Siklus Moneter

Siklus Moneter

MATRANEWS.id —  Kehidupan kita sangat dipengaruhi oleh siklus. Apakah siklus musim, siklus waktu, siklus kesehatan, siklus kehidupan. Tidak ada yang bisa terlepas dari siklus.

Bagaimana dengan siklus keuangan?

Mari kita rinci:

Musim panas

Kita bisa mulai dari musim panas, di saat semua orang merasakan hangatnya sinar matahari. Sebagian besar menikmati musim panas dengan liburan, membeli gadget kesukaan, dan sebagainya.

Sebagian besar sayang mengeluarkan uang cash, sebaiknya kredit, toh ada uang.

Dan ini, dilakukan oleh mayoritas orang. Saat uang berlimpah, semua orang beli properti. Menariknya saat properti sedang melambung, permintaan menjadi sangat tinggi karena “musim panas” uang mudah di cari.

Sementara kaum minoritas, memanfaatkan waktu musim panas dengan melayani kamu mayoritas yang sedang “menikmati” hidup.

Mereka tidak membeli properti atau saham saat orang di luar sana berlimpah uang. Harga properti pasti naik karena yang punya uang ingin membeli properti saat sedang menanjak.

Musim gugur

Di berbagai area adalah musim yang sangat cantik. Buah-buah masak, panen raya tiba. Namun daun berguguran, mengering dan sangat merepotkan.

Kaum mayoritas yang baru pulang dari liburan, tidak sempat mempersiapkan panen. Mereka justru baru memulai usaha mereka.

Sebagian mendapat panen berupa bonus dari perusahaan. Yang baru memulai bisnis mengagunkan properti mereka untuk mendapat uang.

Kaum minoritas, memanen dengan sigap dan mencari target market yang tepat. Tidak membiarkan hasil panen tertunda tidak terjual.

Baca juga :  Kolom Rhenald Kasali: "Uang atau Meaning?"

Mereka fokus menimba ilmu, mempersiapkan winter, musim dingin yang panjang. Mereka mengikuti seminar, baca buku, workshop, membuat perencanaan.

Musim dingin

Musim yang rasanya tidak pernah berakhir. Kaum mayoritas tidak mempersiapkan adanya winter, bisnis baru di mulai, belum sempat panen sudah terkena krisis.

Kaum mayoritas tidak memiliki lumbung-lumbung penyimpanan makanan yang di persiapkan di musim gugur, saat panen tiba.

Akhirnya mencari pinjaman ke bank atau pribadi. Kamu mayoritas yang frustrasi akan lebih diam, tidak bergerak, semakin lambat.

Kaum minoritas, sangat menikmati winter.

Bagi mereka yang cukup memiliki tabungan, bisa keluar ke daerah yang sedang summer. Sebagian dari mereka melihat peluang lain.

Bagi kaum minoritas yang punya uang cash, mulai membantu kaum mayoritas berupa pinjaman lunak atau keras.  Uang kaum minoritas mulai berbunga.

Musim semi

Musim yang melegakan, ternyata musim dingin bisa berakhir juga. Memulai babak kehidupan baru. Menanam kebaikan, keburukan akan di tuai pada masanya nanti.

Kaum mayoritas masih terengah-engah, hutang-hutang jatuh tempo harus dibayar. Penghasilan mulai ada tapi tidak bisa punya tabungan karena hutangnya banyak. Mulai menjual aset yang tersisa termasuk bisnis.

Kaum minoritas menagih hutang, bersemangat dengan hidup baru. Sikap dan mental kaum minoritas sangat logis. Tidak emosional.

Bagaimana mental dan perilaku Anda? Ikut minoritas atau mayoritas? Bagaimana Anda tergantung pada pilihan Anda sendiri!

Baca juga :  Whitelist Media Digital Indonesia di 2022 ini

 

Tinggalkan Balasan