Hukum  

Survei RIDMA Foundation: Masyarakat Menaruh Harapan Presisi Polri

Survei RIDMA Foundation: Masyarakat Menaruh Harapan Presisi Polri

MATRANEW.id — Dalam rilisnya, Direktur RIDMA Foundation, S.S Budi Rahardjo, menjelaskan bahwa survei dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat akseptabilitas calon Tunggal Kapolri di mata masyarakat.

Sekaligus untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program atau gagasan yang dibawa oleh Komjen Listyo Sigit Prabowo yang menjadi calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo.

Budi menerangkan, bahwa pergantian Kapolri yang menjadi tema utama survei lembaganya dianggap menjadi momentum penting untuk mereformasi lembaga kepolisian secara lebih sistematis dan terencana.

Mengingat banyaknya pekerjaan rumah kepolisian dan masa jabatan Komjen Sigit yang relatif panjang hingga empat sampai lima tahun mendatang.

“Pergantian Kapolri jadi moment yang sangat penting karena banyak hal yang harus dilakukan oleh kepolisian dan masa jabatan Jenderal Sigit memungkinkan untuk melakukan banyak hal,” ujar Budi Rahardjo.

Lebih lanjut Budi menjelaskan masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap Jenderal Sigit yang dianggap mampu menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi oleh kepolisian.

Sebesar 92% masyarakat menganggap sosok Jenderal Sigit sangat mampu menyelesaikan persoalan keamanan dan ketertiban nasional yang menjadi tugas utama kepolisian.

Hanya 5 % yang ragu, 2% yang menilai tidak mampu, dan 1% tidak menjawab atau tidak tahu.

“Komjen Sigit dinilai mampu dan cakap menjadi Kapolri yang dapat menyelesaikan persoalan yang menjadi tugas utama kepolisian,” tutur Budi yang juga wartawan senior ini.

Baca juga :  Anang Iskandar: Ketua MA Tolong Penyalahguna Jangan Dijatuhi Hukuman Penjara

Terkait agama yang dianut oleh calon Kaporli, menurut survei RIDMA Foundation, masyarakat sama sekali tidak mempersoalkan agama sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan calon Kaporli.

Mayoritas masyarakat (93%) menganggap beragama Islam sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia bukan faktor yang dianggap penting dalam pemilihan Kapolri.

Masyarakat juga menilai kriteria yang penting dan harus menjadi pertimbangan utama adalah kecakapan (80%), rekam jejak (97%), dan profesionalitas (90%).

“Masyarakat Indonesia membuktikan dirinya memiliki sikap yang terbuka dan pluralis, buktinya masyarakat tidak mempersoalkan agama yang dianut oleh Kapolri yang berbeda dengan agama mayoritas, ini kemajuan dan catatan penting survei ini,” tegas Budi.

Survei RIDMA Foundtaion ini juga menemukan beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kepolisian yang dianggap penting dan mendesak oleh kapolri baru.

Kriminalitas yang meningkat belakangan paska pendemik covid19 menjadi persoalan terbesar (87%) menurut masyarakat, disusul narkoba (86%), terorisme dan ektrimisme (84%), korupsi (80%).

Masyarakat menilai sangat positif terhadap sikap Komjen Sigit yang akan menaruh kesetaraan hukum untuk semua sebagai sikap yang harus diapresiasi.

Pernyataan sikap Jenderal Sigit yang akan memberlakukan hukum sama tajam ke atas dan ke bawah sebagai sikap ksatria yang dibutuhkan saat ini.

Survei RIDMA Foundation (research, investigation and multimedia)  digelar pada 21-23 Januari 2021, sehari setelah fit and proper test digelar Komjen Listyo Sigit di oleh DPR RI.

Baca juga :  Budi Waseso, Dirut Bulog Tolak Impor Beras

Masyarakat menilai program “Polri Presisi” yang digagas oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Komjen Listyo Sigit Prabowo, pada saat fit and proper test di komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dinilai tepat dan menjanjikan.

Program Polri Presisi yang berarti konsep kepolisian yang prediktif, responsibiltas, dan transparan berkeadilan dianggap sebagai konsep yang relevan dan bagus menghadapi tantangan yang dihadapi oleh kepolisian mendatang.

Masyarakat juga menilai sosok Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai sosok yang tepat menggantikan Kapolri Jenderal Idham Aziz yang sudah memasuki masa pensiun Februari mendatang.

Demikian kesimpulan hasil survei Ridma Foundation yang dirilis kepada media, Senin (25/01/2021).

Metode survei opini masyarakat ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang dilakukan melalui wawancara telepon.

Survei dilakukan dengan stratified random sampling diklaim memiliki derajat kepercayaan 95% dengan margin of error 2,7%.

Dalam penutupnya, Budi Raharjo mengatakan masyarakat menaruh harapan besar sosok Kapolri baru mampu bertindak adil dalam menegakan hukum kepada masyarakat.

 

Tinggalkan Balasan