Lompatan Luar Biasa Bisnis PT Dahana (Persero)

MATRANEWS.id. Tak banyak yang tahu kiprah hebat perusahaan milik negara yang satu ini. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki bisnis yang tak biasa, memproduksi berbagai jenis bahan peledak. Produknya digunakan untuk kepentingan industri pertambangan hingga militer.

PT Dahana (Persero), nama BUMN ini, saat ini telah memiliki pabrikan bahan peledak berbagai produk. Di lihat dari sisi fisik bangunannya, menyerupai industri militer di negara-negara maju. Desainnya begitu modern, namun tampil asri karena hampir sebagian besar bangunannya diselimuti rerimbunan pohon dan rumput. Tak menampakkan bangunan yang seram, seperti halnya produk peledak.

Di balik megahnya bangunan perusahaan ini, ternyata terselip kisah pilu yang pernah dialami. Perusahaan yang dibangun sejak 1973, hampir saja bangkrut pada 2001. Sempat terjadi persoalan pelik di internal perusahaan waktu itu.

“Sampai-sampai PT Dahana mau PO bahan peledak ke beberapa penyedia tidak dilayani, karena kami tidak ada uang,” ujar Budi Antono, Direktur Utama PT Dahana (Persero) kepada MatraNews.id.

Mungkin saja, kala itu perusahaan plat merah ini sedang mengalami kesulitan banyak hal hingga titik nadir. Namun, berkat kegigihan para direksi yang mengalami perombakan, perusahaan ini tetap bertahan dan bangkit pada tahun 2004.

“Tahun 2004 terjadi direksi lagi dan saya waktu itu jadi Direktur Operasi,” tambah Budi.

Menurut Budi, sebelum 2004, PT Dahana telah menjalin kerjasama dengan perusahaan asing. Selama itu pula PT Dahana hidupnya masih dalam bayang-bayang perushaan asing dan banyak bergantung kepada mereka. Sejak perombakan direksi bari itulah, perusahaan ini bangkit dari keterpurukan.

“Waktu itu pendapatan per tahun perusahaan ini masih di bawah Rp 300 miliar. Dan pada 2014, pendapatan PT Dahana melonjak menjadi Rp 1 triliun,” papar Budi.

Sebuah lompatan bisnis yang luar biasa. Kini, perushaan yang dulu sempat tak dilirik lagi oleh para penyedia bahan peledak dari berbagai negara, justru menjadi kompetitor yang menakutkan bagi para perusahaan asing yang bergerak di bisnis yang sama.

Awalnya Pabrik Dinamit

Perjalanan bisnis BUMN yang satu ini cukup menarik untuk diikuti. Bahkan, bisa menjadi inspirasi bagi industri-industri lain. Pada awalnya, PT Dahana hanyalah sebuah pabrik dinamit yang berlokasi di tasikmalaya.tujuan pendiriannya adalah mendukung angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), khususnya di bidang persenjataan.

Namun seiring berjalannya waktu, Dahana berubah menjadi sebuah institusi bisnis yang merambah ke area komersial. Walaupun demikian, perjalanan PT Dahana hingga pencapaiannya saat ini tidaklah semulus yang dibayangkan.

Berbagai persoalan pelik datang silih berganti, terutama pada awal-awal perkembangannya pada tahun 1976, sebuah gudang penyimpanan bahan peledak tiba-tiba meledak begitu saja. Setelah ditelusuri, ternyata faktor pemicunya adalah human error.

Dampak dari musibah itu pun telah mengakibatkan banyak kerugian bagi Dahana, baik secara materil maupun non-materil. bahkan, seluruh aktivitas Dahana sempat diberhentikan oleh pemerintah. Pada 1994, dicabutnya hak monopoli produksi bahan peledak oleh Pemerintah Indonesia. Dengan demikian, munculah perusahaan-perusahaan baru yang menjadi kompetitor selain Dahana.

Jika ika dinilai secara logika dan psikologis, dua peristiwa tadi sudah pasti membuat Dahana terkapar, ditinggalkan para pegawai, dan berakhir dengan gulung tikar.

Namun hebatnya, di dalam tubuh Dahana justru diisi oleh orang-orang yang berjiwa pantang menyerah, bermental baja, dan pekerja keras. Berbagai cobaan tadi justru semakin menguatkan eksistensi perusahaan dalam industri bahan peledak, baik di dalam maupun luar negeri.

“Selalu ada hikmah di balik musibah”, begitu kaum bijak berkata. pukulan telak yang betubi-tubi malah menghantarkan Dahana menjadi perusahaan penyedia bahan peledak yang terintegrasi, terpercaya, dan terdepan. Perusahaan ini akhirnya berkembang dengan tidak hanya memproduksi dan menjual dinamit.

“PT Dahana bermetamorfosis menjadi perusahaan yang menjawab berbagai kebutuhan bahan peledak dan jasa-jasa pemanfaatannya. manajemen telah sukses mengubah turbulensi menjadi modal penting bagi PT Dahana dalam memenangi persaingan di tingkat nasional,” jelas Budi Antono.

Mengusung Transformasi

Reformasi perusahaan dimulai pada tahun 2002. Menurut Budi, tema yang diusung kala itu adalah “transformasi”. Bahkan, hingga kini PT Dahana terus menggelindingkan program tersebut. Tujuannya jelas dan pasti, makin mengukuhkan posisi perusahaan sebagai service provider yang terintegrasi, memperluas pasar, membangun aliansi strategis dengan para pemasok dan pelanggan, serta mendiversifikasi usaha.

Terkait dengan tipografi, sebagai institusi bisnis yang menjanjikan, PT Dahana terus mengembangkan serangkaian inovasi produk. Akan tetapi, hal tersebut sangat sulit diperoleh apabila perusahaan tetap berada di Kota Tasikmalaya yang notabene sudah banyak keterbatasan. Karena itu, munculah ide untuk memindahkan PT Dahana ke tempat yang lebih strategis dan mendukung perkembangannya di masa depan.

Singkat cerita, tahun 2012 dipilihlah Kota Subang sebagai “rumah baru” PT Dahana. Benar saja, di sini perkembangannya semakin melesat. PT Dahana menempati lahan seluas hampir 600 Ha dan menamainya energetic material Center (emC); sebuah  kawasan terintegrasi yang memproduksi macam-macam bahan peledak, seperti Dayagel Series, Dayadet, DANFo, dan DAbeX. bahkan, seluruh bahan peledak tersebut kini telah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang terdaftar di Kemenhumkam.

Tidak hanya itu, PT Dahana pun berhasil melakukan ekspansi produksi dengan membuat berbagai jenis bahan peledak untuk pertahanan. Beberapa di antaranya blast effect bomb, bomb P-100 Live, Dayagel Sivor, Dayagel military, dan roket r-Han yang tergabung dalam konsorsium roket Nasional.

Menurut Budi, kunci sukses yang diwujudkan oleh PT Dahana tersebut tentu saja melalui komitmen yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan agar terus tumbuh  dan berkembang. Salah satu di antaranya berada pada sumber daya manusia (SDM). Manajemen sangat yakin akan hal ini.

“Itulah sebabnya, meningkatnya kualitas SDM di PT Dahana akan dipastikan melalui rangkaian proses pelatihan dan pengembangan yang tidak pernah berhenti pada satu kali tahapan,” pungkas Budi. (A. Kholis)

Tinggalkan Balasan