung, Buwas juga melakukan peresmian Jenderal Coffee Nusantara yang berlokasi di Jalan Riau Kota Bandung.
baca juga MATRA edisi terbaru: Gramedia Digital — klik ini atau My Edisi — klik ini
.