Sejarah Mencatat Tiga Kepala BNN di Rakernas BERSAMA

Putera Astaman dan Heru Winarko

MATRANEWS.id — Di tengah kesibukan, melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

“Saya prioritaskan hadir di Rakernas BERSAMA,” ujar Komjen Pol (Drs) Heru Winarko SH, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) periode sekarang.

Heru menyebut LSM BERSAMA, adalah kumpulan dari orang hebat, lembaga swadaya masyarakat pilihan yang berkomitmen terhadap nasib anak bangsa.

LSM khususnya, di bidang cegah narkoba, dari sejak penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971.

Saat itu, “darurat narkoba” disikapi dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN).

Untuk diketahui, organisasi BERSAMA menjadi bagian untuk cegah narkoba, sebagai wadah koordinasi dan memfasilitasi, yang jaringannya juga sudah meng-internasional.

BERSAMA diakui Badan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan bagian dari IFNGO (Federasi Internasional organisasi non Pemerintah).

Sejarah juga pernah mencatat, ada LSM anggota BERSAMA menerima penghargaan dari UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime). RIDMA Foundation menerbitkan majalah HealthNews, sebagai satu-satunya majalah gaya hidup sehat dari Indonesia yang konsen menggelorakan semangat anti narkoba.

Asri Hadi, yang seorang dosen dan jurnalis ini berhasil mengumpulkan aktivis anti narkoba untuk terus mencegah narkoba masuk di kehidupan anak bangsa, hingga ke desa.

“NGO dan Goverment memang harus terus bersinergi,” ujar Asri Hadi, ketua Pelaksana dari Rakernas, yang bangga bisa menghadirkan tiga kepala BNN, dalam sebuah momen.

Ahwil Lutan Kepala BNN pertama, yang masih berpangkat Major Polisi dan bertugas di Mabes Polri memberikan penyuluhan dari kampung ke kampung tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba.

Jenderal Ahwil juga sebagai Pemred HealthNews, diapresiasi dan menerima langsung penghargaan dari pimpinan UNODC, yang dari New York sengaja datang ke Jakarta.

Komjen Ahwil Lutan ketika itu menjadi Badan kordinasi dan belum ada dana dari APBN sendiri. Tapi, dengan kelincahannya dapat mensinergikan semua organ di masyarakat, dari ibu rumah tangga hingga aktivis di  Lembaga Swadaya Masyarakat dan pemerintah untuk cegah narkoba.

Masih menurut kesaksian Asti Hadi, wajar jika Ahwil Lutan masih tetap bertugas di BNN sebagai Koordinator Staf Ahli BNN.

“Karena pak Ahwil orang yang komitmen punya track bagus dalam masa hidupnya, termasuk ketika di kepolisian. Pengalaman dan jenjang karir beliau dibidang pemberantasan Narkoba sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia,” ujar Asri Hadi.

Sedang Anang Iskandar, demikian yang dituturkan Asri Hadi sebagai moderator. “Beliau sebagai kepala BNN periode 2012-2015. Adalah sosok yang memiliki legacy sebagai jenderal yang  komit menulis di media massa dan kerap menjadi saksi ahli di pengadilan atau turun mensosialisasikan pentingnya rehabilitasi,” tuturnya.

Bagaimana sebaiknya,  setiap pengguna pertama penyalahgunaan narkoba harus direhabilitasi bukan dihukuman penjara.

Hal itu tertuang dalam UU 35 tahun 2009 tentang Narkoba, demikian dikatakan di setiap momen dirinya sebagai coach atau mantan aparat, bahwa pecandu sebaiknya direhabilitasi.

Dibalik Sejarah Mencatat Tiga Kepala BNN Di masanya, Hadir Bersama Peserta Rakernas.

Dalam Rakernas ini, peserta yang jumlahnya sekitar 120 itu — terdiri dari 100 orang utusan dari 30 organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang pencegahan, rehabilitasi, bahaya penyalahgunaan narkoba dan 20 orang pengurus pusat Organisasi BERSAMA.

Mereka mendapat pembekalan dari Kementrian Pariwisata & Ekonomi kreatif,  Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan dan Kepala BNN RI. Juga dari Pimpinan Kowani dan DNIKS (Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial), sebagai Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Tingkat Nasional.

“Semangat relawan yang terus bergandengan tangan baik antar organisasi sosial maupun dengan pekerja profesional di bidang pencegahan penyalahgunaan Narkoba, perlu terus dipertahankan,” ujar Putera Astaman, Ketua Umum BERSAMA saat ini.

Acara Rakernas ditutup oleh wakil ketua umum BERSAMA Irjend (Purn) Prof Dr Hadiman SH MBA, yang juga mantan Ketua BERSAMA. Maka, obrolan peserta Rakernas mengalir pada momen yang akan terjadi di Desember 2020 nanti, yakni Munas BERSAMA.

Bisik-bisik di antara peserta jelang pulang, tiga jenderal BNN itu, kiranya pas jika dipilih sebagai Ketua BERSAMA di masa datang.

Akankah itu terjadi?

Yang jelas, panitia hingga Ketua Panitia Rakernas BERSAMA tak mau berbicara kandidat orang nomer satu di organisasi kumpulan dari orang-orang hebat dan NGO anti narkoba itu, yang akan diputuskan pada akhir tahun ini.  “Off the record” atau jawabnya, “No Comment dulu.”

Tinggalkan Balasan