Denyut Nadi Kebudayaan Nasional Di Masa Pandemi Covid-19

Denyut Nadi Kebudayaan Nasional Di Masa Pandemi Covid-19

“Teruslah berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, terus menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana dan menghargai bumi dengan sehormat-hormatnya,” tutup Presiden di akhir pidatonya, dalam pembukaan PKN 2020.

 

MATRANEWS.id — Perhelatan ini melibatkan 4.791 seniman. Menghadirkan 27 tema konferensi, 93 pergelaran, dan 1.477 karya seni visual.

Kegiatan kali ini dilaksanakan melalui daring atau online.  Pekan Kebudayaan Nasional 2020 melalui kanal Youtube Kemendikbud RI,  menjadi  ruang ekspresi kebudayaan Indonesia kepada dunia.

Dimunculkan agar mampu memperkuat rasa, karsa, tubuh manusia, hingga ekonomi masyarakat. Kegiatan itu pernah juga dilakukan tahun lalu. Saat itu, PKN digelar di Kawasan Istora Senayan, Jakarta.

Pada penyelenggaraan kedua tahun ini, PKN menampilkan empat program dasar yang secara umum dapat disaksikan melalui tayangan daring, yaitu kompetisi, pameran, pergelaran, dan konferensi.

Mengingat keluasan lingkup kebudayaan Indonesia yang berdenyut hari ini (mulai dari tradisi hingga kontemporer, mulai dari bertujuan religius hingga hiburan waktu senggang) dan kekayaan budaya Indonesia (yang merentang dari Sabang sampai Merauke dari Sangir Talaud hingga Rote).

Bagaimana jika masyarakat ingin menyaksikan PKN 2020?

Coba klik ini:   

Ajang PKN (Pekan Kebudayaan Nasional) 2020 melalui kanal Youtube Kemendikbud RI.

Khusus untuk pameran, akan ada dua pameran yang juga dapat disaksikan langsung secara fisik, tentunya terbatas dan dengan protokol Kesehatan yang ketat dan harus dipatuhi.

Untuk Pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional, Jakarta. Sedangkan Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional, Jakarta. Berlangsung hingga 25 November 2020.

Pameran Imersif Affandi mengajak pengunjung merasakan pengalaman imersif “memasuki” dunia lukisan Affandi, melalui pilihan karya sang maestro yang disajikan dalam proyeksi gambar bergerak (video mapping projection) dengan iringan musik dan suara.

Disuguhkan pula sejumlah lukisan Affandi koleksi Galeri Nasional Indonesia dalam periode 1940-an hingga 1970-an. Affandi (1907-1990) adalah maestro berpengaruh dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia.

Rasa, karsa, dan semangat juang karya-karya Affandi diharapkan menjadi inspirasi di tengah kegalauan di masa pandemi corona.

Sedangkan, Pameran “Pamor Sang Pangeran” menampilkan sosok Pangeran Diponegoro dalam bentuk yang kekinian. Kisah kehidupan sang pangeran akan ditampilkan dengan konsep mendongeng (storytelling) dilengkapi dengan teknologi video mapping dan komik manga ala Jepang yang sangat digemari kaum muda.

Sang pangeran juga akan tampil bersama kuda kesayangannya, pusaka hidup bernama Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram. Juga ditampilkan Film animasi kisah Pangeran Diponegoro sejak penangkapan di Magelang (28 Maret 1830) hingga diasingkan ke Manado (3 Mei 1830) yang berjudul “Diponegoro 1830”.

Dalam pameran ini disajikan pula foto-foto lukisan dan sketsa Diponegoro hasil karya seniman dalam periode 1807 hingga 2019.

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah suguhan pusaka-pusaka Pangeran Diponegoro yang pernah dirampas Belanda, serta Babad Diponegoro (1831-1832) yang merupakan naskah klasik otobiografi sang pangeran yang ditulis pada awal pengasingan di Manado.

Pameran ini adalah gambaran eksplisit semangat juang Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda. Pada masa pandemi seperti sekarang, pameran ini diharapkan menjadi alternatif hiburan yang edukatif bagi masyarakat Indonesia.

Ajang PKN 2020 hendak memberikan ruang ekpresi seni dan budaya kepada masyarakat serta sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi Covid-19.

Upaya menyelenggarakan ajang ini adalah juga bukti keberpihakan negara kepada seniman dan pekerja seni di dalam keadaan yang penuh kemungkinan baru, penuh kenormalan baru ini.

“Bukti bahwa budayawan dan pelaku seni tidak tunduk pada pandemi. Di tengah kesulitan dan tantangan yang dihadapi, semua terus berkreasi, terus optimis dan terus bergerak maju membangun memori masa depan yang lebih baik,” kata Jokowi.

“Teruslah berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, terus menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana dan menghargai bumi dengan sehormat-hormatnya,” tutup Presiden di akhir pidatonya, dalam pembukaan PKN 2020.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim membacakan Prolog Napas Bumi, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid yang membacakan sebuah puisi dengan iringan lagu oleh penyanyi cilik, Naura.

Napas Bumi adalah pergelaran pertunjukan kolosal yang menampilkan kolaborasi tarian nusantara, hasil karya seniman dan budayawan Nusantara. Napas Bumi menyisipkan pesan kearifan budaya Indonesia untuk mengalahkan tantangan kehidupan.

Indonesia memiliki tradisi yang bisa menjadi benteng ketahanan yang luar biasa yang mampu memberikan kekuatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pergelaran Napas Bumi yang digawangi oleh Rama Soeprapto sebagai penata artistik ini adalah perhelatan budaya lintas generasi yang melibatkan maestro seni seperti Ananda Sukarlan, Rianto Manali, Eko Supriyanto, Danu Kusuma Wardhana hingga Naura yang mewakili generasi milenial.

Napas Bumi menghadirkan kekayaan seni tradisi seperti Ritual Nyangahatn dari Kalimantan Barat, Dana Sarah dari Jambi, Tari dan Musik Hu dari Aceh, Tari Ritual Patung Kayu Sigele-gele dari Toba, Joged Lambak dan Pucuk Pisang dan Penampilan spesial tari bersama dengan Mbah Minto dan Ayu Laksmi.

Ananda Sukarlan tampil dengan garapan musik piano yang digubah atas dasar Naskah Proklamasi dengan tema “Kemerdekaan untuk semua insan”.

 

 

Tinggalkan Balasan