Cara mem-PHK Perlu Etika

Cara mem-PHK Perlu Etika

MATRANEWS.com– Banyak yang menyebut, sekarang ini masa sulit. Banyak perusahaan pemutusan hubungan kerja (PHK) alias pemecatan.

PHK sebenarnya adalah Pijakan Hidup Kaya. Sebenarnya, PHK adalah langkah terakhir dari perusahaan untuk terus survive.

Hanya saja, perlu menjadi catatan. Jika toh, terjadi “prosesi” menyampaikan kabar PHK, kiranya dilakukan secara santun. Ada etikanya loh!

Mula-mula, perhatikan berapa karyawan yang kira-kira akan kena PHK.

Bila jumlahnya lebih dari 100 orang, sebaiknya Anda menggunakan pemberitahuan resmi lewat surat lebih dulu.

Bila ada yang ingin menemui pimpinan, baru Anda dapat menjelaskan secara langsung.

Lalu, hal bila yang terkena “musibah” ini hanya 12 orang. Sebagai pemimpin, Anda dapat memanggil mereka langsung tanpa didahului surat.

Dan, apa pun alasannya, usahakan agar Anda dapat menemui masing-masing secara pribadi. Berikan penjelasan secara rinci tentang alasan di balik PHK tersebut.

Saat menyampaikan berita yang tidak menyenangkan ini, sebaiknya Anda memilih cara berkomunikasi yang tidak terlalu formal lakukan pendekatan, dan usahakan menyampaikannya dengan cara yang tidak terlalu to the point.

Penyampaian yang terlalu langsung dapat menimbulkan syok.

Kabar PHK sudah pasti mendatangkan akibat terkejut, sedih tersinggung karena merasa tidak cukup layak untuk terus dipakai sebagai karyawan ataupun sakit hati.

Harus diupayakan, agar akibat rasa sakitnya seminal mungkin. Jadi, pendekatan yang halus dan bijaksana sedikit banyak akan membantu karyawan tersebut tidak menjadi rendah diri dan putus asa.

Baca juga :  Hanya Ada Tiga Jalan Untuk Menunda Pemilu, Oleh Yusril Ihza Mahendra

Hindari kata-kata: “Maaf, Saudara terpaksa diberhentikan dari perusahaan ini karena ada kelebihan jumlah pegawai.”

Sebaiknya, gunakan dalih yang berbeda untuk alasan yang sama. Misalnya, “Perusahaan kita tidak mampu lagi membiayai pengeluaran sebesar ini termasuk belanja pegawai.”

Penjelasan itu dapat Anda sambung, misalnya, dengan kata-kata: “Ada beberapa kebijakan yang harus kita ambil untuk mengatasi keadaan ini”.

“Karena itu, dengan berat hati saya meminta kesedian dan pengertian Anda untuk memahami betapa dengan berat hati kita terpaksa melepas beberapa pegawai. Di antara pegawai yang terpaksa dilepas adalah….”

Satu hal yang pengaruhnya besar dalam kondisi seperti ini adalah gaya komunikasi itu sendiri.

Nada bicara dan bahasa tubuh akan turut menentukan akibat pada yang menerima kabar. Paling baik, gunakan nada bicara yang halus tapi jelas dan tegas.

Tetaplah hormat dan menghargai terutama karena orang yang mendengar kabar buruk ini, umumnya akan menjadi amat sensitif.

Sedikit salah kata, mimik yang kurang pas, atau air muka yang kurang bersimpati akan menimbulkan kekesalan dan kesedihan yang lebih mendalam pada si karyawan yang sedang susah.

Pada dasarnya, tak seorang pun ingin kehilangan pekerjaan. Karena itu, setiap karyawan akan berusaha sedap mungkin menunjukkan prestasi kerja.

Kemalangan; bangkrut, resesi ekonomi yang berbuntut pada “perampingan usaha”, dan lain-lain lebih dianggap situasi yang tak terelakan.

Baca juga :  Mantan Menteri Edhy Prabowo Mengeluh Tak Dapat Bertemu Keluarganya

Dalam sebuah studi, tentang stres di tempat kerja, kehilangan pekerjaan merupakan sumber stres paling besar. Karena itu, sebagai pemimpin, tunjukkan bahwa Anda sangat bersimpati terhadap keadaannya.

Hal lain, bila si karyawan merasa keberatan oleh tindakan PHK tersebut, hendaknya para manajer atau pemimpin perusahaan menyiapkan jawaban yang yang memuaskan dan masuk akal. Juga, jangan lupa menawarkan rekomendasi yang baik agar ia lebih mudah memperoleh pekerjaan di tempat baru.

Katakan juga, andai kata suatu saat perusahaan Anda kembali membutuhkan tenaga, karyawan yang kena PHK (yang terpaksa dilakukan karena alasan intern perusahaan) itu akan direkomendasikan mendapat prioritas dipanggil kembali, mudah-mudahan bermanfaat.

 

Tinggalkan Balasan