Repost Majalah MATRA: Sindiran Pedas Ahmad Sahroni ke BUMN Tak Sponsori Formula E

Repost Majalah MATRA: Sindiran Pedas Ahmad Sahroni ke BUMN Tak Sponsori Formula E

MATRANEWS.id — Sindiran Pedas Ahmad Sahroni ke BUMN Tak Sponsori Formula E

Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee) Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni merespons pernyataan staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Ini terkait alasan perusahaan negara yang tidak ada yang menjadi sponsor Formula E Jakarta.

Arya dalam pernyataan resmi, menyebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak menjadi sponsor balapan Formula E Jakarta 2022 karena pihak panitia terlambat dalam memberi proposal.

Dengan dalih, BUMN tidak ada yang menjadi sponsor Formula E Jakarta 2022 karena proposal. Tawaran kerja sama sponsor acara dari panitia, baru masuk ke para BUMN sekitar sebulan sebelum balapan.

“Kementerian BUMN menerima informasi bahwa sebagian dari korporasi di bawah BUMN menerima proposal sponsorship dari panitia penyelenggara Jakarta E-Prix 2022 rata-rata sebulan, sebelum event itu diselenggarakan,” ujar Arya.

Jubir BUMN mengatakan, para perusahaan pelat merah biasanya menerima proposal kerja sama sponsor setidaknya tiga bulan sebelum acara. Bahkan, kadang harus setahun sebelum acara.

“Dengan demikian, ada waktu cukup untuk melakukan kajian. Sebelum akhirnya mengambil keputusan yang didasari oleh aspek bisnis dan kontribusi nilai sosial BUMN kepada masyarakat,” ucap Arya Sinulingga.

“Proposal dianggap terlambat mah bukan jadi debat,” ujar Sahroni, pemilik akun Instagramnya @ahmadsyahroni88 menanggapi komen sang jubir BUMN.

“Untuk Indonesia @kementrianbumn jangan salah tafsir. Event Formula E untuk Indonesia. We Love Indonesia,” tulis Sahroni.

“Maap nih BUMN tuh kan bagian dari Republik Indonesia kan yah? @kementerianbumn kami ga ngotot Minta tapi ngotot untuk jadi bagian Indonesia,” sambungnya.

Anggota DPR yang disebut crazy rich ini bahkan mengaku sempat “memelas” minta sponsor ke BUMN tapi berujung kecewa lantaran tak ada satu pun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang rela mensponsori Formula E.

Sahroni menyebut, BUMN seharusnya lebih aktif mengajukan penawaran tanpa perlu menunggu proposal dari panitia penyelenggara, mengingat Formula E Jakarta ajang balapan skala internasional.

“Kalau mau bergabung untuk event dunia, kan, harusnya lebih masif bertanya! Bukan karena proposal telat kasih,” ucap Sahroni, dalam pernyataan lugasnya.

“Toh BUMN sudah tahu ada event dunia kok dan saya sebagai ketua OC sudah bertemu langsung dengan pak Erick [Thohir] di kantornya,” ujar Sahroni, masih dalam nada kecewa.

Mengaku telah mengirimkan proposal ke Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN bisa menjadi sponsor.

Alasan Sahroni  sejak awal ingin agar BUMN menjadi sponsor balap mobil listrik yang akan berlangsung di Ancol pada Sabtu (4/6/2022), yakni demi kepentingan Indonesia sebagai bangsa dan negara.

“Saya melas untuk BUMN untuk ikut serta bahwa Indonesia ada untuk kegiatan Formula E. Ini bukan masalah duit tapi pride, bahwa BUMN hadir itu untuk Indonesia, bukan Anies atau Jakarta, tapi Indonesia. Setuju kan ya? Gua melas ke BUMN untuk Indonesia,” kata politisi Partai Nasdem ini saat meet and greet Formula E di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2022.

Sahroni mengatakan, partisipasi BUMN seharusnya bisa menjadi tanda. Bahwa Indonesia, hadir dalam ajang balap mobil listrik bertaraf Internasional itu.

Apa lacur, tak satu pun BUMN merespon. Ajang Formula E, balapan mobil listrik itu, hanya mendapatkan sponsor dari perusahaan swasta dan pihak luar negeri. Bahkan, panitia kena kewajiban membayar tagihan listrik normal.

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak sedikit pun men-suport, dengan memberi diskon harga listrik di ajang balap mobil listrik ini.

“BUMN tidak memberikan sponsor apapun. PLN untuk kelistrikan juga kami bayar Full,” kata Syahroni seakan menyindir Menteri BUMN.

Sang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mungkin terasa disindir, Erick Thohir pun menyampaikan dengan alasan lain. Bahwa, perusahaan pelat merah tidak menjadi sponsor dalam ajang balapan mobil listrik Formula E, karena ragam pertimbangan.

“Kita partisipasi di banyak tempat, ada G20, ada juga beberapa event yang sudah ditugaskan,” kata Erick saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (2/6/2022) malam, dilansir dari Antara.

 Wuzz, balapan mobil listrik di bawah bendera FIA berjalan dan lanjut terus. Tercatat, sudah ada 29 perusahaan swasta dan satu BUMD yang menjadi sponsor.

Mobil listrik itu saling berpacu di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Merujuk laman resmi Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E pada https://www.fiaformulae.com tercantum beberapa jenis sponsor, di antaranya sponsor utama, global, teknis hingga partner biasa.

  • Berikut daftar sponsornya;

1.Indosat Ooredoo Hutchison Powered by Ericsson (telekomunikasi)

2.MS Glow for Men (kosmetik dan jasa kecantikan)

Baca juga :  Prakonvensi RSKKNI Pembiayaan: OJK Kumpulkan Masukan dari Pemangku Kepentingan

3.Bank Artha Graha International (perbankan)

4.Erafone (distributor ponsel)

5.Electronic City (gerai toko elektronik)

6.Bank DKI (perbankan)

7.Discovery Hotel (hotel di Ancol)

8.J Water (air minum)

9.Paprika (komunikasi)

10.Grab (transportasi daring dan pesan antar makanan)

11.Realme (produsen smartphone)

12.PT Anugerah Utama Multifinance (jasa keuangan)

13.Teh Botol Sosro (produsen minuman teh kemasan)

14.PT Central Omega Resource Tbk (pertambangan dan investasi)

15.Walking Drum (kafe)

16.Coca Cola (produsen minuman berkarbonasi)

17Gulavit (produsen gula pasir)

18.Medika Plaza (klinik kesehatan)

19.Enesis (produsen minuman kesehatan)

20.Nescafe (produsen kopi)

21.Krisbow (distributor perkakas dan peralatan rumah tangga)

22.PT Proline Finance Indonesia (jasa keuangan)

23.Waste for Changes (pengeloaan sampah perkotaan)

24.PT Bank China Construction Bank Tbk (perbankan)

25.Hyundai (perusahaan otomotif)

26.Sony (produsen barang elektronik)

27.Samsung (produsen barang elektronik dan smartphone)

28.Sharp (produsen barang elektronik)

29.LG (produsen barang elektronik)

30.PT BMW Indonesia (perusahaan otomotif)

 

****

Kilas Balik Penyelenggaraan Formula E di Jakarta

Wacana Jakarta menjadi tuan rumah turnamen balap mobil listrik ini, bermula dari Gubernur DKI Anies Baswedan pada 2019.

Kala itu, Anies menyebut, hasil pertemuan dengan petinggi penyelenggara Formula E di New York, Amerika Serikat. Pertemuan yang membuahkan kesepakatan,  Jakarta siap menjadi tuan rumah Formula E 2020.

Sayangnya, hal itu terkendala oleh pandemi Covid-19. Dan, nama Jakarta yang sempat tidak masuk ke dalam kalender sementara Formula E. Penyelenggaraan Formula E di Jakarta pun harus mundur ke 2022, seiring penetapan FIA World Motor Sport Council dan ratifikasi kalender balapan musim ke-8 di Paris pada 15 September 2021.

Anies mengatakan, Jakarta ingin menjadi tuan rumah untuk menunjukkan, bahwa Ibu Kota mampu menyelenggarakan ajang internasional. Ia berharap ajang Formula E dapat terselenggara dengan sukses untuk menjaga nama baik Indonesia.

“Harapannya berjalan lancar sukses, nama baik Indonesia berada di dalam kancah dunia. Ini adalah kesempatan di mana dunia menyaksikan Jakarta, menyaksikan Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai, gelaran Formula E ini sekaligus menjadi pesan kepada dunia bahwa penduduk Jakarta ikut ambil tanggung jawab dalam mengurangi emisi karbon.

“Kami ingin bersihnya Jakarta, birunya langit Jakarta

sebagai penanda komitmen kita sebagai warga bumi yang bertanggungjawab,” kata Anies Gubernur DKI, yang digadang-gadang sebagai Kandidat Presiden RI di 2024.

                                                     ****

Sisi Lain Ketua Pelaksana Formula E 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini kemudian menunjuk anggota DPR RI Ahmad Sahroni sebagai Ketua Pelaksana Formula E 2022.

Anies menilai, Sahroni sebagai sosok yang berpengalaman dalam kegiatan balap internasional. Untuk diketahui, Sahroni kini menjabat ketua perkumpulan mobil listrik dan Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI).

Pria yang lahir di Tanjung Priok pada 8 Agustus 1977 tersebut mengawali kariernya dari nol hingga dikenal sebagai “crazy rich” Tanjung Priok. Kisah hidupnya, disebut lakon bak drama korea (drakor).

Ahmad Sahroni sendiri tetap santun, walau diledek kisahnya mirip pencitraan. Ia pun mengatakan bahwa kesuksesannya yang diraih tidaklah mudah. Anggota DPR RI itu mengaku kepahitan sudah berhasil dilewati,  menjadi lebih baik saat ini.

Bukan lahir dari keluarga yang memiliki privilege tinggi. Tapi, “Ada proses hidup” yang ia rasakan. Bagaimana  tumbuh dari keluarga sederhana. Pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu, yang bisa simsalabim mengurangi beban ekonomi keluarga.

Dulunya hanya anak kecil yang bekerja sebagai ojek payung. Sahroni menjadi saksi cerita miris. Saat warung nasi padang milik ibunya digusur. Hingga kemudian, untuk membantu situasi diri dan keluarganya, ia bekerja serabutan.

Saat SMP mulai bekerja sebagai tukang semir sepatu. Bahkan, saat hujan, Ahmad Sahroni melihatnya sebagai peluang rezeki karena bisa menawarkan jasa ojek payung.

Perjuangannya di terminal peti kemas Tanjung Priok adalah bagian lain. Sempat juga jadi supir antar jemput anak sekolah. Sebagai supir sementara, berarti tak ada penghasilan tetap. Bayaran yang diterima, hanya akan diberikan ketika jasanya sedang dibutuhkan saja.

Awan terang memayungi harapan, tatkala berjingkat peruntungan ke awak kapal pesiar. Bekerja sebagai tukang cuci peralatan masak di kapal yang berlayar. Selama tiga bulan hinggap ke cruise di Miami Florida dan Atlanta Amerika Serikat. Di tengah laut, ia harus bekerja selama 11 jam sehari.

Sempat menjadi waiter di China Town. Harapan yang tak berkesudahan, membuatnya pada tahun 2000, Roni balik ke Indonesia. Kembali kerja pada seorang bos perusahaan BBM yang mengisi bahan bakar khusus kapal. Ia pun kembali menderu-deru di keramaian jalan, jadi supir pengganti di sebuah perusahaan itu.

Baca juga :  Bambang Widjojanto (Mantan Wakil Ketua KPK): "Ada Alternatif Penyelesaian Sengketa, Selain Pengadilan."

Bedanya, ia punya tekat mulai mempelajari cara main dari bisnis tersebut. Mungkin pengalaman yang membuat semangatnya berbeda, Kegigihan dan kejujurannya menjadikan tiket dirinya dipercaya si bosnya.

“Saya itu, awalnya hanya sopir pribadi di perusahaan yang bergerak di sektor Bahan Bakar Minyak (BBM). Nah, bos saya ini seringnya menjalankan bisnisnya via telepon di dalam mobil,” Sahroni bersaksi.

“Jadi, saya sambil nyupir itu sambil mendengarkan dan belajar dari ucapan yang beliau keluarkan di telepon itu,” ujar Ahmad Sahroni tentang dirinya yang tumbuh di masa sulit, tapi punya keinginan kuat belajar.

Nyali ingin memutar keadaan dari yang tadinya miskin dan tidak dihormati, tekatnya jadi lebih baik demikian membuncah. Sahroni merasakan betul tidak enaknya jadi orang kecil, namun ia ikhlas saja menerima keadaannya.

Berkemauan besar untuk bekerja apapun itu, di perusahaan barunya ini, ia berhasil mendapat kepercayaan. Saat dirinya ditugasi kerjaan, tak pilih pilih. Hingga kemudian berhasil dengan tugas baru, yakni permintaan bosnya, antara lain, menagih hutang yang dimiliki rekan kerja bosnya tersebut.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Ahmad Sahroni pun naik jenjang karir dari karyawan baru, kemudian manajer, lalu berhasil berada di kursi direktur. Di posisi puncak itulah, dirinya banyak ditawari oleh teman maupun perusahaan lain untuk memimpin sebuah perusahaan.

Di tahun 2004, Ahmad Sahroni memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dan memulai jalannya sendiri sebagai pengusaha. Bersama kawan-kawannya ia membuka bisnis “jual beli” bahan bakar kapal yang dilakukan di bawah pohon.

Hingga sampai akhirnya, setelah kurang lebih delapan tahun ia berhasil memiliki perusahaan BBM sendiri. Dia pun diuntungkan karena sudah memiliki banyak mitra, karena sebelumnya pernah menangani langsung lewat perusahaan bosnya.

Lambat laun, bisnis tersebut akhirnya membawa Ahmad Sahroni ke tahap-tahap lain yang merubah hidupnya menjadi lebih baik. Bisnisnya yang berawal dari penjualan minyak, kemudian melebar ke ranah properti dan investasi mobil.

Bahkan jual-beli jam tangan mewah pun juga dia lakoni dalam beberapa tahun terakhir. Pemikiran pria yang pernah main film berjudul Before I Met You ini, yakin dan berkemauan keras, untuk mengangkat kondisinya agar bisa lebih baik dari hari ke hari.

Ia juga belajar dari pengalaman dan masalah yang dihadapinya. Semasa merintis pekerjaan kecil hingga besar. Bagaimana melakukan sesuatu bukan hanya mencari uang atau senang-senang, tapi juga mempelajari peluang dan bisnis di situ.

Meniti karirnya dengan gigih. Dia pun menceritakan proses hidupnya yang kini membawa dia di titik kesuksesan. Tak langsung mulus memang. Pria yang punya prinsip kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas itu sempat juga mengalami satu babak yang menguji hidupnya. Yakni, ketika dua kali ditipu oleh kawan sendiri.

Dengan iman ia berjalan. Sudah menjadi prinsip, jangan suka ambil milik orang lain. Hingga kemudian, sang kawan penipu itu harus merasakan dinginnya bui. Sahroni terus berjalan dalam prinsip itu, bahwa jika ingin rezeki mengalir dengan baik, maka harus dengan usaha yang baik pula dan bisa dipercaya.

“Saat gagal saya enggak dipercaya teman, di-bully, disepelein, pokoknya segala macam saya rasakan. Kuatkan mental, kalau mental enggak kuat, lebih baik bisnis yang skala kecil saja dulu,” ungkap penyuka mobil klasik ini.

Mengaku sering berdoa setelah salat, tahajud, dan yasinan agar menjadi orang kaya. Bermimpi selalu Sahroni sering kali mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pemimpi besar. Dulu ketika masih belum seperti sekarang, pria yang bernaung di Partai Nasdem ini selalu memimpikan hal-hal yang ia dapatkan sekarang.

Setelah semua hal bisa ia dapatkan, Sahroni pun tak lantas berhenti bermimpi. Dalam sebuah kesempatan ia bahkan mengatakan bermimpi menjadi presiden. Dalam sebuah sesi tanya jawab melalui Instastory, seorang follower bertanya soal filosofi hidup apa yang membuat seorang Sahroni bisa sukses sampai sekarang.

Dengan singkat pria ini menjawab “Bermimpi selalu”. Jika ditanya kenapa harus bermimpi besar, Sahroni sering menjawab: “Karena mimpi itu tidak bayar”.

Setelah menjadi pengusaha sukses, memang akhirnya dia terjun ke dunia politik. Bergabung dengan Partai NasDem, tentunya ingin meraih “mimpi” lain . Di partai itu, Roni menjabat sebagai Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sejak 2019 sampai sekarang.

Mantan pengurus di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta dengan jabatan sebagai Bendahara DPW (2013–2014) dan Ketua DPW (2014–2015).

Sebagai politisi, dia akhirnya berkesempatan duduk di kursi anggota dewan. Sahroni jadi anggota DPR RI dua periode sejak 2014 untuk wilayah DKI Jakarta III. Lebih spesifik dia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI tahun 2019 – 2024.

Baca juga :  Kominfo: Aplikasi PeduliLindungi Aman dari Phising dan Malware

Tak hanya olahraga, dia juga sangat menyukai bidang otomotif. Buktinya dia punya banyak mobil dengan berbagai brand mahal serta motor gede.

Tak sekadar hobi sendiri, beberapa organisasi dan perkumpulan akhirnya didirikan dan ikuti. Antara lain menjadi pendiri dan Presiden Brotherhood Club Indonesia, Pembina Indonesia Karate-Do (INKADO), Presiden Mclaren Club Indonesia (MCI), Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI), dan Pembina Motor Besar Indonesia (MBI).

Yang membuat kagum, suami dari Feby Belinda ini family man banget. Punya punya dua anak, ia sering memanjakan keluarganya dengan travelling ke luar negeri hingga membeli barang-barang branded.

Tak hanya dengan keluarga kecilnya, Sahroni juga dikenal sangat berbakti dengan sang ibu. Bahkan salah satu alasannya tak mau meninggalkan Tanjung Priok karena ingin dekat dengan sang ibu yang sudah menemaninya dari nol hingga sukses seperti sekarang.

****

 

Siapa sangka, anggota DPR ini disebut sosok yang memborong tiket Formula E sebesar Rp1,2 miliar. Total tiket yang dibeli adalah 640 lembar. Seluruh tiket ini dibagikan kepada rekanan dan timnya yang sudah sejak lama membantunya sejak 2013.

“Saya mengatakan benar, saya beli tiket around Rp1,2 miliar. Kenapa? Saya punya tim saja, tim nih, tim sendiri dari jaman 2013 itu 640. Bayangin 640 orang itu gue beliin semua,” ujar Sahroni tentang tiket yang ia beli merupakan kategori VVIP Royal Suite yang dijual dengan harga Rp10 juta, lalu Grandstand satu tiketnya Rp750 ribu, dan Circuit Festival selembarnya Rp250 ribu.

Kendati demikian, pria yang dijuluki Crazy Rich Tanjung Priok ini menyebut tiket Formula E terjual habis atau sold out bukan karena ia, yang memborong tiketnya. Pasalnya dari sekitar 52.250 kursi yang disediakan, tiket yang dibeli hanya sebagian kecil saja.

“Artinya kalau akhirnya dibilang ‘ya wajar sold out’ enggak sebanding, ini bukan acara Kelurahan yang gue beli semuanya, sold out,” jelas Ahmad Sahroni

Selain itu, ia menyebut tindakannya memborong tiket Formula E bukanlah sebagai sponsor balapan. Ia mengaku melakukannya sebagai bentuk kepedulian pada acara yang membawa nama baik bangsa.

“Ini bagian dari tanggung jawab bahwa ikut memberikan kebanggaan untuk Indonesia. Jadi nilai Rp1,2 miliar adalah bagian dari ikut serta gue sebagai penanggung jawab dan ikut serta mengbanggakan indonesia,” pungkasnya.

Diketahui, Arena penonton dibagi ke empat jenis, di antaranya , yakni Ancol Festival, Circuit Festival, Grandstand, serta VIP and VVIP.

Untuk zona Ancol Festival dijual seharga Rp250 ribu. Pembeli tiket ini menonton balapan tidak dalam arena sirkuit, melainkan melalui layar LED di tiga titik untuk menonton gelar balapan.

Di lokasi juga tersedia berbagai booth makanan dari UMKM dan pelaku usaha makanan yang bekerja sama. Terdapat tiga titik konser di zona inj, yakni Electric Stage di Dufan, Vibran Stage di Lumba-lumba, dan Suistainable Stage di Pantai Festival.

Untuk konser di Electric Stage diisi oleh Oslo Ibrahim, Oomleo, Kojekrapbetawi. Koser di Vibran Stage diisi oleh No Weekend, Transformer Elite Force, dan Wali. Lalu suistainable Stage diisi oleh Padi Band, The Couch Club, Payung Teduh.

Zona selanjutnya, Circuit Festival yang terletak di sisi timur sirkuit ini dijual seharga Rp450 ribu. Konser musik di lokasi ini bernama Bravery Stage atau arena podium yang diisi oleh NoNation Band, Gigi Band, dan DJ Putri Una.

Selanjutnya, zona Grandstand dijual seharga Rp750 ribu. Area Grandstand disediakan tribun yang tersebar di delapan titik sepanjang sirkuit.

Pembeli tiket bisa dengan bebas masuk dan nonton konser di zona Ancol Festival dan Circuit Festival. Terakhir, zona VIP dan VVIP dibagi ke lima lokasi, yakni Ombak Laut Suite dengan harga tiket Rp2 juta, Jimbaran Suite dengan harga tiket Rp3 juta, Segarra Suite dengan harga tiket Rp3 juta, Jakarta Deluxe Suite dengan harga Rp7,5 juta, dan Jakarta Royal Suite dengan harga Rp10 juta.

Di area Ombak Laut Suite, terdapat konser musik yang diisi oleh Parade dan DJ Helena. Konser musik di area Jimbaran diisi oleh D’Neighbour dan DJ Freya. Sementara, konser musik di Segarra Suite diisi oleh NU Chapter Band dan DJ Kristien.

***

BACA JUGA: majalah MATRA edisi Juni 2022, klik ini 

Tinggalkan Balasan